Pengaruh Salinitas Terhadap Kehidupan Alga

Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari garam anorganik yang terlarut di dalam 1 kilogram air laut sesudah semua bromin dan iodin digantikan dengan jumlah yang sama oleh klorin, semua karbonat dikonversi menjadi oksida dalam jumlah yang sama, dan semua bahan-bahan organik  teroksidasi pada suhu 4800C. Salinitas biasanya dinyatakan dalam satuan satu per seribu (0/00), tetapi dapat juga dinyatakan dalam milligram per liter (mg/L), miliequivalent per liter (meq/L), gram per kilogram (gr/kg), atau persen (0/0).

Salinitas di lautan berkisar antara 33 sampai dengan 38 0/00 dengan rata-rata 35 0/00. Muara sungai memiliki lebih banyak variasi salinitas dibandingkan laut.  Keadaan ini berubah secara temporer dalam tahunan, musiman, harian dan siklus tidal dan secara ruang menurut garis longitudinal, bujur dan lintang. Percampuran antara air sungai dan air laut, larutan berbeda secara signifikan ditinjau dari komposisi sifat fisik dan kimianya sehingga berpengaruh terhadap variasi suhu.

Salinitas merupakan salah satu parameter kualitas air yang cukup berpengaruh pada organisme dan tumbuhan yang hidup di perairan. Salinitas perairan yang ideal bagi lahan budidaya alga berkisar antara 28-34 permil, dimana salinitas optimumnya adalah 32 permil. Agar dapat tumbuh dengan baik, tekanan osmosis di dalam sel-sel alga harus sesuai dengan tekanan osmosis lingkungan perairan tempat hidupnya. Mengingat salinitas berbanding lurus dengan tekanan osmosis, maka tekanan osmosis sel-sel alga yang hidup di laut yang bersalinitas lebih tinggi menjadi lebih tinggi dibanding tekanan osmosis alga yang hidup di laut yang bersalinitas lebih rendah.

Kadar garam di samudra bebas kurang lebih 3,5 %, tetapi pada tempat tertentu menyimpang dari angka tersebut. Bila terjadi banyak penguapan maka kadar garam akan meningkat, tetapi bila terjadi pengenceran oleh adanya air tawar maka kadar garam menurun. Penurunan kadar garam tanpa disertai perubahan iklim menyebabkan perubahan populasi alga hijau, alga perang maupun alga merah. Secara umum akan terjadi penurunan pertumbuhan vegetasi, bahkan pada konsentrasi yang lebih rendah alga perang dan merah menjadi kerdil.

Terkait dengan pertumbuhan, maka salinitas yang ekstrim dapat menurunkan laju pertumbuhan alga secara tajam. Tingkat penurunan laju pertumbuhan ini bergantung juga kepada daya toleransi alga terhadap fluktuasi salinitas. Beberapa daerah yang perlu dihindari sebagai lahan budidaya alga laut adalah muara sungai. Daerah ini memiliki salinitas yang rendah dibandingkan dengan perairan laut yang tidak mendapatkan suplai air tawar. Bahkan pada musim hujan, pasokan air tawar yang masuk akan semakin banyak dan menurunkan nilai salinitas secara drastis. Hal ini berdampak kurang baik terhadap pemeliharaan alga laut.


Tulisan terkait