Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Pada konsepsi, yakni menyatunya sperma dengan telur, terbentuk sel yang demikian kecilnya hingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Produk penyatuan tersebut diberi nama janin. Pada hari-hari berikutnya janin tersebut tumbuh hingga berat dan panjangnya bertambah.

Pertumbuhan adalah pertambahan berat dalam ukuran fisik, akibat berlipatgandanya sel dan bertambah banyaknya jumlah zat antar sel. Disamping itu terdapat pula proses diferensiasi dan pematangan. Sel-sel makin hari makin banyak dasn membentuk organ-organ dengan fungsi tertentu, seperti jantung, hati, ginjal, saluran pencernaan (lambung dan usus-usus), peru-paru dan sebagainya. Diferensiasi dan pematangan ini disebut dengan perkembangan.  

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi pada janin adalah :
1). Faktor keturunan atau bawaan
Faktor ini menentukan cepatnya pertumbuhan, bentuk janin, diferensiasi dan fungsi organ-organ yang dibentuk. Faktor keturunan merupakan kunci penentuan ukuran tinggi badan yang dapat dicapai seseorang tetapi gizi sebagian besar menentukan eratnya hubugan dan potensi genetisnya. Makanan yang disalurkan oleh ibunya melalui plasenta (ari-ari) mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang potensi keturunan ini.

Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak ataupun sebaliknya. Plasenta bekerja sebagai usus ialah mengambil makanan berupa zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hidrat arang, zat lemak, zat  protein, vitamin dan mineral dan juga zat-zat immun ibu dapat masuk kedalam darah anak.

2). Gizi ibu yang kurang baik atau buruk
Gizi ibu yang buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda dapat menyebabkan kematian atau cacat janin. Diferensiasi terjadi pada trisemester pertama hidupnya janin, hingga kekurangan zat tertentu yang sangat dibutuhkan dalam proses diferensiasi dapat menyebabkan tidak terbentuknya organ dengan sempurna, atau tidak berlangsungnya kehidupan janin tersebut. Pertumbuhan cepat terjadi terutama pada trisemester terakhir kehamilan ibu. Maka kekurangan makanan dalam periode tersebut dapat menghambat pertumbuhannya, hingga bayi yang dilahirkan dengan berat dan panjang badan yang kurang daripada seharusnya.

3). Penyakit infeksi pada ibu yang sedang hamil
ibu yang sedang hamil dan mengidap infeksi dapat menyalurkan kuman-kuman infeksinya pada janin. Infeksi pada janin juga mempengaruhi pertumbuhan bayi. Dinegara-negara yang sedang berkembang, jika dibandingkan dengan negara-negara industri, lebih sering ditemukan janin yang meninggal dalam perut, bayi premature, bayi yang dilahirkan dalam keadaan kurus. Perbedaan ini disebabkan oleh kurangnya masukan makanan dan sering terdapatnya infeksi pada janin selama dalam kandungan.

Pertumbuhan pada janin dapat diketahui dari bertambahnya berat janin. Pertambahan berat janin akan memberikan dampak langsung terhadap pertambahan berat badan ibu, pertambahan berat ibu yang normal selama kehamilan akan melahirkan bayi sehat dan berat badan yang normal juga.

Diketahui bahwa ibu yang kenaikan berat badannya selama mengandung kurang dari 4,5 Kg menghasilkan bayi waktu lahir dengan berat 0,45 Kg lebih ringan dari yang bertambah beratnya 12,5 Kg selama mengandung. Secara ideal berat badan ibu harus bertambah 3,6 Kg selama 20 minggu pertama kemudian meningkat 0,45 Kg setiap minggu sampai mencapai kenaikan berat sebanyak 12,5 Kg.

Tiga bulan pertama kehamilan pertambahan berat minimal 1-2 Kg. Sesudah itu pertambahan berat berlangsung secara linear dengan rata-rata 350-400 gr perminggu. Dengan laju pertambahan berat pada akhirnya 10-12 Kg sampai waktu melahirkan. Selama tiga bulan, kedua bagian badan ibu berperan dalam penambahan berat yaitu volume darah bertambah , rahim dan payudara bertambah besar dan lemak-lemak cadangan meningkat.

Pada tahap ketiga penambahan berat itu disebabkan oleh penambahan kantung peranakan yang terdiri dari jaringan sendiri, plasenta dan cairan amniotic. Dari  kenyataan tersebut maka korelasi antara gizi ibu dan berat janin sangat nyata pada waktu akhir kehamilan. Kekurangan gizi akan mengurangi panjang bayi, lingkar kepala dan berat plasentanya.


Tulisan terkait