Reproduksi Seksual Pada Alga

Pada tanaman alga dikenal tiga macam pola reproduksi yaitu:
1). Reproduksi generatif (seksual) dengan gamet

2). Reproduksi vegetative (aseksual) dengan spora

3). Reproduksi fragmentasi dengan potongan thallus (stek)

Pergiliran keturunan antara seksual dengan aseksual merupakan pembiakan alami yang terjadi pada tanaman rumput laut, sedangkan pembiakan secara stek biasanya banyak dilakukan dalam usaha membudidayakan rumput laut.

Reproduksi Seksual Pada Alga
Proses reproduksi seksual pada alga makroskopis termasuk alga pada umumnya berlangsung secara anisogami dan oogami yang mana keduanya lazim disebut heterogami. Pada alga makroskopis termasuk rumput laut, gamet-gamet dihasilkan oleh organ khusus gametangia yang terdiri atas dua macam yaitu spermatangia (antheridium) yang menghasilkan sperma, dan oogonium yang menghasilkan sel telur.

Sperma dan sel telur masing-masing memiliki bentuk, ukuran, motilitas yang berbeda. Sperma umumnya berukuran lebih kecil, berflagela dan dapat bergerak, sedangkan sel telur berukuran lebih besar, tidak berflagela, dan tidak dapat bergerak. Namun demikian, pada alga merah (Rhodophyta), spermanya tidak berflagella dan dapat bergerak secara amuboid dan disebut spermatia. Spermatia itu dihasilkan di dalam gametangia kecil yang disebut spermatangia. Sementara itu, oogonium pada alga merah membentuk tonjolan yang disebut trichogyne yang merupakan tempat untuk menerima gamet jantan (sperma). Oogonium pada alga merah lazim disebut carpogonium.

Pembentukkan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum) dalam suatu proses perkawinan, memiliki dua pola yaitu; 1) monoecious yaitu bilamana sperma dan ovum berasal dari satu individu ; 2) dioecious yaitu bilamana sperma dan ovum masing-masing berasal dari individu yang berbeda. Alga-alga yang melakukan perkawinan secara monoecious biasanya disebut alga homothallus, sedangkan alga-alga yang melakukan perkawinan secara dioecious biasanya disebut alga heterothallus.

Alga memiliki tiga pola siklus hidup secara seksual. Pada pola siklus hidup yang pertama terdapat satu tipe individu yang hidup bebas yang bersifat haploid. Dalam hal ini terjadi pembentukkan gamet pada alga yang telah matang. Gamet-gamet ini kemudian akan menyatu membentuk zygote yang bersifat diploid dan dapat mengalami dormansi. Bilamana saatnya tiba (kondisi baik), zigot ini dapat berkecambah, dan pada saat ini intinya mengalami meiosis sehingga menghasilkan zoospora, aplanospora atau juvenile yang mirip alga dewasa dan bersifat haploid. Pola siklus hidup yang pertama ini disebut pola haplobiontik dan dilambangkan dengan simbul H,h dan banyak terjadi pada alga hijau.

Pada pola hidup yang kedua, satu tipe individu alga yang hidup bebas bersifat diploid. Pola siklus hidup seperti ini dilambangkan dengan H,d. Individu yang bersifat diploid dapat memperbanyak dengan cara aseksual. Contoh alga yang memiliki pola siklus hidup seperti ini adalah alga hijau yang berbentuk tabung, dan alga batu (Fucales) dari divisi Phaeophyta.

Pada pola siklus hidup yang ketiga terdapat dua tipe individu yang hidup bebas yaitu individu penghasil gamet (gametophyt) yang bersifat haploid dan individu penghasil spora (sporophyt) yang bersifat diploid. Gamet-gamet yang dihasilkan dapat menyatu membentuk zygote yang tidak mengalami masa dormansi. Zygote ini kemudian tumbuh menjadi sporophyt yang bersifat diploid. Dalam hal ini meosis terjadi pada saat pembentukkan spora (sporogenesis). Spora yang dihasilkan bersifat haploid dan berkembang menjadi gametophyte.

Baik sporophyt maupun gametophyte masing-masing dapat memperbanyak dirinya dengan cara aseksual. Pola siklus hidup seperti ini dikenal dengan diplobiontik yang dilambangkan dengan simbul D, h+d, dan banyak terjadi pada alga merah (Rhodophyta). Siklus hidup diplobiontik ada dua macam yaitu isomorphik dan heteromorphik. Dikatakan isomorphik bilamana gametophyt dan sporophyt memiliki kesamaan bentuk, sedangkan heteromorphik bilamana gametophyt dan sporophyt masing-masing bentuknya berbeda. Isomorphik dilambangkan dengan simbul Di, h+d, sedangkan heteromorphik dilambangkan dengan Dh, h+d.


Tulisan terkait