Rhodophyta (Alga Merah)

Rhodophyta memiliki thallus yang bersel banyak (multiseluler), hanya beberapa jenis yang bersel tunggal. Thallus mempunyai bentuk yang beranekaragam. Sel memiliki plastida yang mengandung klorofil a, d, dan pigmen fotosintetik lainnya yaitu xantofil, fikobiliprotein (fikoeritrin dan fikosianin). Jumlah kedua pigmen ini sangat banyak sehingga menutupi klorofil dan menyebabkan ganggang ini berwarna merah.

Semua pigmen berada dalam tilakoid kecuali fikobiliprotein yang terdapat pada bagian permukaan. Pigmen-pigmen ini dapat mengabsorpsi cahaya energi matahari yang kemudian cahaya itu ditransfer ke klorofil a, sehingga adanya pigmen ini mempunyai pengaruh langsung dalam proses fotosintesis.

Cadangan makanan berupa tepung floridae, yaitu suatu karbohidrat dalam bentuk butiran-butiran kecil yang tersimpan dalam sitoplasma dan di luar plastid. Pada beberapa alga juga terdapat gula floridasida galaktosida dan gliserol.

Dinding sel terdiri dari selulosa dan polisakarida yang menyerupai lender. Polisakarida ini adalah agar dan keragenan yang menyusun 70% dari berat kering dinding sel. Komponen dinding sel ini sangat menarik dan memiliki nilai komersiil yang sangat tinggi sebagai bahan stabilizer.

Reproduksi pada jenis primitif secara aseksual, yaitu dengan cara membelah sel atau dengan spora, sedangkan reproduksi seksualnya belum banyak diketahui. Pada jenis-jenis yang lebih maju umumnya terdapat reproduksi aseksual dan seksual. Sel kelamin jantan dari alga ini tidak berflagel yang disebut spermatium. Spermatium ini secara pasif terbawa oleh arus air, kemudian melekat pada alat kelamin betina (karpogonium). Setelah itu inti dari masing-masing sel kelamin bersatu dan membentuk zigot.

Rhodophyta mempunyai satu kelas yaitu Rhodophyceae. Kelas ini mempunyai 2 anak kelas, yaitu anak kelas Bungioidae dan anak kelas Plorideae (Smith, 1955). Sebaran alga merah sangat luas, tetapi banyak terdapat di perairan beriklim sedang. Beberapa jenis alga ini terdapat di daerah sebaran pasang surut, tetapi pertumbuhan yang subur terdapat di daerah bawah-pasang surut.

Di perairan tropic alga ini umumnya terdapat di daerah bawah-litoral dimana cahaya sangat kurang. Mereka umumnya berukuran kecil. Sekelompok alga ini ada yang disebut Corallina,  yang menyadar kapur dari air laut. Alga ini terdapat di terumbu karang dan membentuk kerak merah muda pada batu karang dan batu cadas. Banyak alga ini yang mempunyai nilai ekonomis dan diperdagangkan yang dikelompokkan sebagai ekspor komoditi.

Di Indonesia tercatat 17 marga yang terdiri dari 34 jenis. Marga alga tersebut diantaranya sebagai berikut:

1). Acanthophora terdiri dari dua jenis yang tercatat, yakni A. spicipera dan A. muscoides. Alga ini hidup menempel pada batu atau benda keras lainnya. Jenis yang pertama sebarannya di Indonesia sangat luas sedangkan yang kedua sebarannya kurang meluas dan terdapat di tempat tertentu.

2). Actinotrichia (A. fragilis) terdapat di bawah pasang surut dan menempel pada karang mati. Sebarannya sangat luas terdapat pula di padang lamun.

3). Amansia (A. glomerata) tumbuh melekat pada batu di daerah terumbu karang dan dapat hidup melimpah di padang lamun.

4). Amphiroa (A. fragilissima) tumbuh menempel pada dasar perairan di rataan pasir atau menempel pada dasar substrat di lain di padang lamun. Sebarannya sangat luas.

5). Chondrcoccus (C. hornemannii) tumbuh melekat pada substrat batu di ujung luar rataan terumbu yang senantiasa terendam air.

6). Corallina belum diketahui jenisnya. Alga ini tumbuh di bagian luar terumbu yang biasa terkena ombak langsung. Sebarannya tidak begitu luas.

7). Euchema adalah alga merah yang biasa ditemukan di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan-setengah. Alga ini mempunyai thallus yang silindrik berdaging dan kuat dengan bintil-bintil atau duri-duri yang mencuat ke samping pada beberapa jenis. Thalusnya licin, warna alga ini ada yang tidak berwarna merah, tetapi hanya coklat-kehijauan kotor atau abu-abu dengan bercak merah. Di Indonesia tercatat empat jenis antara lain E. denticulatum (E. spinosum), E. edule, E. alvarezii (Kappaphycus alvarezii) dan E.serra.

8). Galaxaura terdiri dari empat jenis, yakni G. kjelmanii, G. subfruticulosa, G. subverticillata, dan G. rugosa. Mereka tumbuh melekat pada substrat batu di rerataan terumbu.

9). Gelidiella (G. acerosa) tumbuh menempel pada batu di daerah pasang hsurut atau bawah pasang surut. Alga ini muncul di permukaan air pada saat air surut dan mengalami kekeringan. Alga ini digunakan sebagai sumber alga yang diperdagangkan.

10). Gigartina (G. affinis=Carpopertis affinis) tumbuh menempel pada batu di pelataran terumbu, terutama di tempat-tempat yang masih tergenang oleh air pada saat air surut.

11). Gracilaria terdiri dari tujuh jenis, yakni G. arcuata, G. coronapifolia, G. folifera, G. eucheumioides, G. gigas, G. salicornia, dan G. verrucosa.

12).  Halymenia terdiri dari dua jenis , yakni H. durvillae dan H. harveyuna. Mereka hidup di luar batu karang di luar pelataran terumbu karang yang selalu tergenang air.

13). Hypnea terdiri dari yakni H. asperi dan H. servicirnis. Alga ini hidup di habitat berpasir atau berbatu, ada pula yang bersifat epifit dan penyebarannya luas.

14). Laurencia terdiri dari tiga jenis yang tercatat, yakni L. intricata, L.nidifica dan L. obtus. Alga ini hidup melekat pada batu di daerah terumbu karang.

15). Rhodimenia (R. palmata) hidup melekat pada substrat terumbu dan batu.

16). Titanopyra (T. pulchra) dijumpai sangat jarang. Jenis ini terdapat di perairan Sulawesi.

17. Porpyra adalah alga kosmopolitan. Marga alga ini  terdapat mulai dari perairan tropik sampai daerah subtropik, tetapi persebaran tegaknya sangat terbatas. Pada umumnya alga ini terdapat di daerah litoral, hidup di atas batu karang pada pantai yang terbuka serta bersalinitas tinggi. Meskipun demikian ada pula yang menyukai daerah muara sungai dengan pantai yang agak terlindung serta salinitas perairan yang relatif rendah, yaitu Porpyra tenera.

Sumber :
Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Djambatan


Tulisan terkait