Tanya Jawab Mengenai HIV/AIDS

Di bawah ini ada beberapa pertanyaan yang sering membayangi kita seputar HIV/AIDS yang mungkin berguna bagi pembaca sekalian.

1). Mengapa penularan HIV paling mudah pada pria homoseksual?
Faktor risiko seksual yang paling besar untuk infeksi HIV adalah hubungan seks reseptif/pasif anal. Hal ini disebabkan karena mukosa rektum lebih tipis daripada mukosa vagina, hingga mudah terjadi luka. Melalui luka ini HIV yang berada dalam semen (sperma) masuk ke dalam aliran darah. Selain pria homoseksual, pada wanita heteroseksual yang melakukan hubungan seks anal, insidens infeksi HIV dua kali lebih tinggi daripada yang tidak melakukan hubungan seks anal.

Pada pria homoseksual yang melakukan hubungan seks insertif/aktif anal, risiko infeksi HIV lebih kecil daripada yang reseptif/pasif anal. Pada mereka penularan HIV terjadi karena HIV yang berada dalam darah yang keluar dari luka-luka di rektum, masuk tubuh melalui uretra yang meradang karena penyakit menular seksual, atau melalui lesi pada penis.

2). Apakah seorang lesbian bisa ketularan HIV?
Seorang lesbian bisa ketularan HIV, karena suntikan obat bius intravena dengan jarum sumac yang dipakai bergantian dengan orang lain. Penularan selanjutnya ke partner lesbiannya terjadi, bila partnernya melakukan cunnilingus (hubungan seks oro-genital). Selain cunnilingus lesbian juga melakukan masturbasi bersama, kadang-kadang dengan alat permainan seks, yang dapat menyebabkan perdarahan dan penularan HIV.

3). Apakah HIV dapat ditularkan melalui ciuman mulut dengan mulut?
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa HIV lebih jarang ditemukan dalam saliva daripada dalam darah. Selain itu eksperimen-eksperimen lain menunjukkan, bahwa saliva mengandung zat-zat yang menginaktivasi HIV in vitro. Sampai sekarang belum terbukti, bahwa ciuman mulut dengan mulut dapat menularkan HIV. Walaupun demikian, deep kissing dengan kemungkinan perdarahan kecil akibat gigitan, sebaiknya tidak dilakukan, karena teoretis mengandung risiko penularan.

4). Apakah HIV dapat ditularkan melalui nyamuk?
Nyamuk tidak menularkan HIV karena :
a) HIV tidak berkembang biak dalam sel nyamuk
b) HIV tidak bermigrasi dari usus ke kelenjar liur nyamuk
c) Jumlah darah dan jumlah HIV yang dihisap nyamuk terlalu sedikit.

Diperkirakan bahwa untuk menimbulkan infeksi HIV diperlukan paling sedikit 0,1 ml darah.
Bukti epidemiologis bahwa nyamuk tidak menularkan HIV, ialah :

a) Distribusi umur dan jenis kelamin dari orang-orang yang terinfeksi HIV di Afrika khas untuk penyakit menular seksual. Bila nyamuk menularkan HIV, insidens pada anak dan orang tua akan sama atau lebih tinggi dari pada orang-orang yang berumur 20-40 tahun.

b) Orang-orang yang hidup serumah dengan seorang yang terinfeksi HIV tidak terinfeksi, kecuali suami/isteri atau anak dari ibu yang terinfeksi HIV.

5). Gejala-gejala apa yang mencurigakan AIDS?
Pertama-tama perlu diingat bahwa kasus-kasus AIDS terutama ditemukan pada orang-orang dari kelompok risiko tinggi, yaitu pria homo dan biseksual, pecandu obat bius intravena yang menggunakan jarum/alat suntik secara bergantian, penderita hemofilia yang sering mendapat transfuse faktor VIII dan IX, penerima transfusi darah atau komponen darah, wanita dan pria tuna susila, orang heteroseksual dengan banyak mitra seksual, partner seksual dari orang-orang tersebut di atas dan anak yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV.

Pada orang dewasa AIDS dapat diduga bila terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan paling sedikit satu gejala minor, tanpa sebab imunosupresi lain yang diketahui, seperti kanker, malnutrisi atau penyebab lain.

Gejala mayor  AIDS :
a. penurunan berat badan lebih dari 10%
b. demam lebih dari satu bulan (intenmiten atau kontinu)
c. diare kronik lebih dari satu bulan.

Gejala minor AIDS :
a. batuk lebih dari satu bulan
b. dermatitis pruritik generalisata
c. herpes zoster rekuren
d. kandidiasis orofaring
e. herpes simplex diseminata yang kronik, progresif
f. limfadenopati generalisata

Terdapatnya sarkoma Kaposi generalisata atau meningitis cryptococcus saja sudah cukup untuk diagnosis AIDS. Diagnosis kemudian perlu dikonfirmasi dengan tes ELISA dan Western Blot.

6). Mengapa sampai sekarang belum ada vaksin untuk infeksi HIV?
Usaha untuk membuat vaksin yang efektif terhadap HIV mengalami beberapa kesulitan.

a) Sampai sekarang belum ditemukan komponen virus yang merangsang imunitas yang protektif pada manusia.

b) Tidak ada binatang percobaan untuk menyelidiki infeksi HIV dan AIDS. Chimpanzee binatang satu-satunya yang dapat ditulari oleh HIV. Pada binatang ini terjadi infeksi khronis dan respons imun yang mirip dengan yang terjadi pada manusia, tetapi tidak terjadi penyakit AIDS.

Oleh karena itu chimpanzee dapat dipakai sebagai model untuk mengembangkan vaksin yang mencegah infeksi HIV, tetapi tidak dapat dievaluasi apakah vaksin ini dapat mencegah penyakit AIDS pada orang yang sudah terinfeksi. Selain itu kesulitan untuk mendapatkan binatang ini dan biaya, perawatan yang tinggi menyebabkan binatang ini kurang ideal.

c) Evaluasi efektivitas suatu vaksin mempunyai beberapa kesukaran, yaitu :

1). Tidak ada indikator dari imunitas protektif, karena tidak ada korelasi antara pembentukan atau menurunnya imunitas dan permulaan atau progresi penyakit.

2). Lamanya waktu antara permulaan infeksi HIV dan tim timbulnya gejala-gejala penyakit AIDS.

3). Karena kelompok vaksin maupun kelompok plasebo diinstruksikan untuk mencegah infeksi HIV, waktu yang diperlukan untuk membuktikan efektivitas vaksin akan lama.

Disadur Dari : Cermin Dunia Kedokteran No. 75, 1992

Tulisan terkait