Ciri-Ciri Dan Morfologi Alga

Alga merupakan tumbuhan thallus yang tidak mempunyai akar, batang, daun, dan bunga. Struktur perkembangbiakannya hampir selalu bersel tunggal, jika ada yang bersel banyak setiap komponen sel membentuk satuan reproduksi baik sebagai zoospora maupun gamet. Alat reproduksi tidak memiliki lapisan luar yang terdiri atas sel-sel steril. Alga tidak pernah menghasilkan embrio, yaitu zigotnya tidak pernah berkembang menjadi tumbuhan muda yang bersel banyak ketika masih terbungkus oleh alat kelamin betina.

Alga makroskopis memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

1). Tubuhnya tersusun dari banyak sel

2). Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang belum dapat dibedakan dengan jelas antara akar, batang, dan daun.

3). Di dalam sel-sel tubuhnya terdapat pigmen penyerap cahaya yang berupa kloroplas atau kromatofor

4). Bersifat autotrof yang dapat menghasilkan zat organik dan oksigen melalui proses fotosintesis.

5). Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual

Struktur anatomi thallus untuk tiap jenis alga makroskopis berbeda-beda. Ada thallus yang memiliki percabangan dan ada pula yang tidak. Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berselang-seling), dan verticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama). Sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gellatinous), mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), dan berserabut (spongious).

Sebagian besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan sel-sel reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding sel alga adalah: selulosa, xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam alginate, protein, silikon, dioksida, dan CaCO3. Dinding sel alga tidak dibentuk oleh satu senyawa, tetapi merupakan matriks dari satu materi yang bergantian dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari lapisan-lapisan berbagai materi yang berbeda.

Semua golongan alga mengandung klorofil dan beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk karoten dan xantofil. Di samping pigmen tersebut di atas yang larut dalam pelarut organik, ada pula pigmen yang larut dalam air, yaitu fikobiliprotein, atau fikobilin. Pigmen ini terdapat dalam alga biru dan alga merah.

Walaupun alga tidak memiliki organ batang, akar, daun, dan bunga, namun bentuknya berkisar dari tumbuhan yang bersel tunggal (mikroskopik) sampai yang bersel banyak (makroskopik) yang sangat kompleks yang panjangnya mencapai 70 meter. Karena demikian besarnya kisaran bentuk alga, maka bentuk alga dapat dibedakan sebagai berikut.

1). Bersel tunggal, bersel tunggal yang dapat bergerak contohnya: Chlamidomonas, bersel tunggal yang tidak dapat bergerak contohnya: Chlorella, Synecoccus

2). Thallus bersel banyak, dibagi menjadi 5 bentuk sebagai berikut:

a). Koloni, koloni yang dapat bergerak contohnya Volvox, Pandorina.  Koloni yang kokoid yang tidak dapat bergerak contohnya Hydrodiction, Pediastrum.

b). Agregat, contohnya Palmella, Gloeocapsa

c). Filament, filamen yang bercabang contohnya  Ulothrix, Spirogyra. Filamen yang bercabang, contohnya Cladophora. Filamen yang heterotrikos, contohnya Chaelophora, Ectocarpus, Stigeoelonium. Parenkim semu contohnya Nemaliun.

d). Sipon, contohnya Briopsis, Vancheria.

e). Thallus Parenkim, contohnya Ulva, Porphyra, Panctaria.

Keragaman alga makroskopis relatif rendah dengan jumlah spesies sekitar 8.000 spesies. Walaupun alga makroskopis diketahui menyebar secara luas mulai dari perairan kutub sampai pada perairan tropis baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan, namun masing-masing spesies alga makroskopis memiliki daerah sebaran tertentu pada laut-laut di seluruh dunia.


Tulisan terkait