Tinjauan Tentang Hormon Sitokinin

Hormon sitokinin adalah salah satu zat pengatur tumbuhan yang ditemukan pada tanaman. Zat pengatur tumbuhan ini mempunyai peranan dalam proses pembelahan sel (cell division). Adapun orang yang pertama kali menemukan sitokinin adalah Haberlandt (1913).

Sitokinin ditemuka pertama kalinya dalam kultur jaringan di laboratories of Skoog and Strong University of Wisconsin. Material yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang tembakau yang ditumbuhkan dalam medium sintesis. Struktur kimia sitokinin memiliki bentuk dasar adenin (6-amino purine).

Meristem apikal dan akar mengandung sitokinin dengan konsentrasi yang tinggi, sedangkan tunas lateral berkonsentrasi sitokinin rendah. Jika akar dipandang sebagai pusat sintesa sitokinin yang utama, sitokinin ditransfer pada ke bagian tumbuhan yang lainnya melalui xylem.

Dalam meristem yang utuh, meristem apikalnya berlaku sebagai pemakai (sink) sitokinin yang berasal dari akar. Sedangkan tunas lateralnya mengandung auksin dan sitokinin dalam jumlah yang rendah. Bila meristem apikal tersebut dibuang atau bila sitokinin dari luar diberikan pada tunas lateral pada tumbuhan utuh, kadar sitokinin pada tunas lateral akan meningkat.

Peningkatan kadar sitokinin mendorong penyempurnaan hubungan pembuluh antara tunas lateral dengan batang, tambahan sitokinin juga dapat menyebabkan terjadinya pembelahan sel dalam bagian ujung dari tunas lateral dan mengubahnya menjadi meristem yang aktif. Kegiatan meristematik ini membutuhkan auksin untuk mempertahankan laju metabolismenya yang tinggi dan pemanjangan sel.

Sitokinin tanpa auksin tidak akan dapat merangsang pembelahan sel jaringan. Tetapi jika bersama-sama auksin akan merangsang terjadinya pembelahan sel dan diferensiasi sel. Dengan konsentrasi auksin dan sitokinin yang bervariasi dan mengakibatkan pertumbuhan organ yang berbeda.

1). Bila konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin, maka akan menyebabkan pertumbuhan tunas dan daun.

2). Bila konsentrasi sitokinin dan auksin relatif sama, maka pertumbuhan tunas, akar, dan batang akan berimbang pula.

3). Bila konsentrasi sitokinin sedang dan konsentrasi auksin rendah maka akan terbentuk talus.


Tulisan terkait