Semua makhluk hidup memerlukan tempat tumbuh untuk menunjang kehidupannya. Secara ekologis, alga merupakan phytobenthos berukuran makro yang memerlukan substrat sebagai tempat melekatnya. Substrat yang dapat digunakan sebagai tempat melekat adalah pasir, batuan karang, coral mati, tanaman lain, dan mungkin benda-benda padat yang kebetulan tenggelam di dalam laut. Alga melekatkan dirinya pada substrat dengan perantaraan organnya yang disebut dengan holdfast.
Berbeda dengan tumbuhan darat, alga tidak memerlukan struktur jaringan untuk menyokong tegaknya tubuh dalam air. Hal ini dimungkinkan karena air telah menyediakan daya apung yang membuat bagian-bagian tubuh alga dapat terangkat ke atas di dalam kolom air. Disamping itu, pada spesies alga tertentu ditemukan struktur organ menyerupai bola-bola kecil yang dapat menyerap udara dan berperan sebagai pelampung, sehingga bagian-bagian tubuh alga tersebut dapat terangkat ke atas untuk memaksimalkan penyerapan cahaya.
Dasar perairan biasanya terkait dengan tingkat kecerahan perairan. Perairan dengan dasar karang atau karang mati biasanya memiliki kejernihan air yang relatif baik. Hal ini cukup penting bagi berlangsungnya fotosintesis alga. Dasar perairan yang keras, kokoh dan kuat yang tidak dapat dipindahkan oleh gelombang atau pengaruh lain, seperti batu-batuan dan batu karang merupakan substrat yang baik bagi kehidupan alga yang merupakan bagian terbesar dari vegetasi laut.
Dasar perairan yang lemah dan gembur kurang baik bagi kehidupan alga, tetapi banyak dihuni oleh alga yang berukuran kecil. Dasar perairan yang berlumpur menyebabkan penetrasi cahaya rendah dan menempelnya lumpur pada alga. Keadaan ini menyebabkan efektivitas pemanfaatan cahaya menurun sehingga alga tidak dapat bertumbuh dan menyebabkan kematian dalam jangka waktu lama.