tag:blogger.com,1999:blog-31830632896485299832024-02-20T15:04:44.897-08:00Zona Bawahsharing and connectingzona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comBlogger407125tag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-4185598318660506102011-10-06T22:07:00.001-07:002011-10-06T22:09:09.131-07:00Download Artikel Struktur Kromosom<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Berikut ini adalah artikel dengan judul Struktur Kromosom. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697642/strukturmolekulkromosom.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>. Berikut adalah gambaran tentang artikel Struktur Kromosom yang dimaksud)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">STRUKTUR KROMOSOM</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Gambaran umum genom prokariot dapat diwakili oleh kromosom E. coli, yang merupakan gulungan DNA tunggal berbentuk sirkuler tertutup sepanjang 4,6 x 106 pb. Seperti telah dijelaskan pada Bab I, DNA tersebut dikemas di suatu tempat di dalam sel yang dinamakan nukleoid. Di tempat ini terdapat konsentrasi DNA yang sangat tinggi, mungkin mencapai 30 hingga 50 mg/ml, dan semua protein yang berhubungan dengan DNA seperti polimerase, represor, dan lain sebagainya. Percobaan-percobaan yang memungkinkan isolasi DNA E. coli dari semua protein yang melekat padanya serta pengamatan melalui mikroskop elektron dapat menunjukkan satu tingkat organisasi nukleoid. Ternyata, DNA terdiri atas 50 hingga 100 domain atau kala (loop), yang ujung-ujungnya dipersatukan oleh suatu struktur yang diduga terdiri atas protein-protein terikat membran plasma…dst (<a href="http://www.ziddu.com/download/16697642/strukturmolekulkromosom.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD</b></a>)</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-35881950453453909602011-10-06T22:06:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.036-07:00Struktur Molekuler Kromosom Eukariot<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Struktur Molekuler Kromosom Eukariotik </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Struktur Kromosom. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697642/strukturmolekulkromosom.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Berbeda dengan DNA prokariot yang berbentuk sir kuler tertutup, DNA eukariot merupakan molekul linier yang sangat panjang. Panjang DNA eukariot di dalam nukleus jauh melebihi ukuran nukleus itu sendiri. Oleh karenanya, agar dapat dikemas di dalam nukleus, DNA harus dimampatkan dengan suatu cara. Derajad pemampatan (kondensasi) DNA dinyatakan sebagai nisbah pengepakan (packing ratio)-nya, yaitu panjang molekul DNA dibagi dengan panjang pengepakannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sebagai contoh, kromosom manusia yang terpendek, yaitu kromosom nomor 21, berisi 4,6 x 10 7 pb DNA (sekitar 10 kali ukuran genom E. coli). Ukuran DNA kromosom ini setara dengan panjang 14.000 m jika DNA ditarik lurus. Pada kondisi yang paling mampat, yaitu selama mitosis, kromosom tersebut panjangnya hanya sekitar 2 m. Angka ini memberikan nisbah pengepakan s ebesar 7.000 (14.000/2).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Untuk mencapai nisbah pengepakan totalnya, DNA tidak langsung dikemas ke dalam struktur terakhirnya (kromatin). Pengemasan DNA dilakukan melalui sejumlah tingkatan organisasi kromosom. Tingkatan yang pertama diperoleh ketika DNA melilit-lilit di sekeliling sumbu protein sehingga menghasilkan struktur seperti manic-manik yang disebut nukleosom. Pada tingkatan ini terdapat nisbah pengepakan sebesar 6. Tingkatan yang kedua adalah pemutaran sejumlah nukleosom membentuk struktur heliks yang disebut serabut 30 nm. Struktur serabut 30 nm dijumpai baik pada kromatin interfase maupun pada kromosom mitosis. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Dengan struktur ini nisbah pengepakan DNA meningkat menjadi sekitar 40. Pengemasan terakhir terjadi ketika serabut 30 nm tersusun dalam se jumlah kala, struktur tangga, dan domain, yang memberikan nisbah pengepakan tertinggi sebesar lebih kurang 1.000 pada kromatin interfase dan 10.000 pada kromosom mitosis. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kromosom eukariot terdiri atas suatu kompleks DNA-protein yang tersusun sangat kompak sehingga memungkinkan DNA yang ukurannya begitu panjang tersimpan di dalam nukleus. Istilah bagi struktur dasar kromosom adalah kromatin, sedangkan satuan dasar kromatin adalah nukleosom. Dengan demikian, kromatin merupakan satuan analisis kromosom yang menggambarkan struktur umum kromosom.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Nukleosom</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Nukleosom dijumpai pada semua kromosom eukariot. Telah dikatakan di atas bahwa nukleosom merupakan struktur yang paling sederhana dalam pengemasan DNA eukariot. Pengemasan terjadi dengan cara pelilitan DNA di sekeliling sumbu nukleosom, yang merupakan oktamer protein basa berukuran kecil dan disebut histon sumbu. Protein histon sumbu ini bersifat basa atau bermuatan positif karena banyak mengandung asam amino arginin dan lisin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Ada empat macam histon sumbu yang menyusun sumbu nukleosom, yaitu H2A, H2B, H3, dan H4. Keempat macam histon ini berada dalam bentuk oktamer karena masing-masing terdiri atas dua molekul. Selain itu, ada satu macam histon lagi, yaitu H1, yang letaknya bukan di sumbu nukleosom, melainkan di bagian tepi nukleosom. Dengan adanya molekul H1 ini, ukuran nukleosom menjadi lebih besar 20 pb dan biasanya disebut dengan kromatosom.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Setiap untai DNA sepanjang 146 pb mengelilingi satu sumbu nukleosom, sementara bagian-bagian DNA lainnya menjadi peng hubung (linker) antara satu sumbu nukleosom dan sumbu nukleosom berikutnya. Pelilitan DNA di sekeliling sumbu nukleosom berlangsung dengan arah ke kiri atau terjadi superkoiling negatif. Pelilitan terjadi demikian kuat karena DNA bermuatan negatif, sedangk an histon sumbu bermuatan positif .</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Telah dikatakan di atas bahwa terbentuknya rangkaian heliks nukleosom secara keseluruhan terlihat sebagai serabut dengan diameter 30 nm yang dikenal sebagai serabut 30 nm (Gambar 3.3). Keberadaan histon H1 berfungsi menstabilkan struktur serabut 30 nm. Hal ini didukung oleh bukti percobaan bahwa penghilangan histon tersebut dari kromatin ternyata tidak dapat mempertahankan struktur serabut 30 nm meskipun struktur nukleosomnya tetap dipertahankan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Hasil studi menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa nukleosom-nukleosom di</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">dalam serabut 30 nm membentuk heliks yang berputar ke arah kiri dengan jumlah nukleosom</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">sebanyak enam buah tiap putaran. Meskipun demikian, organisasi struktur serabut 30 nm</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">yang tepat sebenarnya masih berupa suatu perkiraan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Struktur kromatin yang tertinggi</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Organisasi kromatin pada tingkatan yang paling tinggi nampak agak menyerupai struktur DNA prokariot. Hasil pengamatan menggunakan mikroskop elektron terhadap kromosom eukariot yang telah dibersihkan dari protein-protein histonnya memperlihatkan gambaran struktur domain (kala) seperti pada kromosom prokariot (Gambar 3.1). Bahkan, ukuran tiap kalanya pun lebih kurang sama, yaitu hingga sekitar 100 kb. Meskipun demikian, pada kromosom eukariot terdapat lebih banyak kala.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kala-kala tersebut dipersatukan oleh kompleks protein yang dinamakan matriks nuklear. DNA di dalam kala berada dalam bentuk serabut 30 nm, dan kala-kala tersebut membentuk susunan yang membentang sekitar 300 nm (Gambar 3.4).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kromosom mitosis</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Gambaran fisik kromosom eukariot yang dapat kita lihat dengan jelas adalah ketika kromosom mengalami kondisi yang paling mampat pada tahap mitosis, khususnya metafase. Pada waktu kromosom-kromosom hasil replikasi ditarik ke dua kutub yang berlawanan, DNA kromosom yang mempunyai nisbah aksial sangat tinggi (sangat tipis memanjang) seharusnya akan terpotong-potong oleh kekuatan penarikan tersebut. Namun, tidaklah demikian kenyataannya. Hal ini karena, seperti telah disinggung di atas, DNA kromosom eukariot telah mencapai nibah pengepakan yang paling tinggi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sentromir</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sentromir merupakan daerah pada kromosom eukariot yang mengalami penyempitan dan menjadi tempat bersatunya dua kromatid kembar (kromosom hasil replikasi) pada saat metafase. Di dalam sentromir terjadi perakitan kinetokor, suatu kompleks protein yang berikatan dengan mikrotubulus dari benang spindel. Mikrotubulus akan bekerja memisahkan kromatid kembar pada anafase. Oleh karena itu, dengan adanya sentromir, segregasi kromatid k embar ke masing-masing kutub sel dapat berlangsung dengan tepat. DNA pada sentromir khamir diketahui hanya terdiri atas suatu sekuens pendek (88 pb) yang kaya akan AT dan diapit oleh dua sekuens konservatif (selalu tetap) yang sangat pendek. Sementara itu, DNA pada sentromir mamalia berupa sekuens yang agak lebih panjang dan diapit oleh sejumlah besar sekuens repetitif (berulang) yang disebut dengan DNA satelit.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Telomir</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Telomir adalah ujung kromosom eukariot yang sekaligus juga merupakan ujung molekul DNA. Sebuah telomir terdiri atas beratus -ratus salinan (copy) sekuens pendek repetitif yang disintesis oleh enzim telomerase dengan mekanisme yang tidak bergantung kepada replikasi DNA biasa. Pada manusia, misalnya, sekuens ini berupa 5¶-TTAGGG-3¶.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">DNA telomerik membentuk struktur sekunder tertentu, yang fungsinya untuk melindungi ujung kromosom dari degradasi. Sintesis DNA telomerik yang bersifat independen dari replikasi DNA lainnya akan mengimbangi terjadinya pemendekan kromosom secara bertahap. Pemendekan it u sendiri terjadi karena ketidakmampuan replikasi biasa untuk menyintesis bagian yang paling ujung pada suatu molekul DNA linier.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 119.25pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kromosom interfase </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 119.25pt; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada waktu interfase, gen-gen di dalam kromosom mengalami transkripsi. Demikian pula, replikasi DNA berlangsung. Selama kurun waktu tersebut, yang merupakan bagian terbesar di antara tahapan -tahapan daur sel, kromosom mempunyai struktur yang sangat baur dan tidak dapat dilihat satu demi satu. Meskipun demikian, diyakini bahwa kala-kala kromosomal seperti pada Gambar 3.4. tetap ada dan terikat pada matriks nuklear. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Heterokromatin</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Bagian kromatin yang selama interfase tetap nampak sangat kompak meskipun tidak sekompak ketika metafase dinamakan heterokromatin. Jika diamati di bawah mikroskop, heterokromatin terlihat sebagai daerah yang gelap di bagian tepi nukleus. Dewasa ini telah diketahui bahwa heterokromatin berisi sejumlah sekuens repetitif yang secara genetik tidak aktif atau tidak banyak mengalami transkripsi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Diyakini bahwa kebanyakan heterokromatin terdir i atas DNA satelit yang letaknya berdekatan dengan sentromir. Meskipun demikian, dalam kasus tertentu seluruh kromosom bisa saja berupa heterokromatin, misalnya salah satu dari dua kromosom X pada mamalia betina.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Eukromatin</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Eukromatin adalah bagian kromati n yang berisi sekuens-sekuens nonrepetitif (tunggal, tidak berulang) yang secara genetik sangat aktif atau banyak mengalami transkripsi. Kenampakannya tidak sejelas heterokromatin. Meskipun demikian, eukromatin tidaklah homogen sempurna. Masih banyak juga daerah-daerah yang secara genetik relatif inaktif. Hanya sekitar 10% di antaranya merupakan daerah dengan gen-gen yang sedang dan akan ditranskripsi. Di daerah semacam ini serabut 30 nm mengalami disosiasi menjadi struktur seperti tasbih. Bahkan, beberapa bagian di antaranya kehilangan nukleosom. Diduga hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengikatan faktor-faktor transkripsi dan protein lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sensitivitas kromatin terhadap enzim DNase I, yang memotong tulang punggung molekul DNA kecuali jika DNA tersebut terlindungi oleh protein yang terikat padanya, telah digunakan untuk memetakan daerah -daerah yang aktif mengalami transkripsi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Daerah-daerah pendek yang hipersensitif terhadap DNase I dianggap menggambarkan daerah yang serabut 30 nm-nya diselingi oleh pengikatan suatu protein regulator tertentu sehingga memperlihatkan DNA yang tebuka dan mudah diserang oleh DNase I. Sementara itu, daerah sensitif yang lebih panjang menggambarkan sekuens-sekuens yang mengalami transkripsi. Daerah-daerah tersebut bevariasi di antara jenis sel yang berbeda, sesuai dengan tempat gen yang akan diekspresikan pada sel tertentu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Suatu modifikasi kimia penting yang diduga terlibat dalam sinyal pengemasan kromosom di tempat gen-gen yang diekspresikan pada sel -sel mamalia adalah metilasi atom C ke 5 pada basa sitosin (C) dengan sekuens 5¶-CG-3¶, yang biasa dikenal sebagai metilasi CpG. Keberadaan CpG biasanya relatif jarang karena 5 -metil sitosin secara spontan akan mengalami deaminasi menjadi timin. Metilasi CpG berkaitan dengan daerah-daerah kromatin yang tidak aktif mengalami transkripsi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Akan tetapi, ada daerah sepanjang lebih kurang 2 kb yang dinamakan kepulauan CpG, yang berisi CpG yang tidak mengalami metilasi dan ternyata sensitif terhadap DNase I. Kepulauan CpG menjadi tempat pengikatan promoter gen-gen yang akan ditranskripsi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kompleksitas Genom Eukariot</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Genom organisme eukariot dapat mengandung jumlah DNA lebih dari 1000 kali jumlah yang ada pada genom prokariot seperti E. coli. Akan tetapi, banyaknya protein pada eukariot, misalnya manusia, tidaklah 1000 kali jumlah protein pada E. coli. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa tidak semua sekuens DNA eukariot menyandi pembentukan protein. Sekuens DNA eukariot yang tidak menyandi sintesis protein ini dinamakan intron.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Intron akan menginterupsi daerah penyandi protein (coding sequence) di dalam gen- gen eukariot sehingga sekuens gen -gen tersebut dapat mencakup panjang beberapa kilobasa tetapi tidak semuanya merupakan coding sequence. Hingga sekarang fungsi intron, kalau pun ada, tidak diketahui. Hal yang pasti adalah bahwa kebanyakan intron terdiri atas sejumlah pengulangan salinan beberapa macam sekuens yang serupa atau sama. Salinan sekuens tersebut dapat dijumpai berurutan (tandemly repeated) seperti pada DNA satelit yang ada d i dekat sentromir, atau tersebar (interspersed) di sepanjang genom, misalnya pada elemen Alu pada genom manusia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kecepatan renaturasi atau kinetika reasosiasi sampel DNA kromosom digambarkan sebagai kurva yang dikenal sebagai kurva Cot. Pemberian nama ini berkaitan dengan variabel-variabel yang dihubungkan. Sumbu X memetakan variabel yang merupakan hasil kali konsentrasi DNA awal (Co) dengan waktu yang dibutuhkan untuk renaturasi (t). Sementara itu, sumbu Y memetakan banyaknya fragmen DNA yang masih tetap berupa untai tunggal (f).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kurva Cot untuk DNA kromosom manusia memperlihatkan adanya tiga fase, yaitu fase cepat, fase sedang, dan fase lambat. Fase cepat menunjukkan bahwa fragmen-fragmen untai tunggal membawa sekuens repetitif yang sangat banyak sehi ngga mudah sekali untuk mengalami renaturasi. Fase sedang menunjukkan bahwa fragmen-fragmen untai tunggal membawa sekuens repetitif dalam jumlah yang tidak terlalu besar sehingga kecepatan renaturasinya pun sedang -sedang saja. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Fase lambat menunjukkan bahwa fragmen-fragmen untai tunggal sedikit sekali atau sama sekali tidak membawa sekuens repetitif sehingga sangat sulit untuk mengalami renaturasi. Dengan demikian, genom atau DNA kromosom manusia dapat dibagi dalam tiga daerah, yaitu daerah dengan banyak sek uens repetitif (highly repetitive DNA), daerah dengan beberapa sekuens repetitif (moderately repetitive DNA), dan daerah dengan sekuens unik atau tanpa sekuens repetitif. Sementara itu, genom prokariot, misalnya E. coli, hanya terdiri atas sekuens -sekuens unik</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-37559882678958603362011-10-06T22:03:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.037-07:00Struktur Molekuler Kromosom Prokariotik<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Struktur Molekuler Kromosom Prokariotik </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Struktur Kromosom. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697642/strukturmolekulkromosom.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Gambaran umum genom prokariot dapat diwakili oleh kromosom E. coli, yang merupakan gulungan DNA tunggal berbentuk sirkuler tertutup sepanjang 4,6 x 106 pb. DNA tersebut dikemas di suatu tempat di dalam sel yang dinamakan nukleoid. Di tempat ini terdapat konsentrasi DNA yang sangat tinggi, mungkin mencapai 30 hingga 50 mg/ml, dan semua protein yang berhubungan dengan DNA seperti polimerase, represor, dan lain sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Percobaan-percobaan yang memungkinkan isolasi DNA E. coli dari semua protein yang melekat padanya serta pengamatan melalui mikroskop elektron dapat menunjukkan satu tingkat organisasi nukleoid. Ternyata, DNA terdiri atas 50 hingga 100 domain atau kala (loop), yang ujung-ujungnya dipersatukan oleh suatu struktur yang diduga terdiri atas protein- protein terikat membran plasma. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Masing-masing kala tersebut berukuran lebih kurang 50 hingga 100 kb. Belum diketahui apakah kala bersifat statis atau dinamis, tetapi ada satu model yang menyebutkan bahwa DNA mungkin berputar-putar melalui struktur pemersatu yang ada di dasar kala tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kromosom E. coli secara keseluruhan mengalami superkoiling negatif (berkebalikan dengan arah putaran heliks untai ganda DNA) meskipun ada bukti bahwa masing - masing domain dapat mengalami superkoiling secara independen. Bahkan, gambaran mikrograf elektron menunjukkan bahwa beberapa domain tidak mengalami superkoiling, mungkin karena salah satu untai DNAnya patah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Protein-protein terikat membran plasma yang terdapat pada struktur pemersatu domain ada beberapa macam. Protein yang paling banyak dijumpai adalah HU, suatu protein dimerik (mempunyai dua subunit) yang bersifat basa dan H-NS (dulu disebut H1), suatu protein monomerik netral. Kedua -duanya mengikat DNA secara nonspesifik dalam arti tidak bergantung kepada sekuens tertentu, dan sering dikatakan sebagai protein mirip histon. Akibat pengikatan oleh kedua protein tersebut DNA menjadi kompak. Hal ini sangat penting bagi pengemasan DNA di dalam nukleoid dan stabilisasi superkoiling kromosom.</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-71693300149186851062011-10-06T22:00:00.001-07:002011-10-06T22:09:09.131-07:00Download Artikel Asam Nukleat<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Berikut ini adalah artikel dengan judul </span></i><span style="line-height: 200%;">Asam Nukleat</span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>. Berikut adalah gambaran tentang </span></i><span style="line-height: 200%;">artikel Asam Nukleat<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> yang dimaksud)</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">ASAM NUKLEAT</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N). Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosanya…dst (<a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD</b></a>)</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-3138101668220365822011-10-06T21:58:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.038-07:00Sifat Spektroskopik Termal Asam Nukleat<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Sifat Spektroskopik Termal Asam Nukleat </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Asam Nukleat. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sifat spektroskopik-termal asam nukleat meliputi kemampuan absorpsi sinar UV, hipokromisitas, penghitungan konsentrasi asam nukleat, penentuan kemurnian DNA, serta denaturasi termal dan renaturasi asam nukleat. Masing-masing akan dibicarakan sekilas berikut ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Absorpsi UV</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Asam nukleat dapat mengabsorpsi sinar UV karena adanya basa nitrogen yang bersifat aromatik; fosfat dan gula tidak memberikan kontribusi dalam absorpsi UV. Panjang gelombang untuk absorpsi maksimum baik oleh DNA maupun RNA adalah 260 nm atau dikatakan λmaks = 260 nm. Nilai ini jelas sangat berbeda dengan nilai untuk protein yang mempunyai λmaks = 280 nm. Sifat-sifat absorpsi asam nukleat dapat digunakan untuk deteksi, kuantifikasi, dan perkiraan kemurniannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hipokromisitas</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Meskipun λmaks untuk DNA dan RNA konstan, ternyata ada perbedaan nilai yang bergantung kepada lingkungan di sekitar basa berada. Dalam hal ini, absorbansi pada λ 260 nm (A260) memperlihatkan variasi di antara basa-basa pada kondisi yang berbeda. Nilai tertinggi terlihat pada nukleotida yang diisolasi, nilai sedang diperoleh pada molekul DNA rantai tunggal (ssDNA) atau RNA, dan nilai terendah dijumpai pada DNA rantai ganda (dsDNA). Efek ini disebabkan oleh pengikatan basa di dalam lingkungan hidrofobik. Istilah klasik untuk menyatakan perbedaan nilai absorbansi tersebut adalah hipokromisitas. Molekul dsDNA dikatakan relatif hipokromik (kurang berwarna) bila dibandingkan dengan ssDNA. Sebaliknya, ssDNA dikatakan hiperkromik terhadap dsDNA.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Penghitungan konsentrasi asam nukleat</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Konsentrasi DNA dihitung atas dasar nilai A260-nya. Molekul dsDNA dengan konsentrasi 1mg/ml mempunyai A260 sebesar 20, sedangkan konsentrasi yang sama untuk molekul ssDNA atau RNA mempunyai A260 lebih kurang sebesar 25. Nilai A260 untuk ssDNA dan RNA hanya merupakan perkiraan karena kandungan basa purin dan pirimidin pada kedua molekul tersebut tidak selalu sama, dan nilai A260 purin tidak sama dengan nilai A260 pirimidin. Pada dsDNA, yang selalu mempunyai kandungan purin dan pirimidin sama, nilai A260 -nya sudah pasti.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kemurnian asam nukleat</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Tingkat kemurnian asam nukleat dapat diestimasi melalui penentuan nisbah A260 terhadap A280. Molekul dsDNA murni mempunyai nisbah A260 /A280 sebesar 1,8. Sementara itu, RNA murni mempunyai nisbah A260 /A280 sekitar 2,0. Protein, dengan λmaks = 280 nm, tentu saja mempunyai nisbah A260 /A280 kurang dari 1,0. Oleh karena itu, suatu sampel DNA yang memperlihatkan nilai A260 /A280 lebih dari 1,8 dikatakan terkontaminasi oleh RNA. Sebaliknya, suatu sampel DNA yang memperlihatkan nilai A260 /A280 kurang dari 1,8 dikatakan terkontaminasi oleh protein.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Denaturasi termal dan renaturasi</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di atas telah disinggung bahwa beberapa senyawa kimia tertentu dapat menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat. Ternyata, panas juga dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat. Proses denaturasi ini dapat diikuti melalui pengamatan nilai absorbansi yang meningkat karena molekul rantai ganda (pada dsDNA dan sebagian daerah pada RNA) akan berubah menjadi molekul rantai tunggal. Denaturasi termal pada DNA dan RNA ternyata sangat berbeda. Pada RNA denaturasi berlangsung perlahan dan bersifat acak karena bagian rantai ganda yang pendek akan terdenaturasi lebih dahulu daripada bagian rantai ganda yang panjang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Tidaklah demikian halnya pada DNA. Denaturasi terjadi sangat cepat dan bersifat koperatif karena denaturasi pada kedua ujung molekul dan pada daerah kaya AT akan mendestabilisasi daerah-daerah di sekitarnya. Suhu ketika molekul asam nukleat mulai mengalami denaturasi dinamakan titik leleh atau melting temperature (Tm). Nilai Tm merupakan fungsi kandungan GC sampel DNA, dan berkisar dari 80 ºC hingga 100ºC untuk molekul-molekul DNA yang panjang. DNA yang mengalami denaturasi termal dapat dipulihkan (direnaturasi) dengan cara didinginkan. Laju pendinginan berpengaruh terhadap hasil renaturasi yang diperoleh. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pendinginan yang berlangsung cepat hanya memungkinkan renaturasi pada beberapa bagian/daerah tertentu. Sebaliknya, pendinginan yang dilakukan perlahanlahan dapat mengembalikan seluruh molekul DNA ke bentuk rantai ganda seperti semula. Renaturasi yang terjadi antara daerah komplementer dari dua rantai asam nukleat yang berbeda dinamakan hibridisasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Superkoiling DNA</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Banyak molekul dsDNA berada dalam bentuk sirkuler tertutup atau closedcircular (CC), misalnya DNA plasmid dan kromosom bakteri serta DNA berbagai virus. Artinya, kedua rantai membentuk lingkaran dan satu sama lain dihubungkan sesuai dengan banyaknya putaran heliks (Lk) di dalam molekul DNA tersebut. Sejumlah sifat muncul dari kondisi sirkuler DNA. Cara yang baik untuk membayangkannya adalah menganggap struktur tangga berpilin DNA seperti gelang karet dengan suatu garis yang ditarik di sepanjang gelang tersebut. Jika kita membayangkan suatu pilinan pada gelang, maka deformasi yang terbentuk akan terkunci ke dalam sistem pilinan tersebut. Deformasi inilah yang disebut sebagai superkoiling. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Interkalator</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Geometri suatu molekul yang mengalami superkoiling dapat berubah akibat beberapa faktor yang mempengaruhi pilinan internalnya. Sebagai contoh, peningkatan suhu dapat menurunkan jumlah pilinan, atau sebaliknya, peningkatan kekuatan ionik dapat menambah jumlah pilinan. Salah satu faktor yang penting adalah keberadaan interkalator seperti etidium bromid (EtBr). Molekul ini merupakan senyawa aromatik polisiklik bermuatan positif yang menyisip di antara pasangan-pasangan basa. Dengan adanya EtBr molekul DNA dapat divisualisasikan menggunakan paparan sinar UV.</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-78113392674819177432011-10-06T21:56:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.039-07:00Sifat Fisika Kimia Asam Nukleat<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Sifat-sifat Fisika Kimia Asam Nukleat </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Asam Nukleat. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di bawah ini akan dibicarakan sekilas beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat. Sifat-sifat tersebut adalah stabilitas asam nukleat, pengaruh asam, pengaruh alkali, denaturasi kimia, viskositas, dan kerapatan apung.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Stabilitas asam nukleat</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Ketika kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktur sekunder RNA, sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil akibat adanya ikatan hidrogen di antara basa-basa yang berpasangan. Padahal, sebenarnya tidaklah demikian. Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa hanya akan sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan molekul air apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi sekedar menentukan spesifitas perpasangan basa. Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan (stacking interactions) antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang bersifat hidrofobik menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi kuat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pengaruh asam</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu lebih dari 100ºC, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi komponen komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat apurinik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pengaruh alkali</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan status tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan pada pH netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan dengan DNA karena adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Denaturasi kimia</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat pada pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Viskositas</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter. Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA merupakan molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kerapatan apung</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung (bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang sama dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka garam CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan membentuk gradien kerapatan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium density gradient centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik. Oleh karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar tabung dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari RNA maupun dari protein. Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk keperluan analisis DNA karena kerapatan apung DNA (ρ) merupakan fungsi linier bagi kandungan GCnya. Dalam hal ini, ρ = 1,66 + 0,098% (G + C).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan DNA) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-50916588494658589002011-10-06T21:52:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.039-07:00Struktur DNA Dan RNA<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Struktur DNA Dan RNA </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Asam Nukleat. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan model struktur molekul DNA yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan dijadikan dasar dalam berbagai teknik yang berkaitan dengan manipulasi DNA. Model tersebut dikenal sebagai tangga berplilin (double helix). Secara alami DNA pada umumnya mempunyai struktur molekul tangga berpilin ini. Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua rantai polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan ke kanan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Fosfat dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai pasangan - pasangan basa antara kedua rantai. Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan berpasangan dengan basa T pada rantai lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasangan-pasangan basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen). Basa A dan T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan basa G dan C dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Adanya ikatan hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain dan saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah satu rantai diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat ditentukan. Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik, maka jarak antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan selalu tetap. Dengan perkataan lain, kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika rantai yang satu dibaca dari arah 5’ ke 3’, maka rantai pasangannya dibaca dari arah 3’ ke 5’. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Jadi, kedua rantai tersebut sejajar tetapi berlawanan arah (antiparalel). Jarak antara dua pasangan basa yang berurutan adalah 0,34 nm. Sementara itu, didalam setiap putaran spiral terdapat 10 pasangan basa sehingga jarak antara dua basa yang tegak lurus di dalam masing-masing rantai menjadi 3,4 nm. Namun, kondisi semacam ini hanya dijumpai apabila DNA berada dalam medium larutan fisiologis dengan kadar garam rendah seperti halnya yang terdapat di dalam protoplasma sel hidup.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">DNA semacam ini dikatakan berada dalam bentuk B atau bentuk yang sesuai dengan model asli Watson-Crick. Bentuk yang lain, misalnya bentuk A, akan dijumpai jika DNA berada dalam medium dengan kadar garam tinggi. Pada bentuk A terdapat 11 pasangan basa dalam setiap putaran spiral. Selain itu, ada pula bentuk Z, yaitu bentuk molekul DNA yang mempunyai arah pilinan spiral ke kiri. Bermacam- macam bentuk DNA ini sifatnya fleksibel, artinya dapat berubah dari yang satu ke yang lain bergantung kepada kondisi lingkungannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Modifikasi struktur molekul RNA</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Tidak seperti DNA, molekul RNA pada umumnya berupa untai tunggal sehingga tidak memiliki struktur tangga berpilin. Namun, modifikasi struktur juga terjadi akibat terbentuknya ikatan hidrogen di dalam untai tunggal itu sendiri (intramolekuler). Dengan adanya modifikasi struktur molekul RNA, kita mengenal tiga macam RNA, yaitu RNA duta atau messenger RNA (mRNA), RNA pemindah atau transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosomal (rRNA). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Struktur mRNA dikatakan sebagai struktur primer, sedangkan struktur tRNA dan rRNA dikatakan sebagai struktur sekunder. Perbedaan di antara ketiga struktur molekul RNA tersebut berkaitan dengan perbedaan fungsinya masing-masing.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik struktur tangga berpilin DNA) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-71978615247363360092011-10-06T21:49:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.040-07:00Ikatan Fosfodiester Pada Asam Nukleat<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Ikatan fosfodiester Pada Asam Nukleat </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Asam Nukleat. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Selain ikatan glikosidik yang menghubungkan gula pentosa dengan basa N, pada asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfat yang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’ gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula pentosa nukleotida berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimia gugus fosfat berada dalam bentuk diester (Gambar ada di artikel). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Oleh karena ikatan fosfodiester menghubungkan gula pada suatu nukleotida dengan gula pada nukleotida berikutnya, maka ikatan ini sekaligus menghubungkan kedua nukleotida yang berurutan tersebut. Dengan demikian, akan terbentuk suatu rantai polinukleotida yang masing-masing nukleotidanya satu sama lain dihubungkan oleh ikatan fosfodiester. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kecuali yang berbentuk sirkuler, seperti halnya pada kromosom dan plasmid bakteri, rantai polinukleotida memiliki dua ujung. Salah satu ujungnya berupa gugus fosfat yang terikat pada posisi 5’ gula pentosa. Oleh karena itu, ujung ini dinamakan ujung P atau ujung 5’. Ujung yang lainnya berupa gugushidroksil yang terikat pada posisi 3’ gula pentosa sehingga ujung ini dinamakan ujung OH atau ujung 3’. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Adanya ujung-ujung tersebut menjadikan rantai polinukleotida linier mempunyai arah tertentu. Pada pH netral adanya gugus fosfat akan menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif. Inilah alasan pemberian nama ’asam’ kepada molekul polinukleotida meskipun di dalamnya juga terdapat banyak basa N. Kenyataannya, asam nukleat memang merupakan anion asam kuat atau merupakan polimer yang sangat bermuatan negatif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sekuens Asam Nukleat</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Urutan basa N akan menentukan spesifisitas suatu molekul asam nukleat sehingga biasanya kita menggambarkan suatu molekul asam nukleat cukup dengan menuliskan urutan basa (sekuens)-nya saja. Selanjutnya, dalam penulisan sekuens asam nukleat ada kebiasaan untuk menempatkan ujung 5’ di sebelah kiri atau ujung 3’ di sebelah kanan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sebagai contoh, suatu sekuens DNA dapat dituliskan 5’-ATGACCTGAAAC-3’ atau suatu sekuens RNA dituliskan 5’-GGUCUGAAUG-3’. Jadi, spesifisitas suatu asam nukleat selain ditentukan oleh sekuens basanya, juga harus dilihat dari arah pembacaannya. Dua asam nukleat yang memiliki sekuens sama tidak berarti keduanya sama jika pembacaan sekuens tersebut dilakukan dari arah yang berlawanan (yang satu 5’→3’,sedangkan yang lain 3’→ 5’).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik ikatan fosfodiester dan ikatan glikosidik pada asam nukleat) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-73006357035911061372011-10-06T21:46:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.041-07:00Nukleosida Dan Nukleotida Pada Asam Nukleat<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Nukleosida Dan Nukleotida Pada aasam Nukleat </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Asam Nukleat. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b>)</a></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Penomoran posisi atom C pada cincin gula dilakukan menggunakan tanda aksen (1’, 2’, dan seterusnya), sekedar untuk membedakannya dengan penomoran posisi pada cincin basa. Posisi 1’ pada gula akan berikatan dengan posisi 9 (N-9) pada basa purin atau posisi 1 (N-1) pada basa pirimidin melalui ikatan glikosidik atauglikosilik (Gambar terdapat di artikel). Kompleks gula-basa ini dinamakan nukleosida. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Asam nukleat tersusun dari monomer-monomer berupa nukleotida, yang masing-masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N. Dengan demikian, setiap nukleotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai nukleosida monofosfat. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya adalah nukleosida dengan sebuah atau lebih gugus fosfat. Sebagai contoh, molekul ATP (adenosin trifosfat) adalah nukleotida yang merupakan nukleosida dengan tiga gugus fosfat. Jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya pada RNA, maka nukleosidanya dapat berupa adenosin, guanosin, sitidin, dan uridin. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Begitu pula, nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosine monofosfat, guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat. Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya pada DNA, maka (2’-deoksiribo)nukleosidanya terdiri atas deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimidin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik ikatan fosfodiester dan ikatan glikosidik pada asam nukleat) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-84720355223539998542011-10-06T21:44:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.042-07:00Struktur Molekul Asam Nukleat<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Struktur Molekul Asam Nukleat </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Tinjauan Asam Nukleat. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b>)</a></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N). Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">(RNA). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa (Gambar terdapat di artikel)). Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya. Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatik heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan pirimidin. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan sebagai 5-metilurasil.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa N lah yang memungkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N pada suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan perkataan lain, identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya sehingga secara skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya dengan menuliskan urutan basanya saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697622/asamnukleat.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik ikatan komponen penyusun asam nukleat) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-18088704194877453392011-10-06T21:41:00.000-07:002011-10-06T22:09:09.132-07:00Download Artikel Replikasi Dan Pembelahan Sel<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Berikut ini adalah artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>. Berikut adalah gambaran tentang artikel Replikasi Dan Pembelahan yang dimaksud)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">REPLIKASI DAN PEMBELAHAN SEL</b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di dalam artikel ini akan dibahas tiga fungsi DNA sebagai materi genetik pada organisme, cara replikasi DNA pada sistem eukariot, dan pembelahan sel. Dengan mempelajari pokok bahasan ini akan diperoleh gambaran mengenai cara replikasi DNA, kelompok organisme eukariot dan pembelahan sel. Setelah mempelajari pokok bahasan di dalam artikel ini pembaca diharapkan mampu menjelaskan: tiga fungsi DNA sebagai materi genetik, mekanisme replikasi semikonservatif, pengertian replikon, ori, garpu replikasi, dan termini, cara replikasi DNA pada eukariot, pembelahan sel….dst (<a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD</b></a>)</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-90326205107071933782011-10-06T21:39:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.042-07:00Gametogenesis Pada Hewan<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Gametogenises Pada Hewan </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Dengan berakhirnya meiosis tidak serta-merta dapat dikatakan bahwa gamet telah terbentuk. Meiosis hanya menghasilkan empat buah sel yang masing-masing haploid. Sel-sel ini masih memerlukan proses pematangan untuk dapat berkembang menjadi gamet. Pembelahan meiosis yang diikuti oleh pematangan sel-sel haploid menjadi gamet fungsional dinamakan gametogenesis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada hewan yang berkembang biak secara seksual dapat dibedakan antara gametogenesis pada individu jantan dan gametogenesis pada individu betina. Gamet pada individu jantan disebut spermatozoon (jamak = spermatozoa) sehingga proses pembentukannya dinamakan spermatogenesis. Demikian pula, karena gamet betina disebut ovum (jamak = ova), maka gametogenesis pada jenis kelamin ini dinamakan oogenesis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Spermatogenesis</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Spermatogenesis dimulai pada saat individu yang bersangkutan mencapai matang kelamin (pubertas). Prosesnya berlangsung di dalam testes, tepatnya di dalam suatu tabung melengkung yang disebut tubulus seminiferus. Di sekeliling tabung ini terdapat spermatogonium (jamak = spermatogonia), yaitu sel-sel somatis khusus yang nantinya akan mengalami meiosis untuk menghasilkan spermatozoa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada awalnya spermatogonium (diploid) memperbanyak diri melalui pembelahan mitosis berkali-kali. Pada waktu tertentu mitosis akan terhenti; spermatogonium membesar dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer, yang masih diploid juga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis I untuk menghasilkan spermatosit sekunder, yang dilanjutkan dengan meiosis II untuk menghasilkan empat buahspermatid yang masing-masing haploid. Akhirnya, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoon yang matang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Oogenesis</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Bila dibandingkan dengan spermatogenesis, oogenesis relatif agak lebih rumit. Proses ini dimulai sejak awal tahap perkembangan embrio ketika sekelompok sel yang disebut galur sel germinal (germ cell line) memasuki ovarium yang sedang berkembang. Galur sel ini kemudian berkembang menjadi sel-sel somatis khusus yang disebut oogonium (jamak = oogonia).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Oogonium (diploid) memperbanyak diri dengan sangat cepat melalui pembelahan mitosis berkali-kali, dan akhirnya berdiferensiasi menjadi oosit primer, yang masih diploid juga. Oosit primer kemudian mengalami meiosis I tetapi tertahan pada tahap diplonema hingga saat matang kelamin. Selama kurun waktu ini oosit primer mengalami berbagai perubahan sehubungan dengan persiapan penyelesaian meiosis dan fertilisasi, serta mengumpulkan sejumlah besar bahan makanan untuk perkembangan awal embrio.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Untuk melindungi diri dari kerusakan mekanis, oosit primer diselubungi oleh selaput yang dinamakan folikel Graaf. Di bawah selaput ini terdapat granula kortikal yang membatasi pembuahan hanya oleh satu spermatozoon. Oosit primer yang berhasil menyelesaikan meiosis I akan menghasilkan dua buah sel haploid, yang masing-masing mengandung satu anggota pasangan kromosom homolog dalam keadaan mengganda. Namun, sitokinesis tidak berlangsung simetris sehingga kedua sel tersebut sangat berbeda kandungan sitoplasmanya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sel yang mendapatkan hampir seluruh sitoplasma dinamakan oosit sekunder, sedangkan sel satunya yang hanya mendapatkan sangat sedikit sitoplasma dinamakan badan polar. Oosit sekunder keluar dari folikel Graaf untuk memasuki saluran telur (pada manusia: tuba falopi ; pada hewan: oviduktus). Proses pelepasan oosit sekunder dari folikel Graaf dinamakan ovulasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Baik oosit sekunder maupun badan polar akan melanjutkan oogenesis ke tahap meiosis II. Lagi-lagi, oosit sekunder mengalami sitokinesis yang tidak simetris sehingga diperoleh satu sel yang besar (ovum) dan satu sel yang kecil (badan polar). Dengan demikian, pada akhir meiosis II dari sebuah oogonium akan diperoleh empat buah sel haploid, yang terdiri atas sebuah ovum (sel telur) dan tiga badan polar. Ketiga badan polar segera mengalami degenerasi karena hanya mengandung sedikit sekali sitoplasma dan organel yang diperlukan untuk melangsungkan metabolisme.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Meiosis II hanya akan selesai jika terjadi fertilisasi. Ovum yang tidak dibuahi akan mengalami degenerasi. Sebaliknya, jika ovum bertemu dengan spermatozoon akan terjadi penggabungan dua nukleus haploid sehingga terbentuk zigot diploid, yang kemudian turun dari tuba falopi / oviduktus menuju ke uterus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik gametogenesis pada hewan) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-53015073763242433732011-10-06T21:36:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.043-07:00Perbedaan Mitosis Dan Meiosis<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan Perbedaan </span>Tahap Pembelahan Sel Secara Mitosis dan Meiosis </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Berikut adalah perbedaan tahap pembelahan sel secara mitosis dan meiosis ;</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">1). Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada sel somatis, sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada meiosit atau gametogonium, yaitu sel-sel somatis khusus yang akan menghasilkan gamet (sel kelamin).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">2). Pembelahan sel secara mitosis terjadi berlangsung relatif singkat dan selesai hanya dalam satu kali kariokinesis, sedangkan pembelahan meiosis berlangsung relatif lama dan memerlukan dua kali kariokinesis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">3). Pada pembelahan sel secara mitosis dari sebuah sel diploid dihasilkan dua buah sel yang masing-masing diploid, sedangkan pembelahan meiosis dari sebuah sel diploid dihasilkan empat buah sel yang masing-masing haploid.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">4). Pembelahan sel secara mitosis kromosom-kromosom homolog tidak mengalami sinapsis sehingga hanya ada struktur monovalen atau kromatid biad pada metafase, sedangkan pembelahan meiosis Kromosom-kromosom homolog mengalami sinapsis sehingga akan ada struktur bivalen atau kromatid tetrad pada metafase I.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">5). Pembelahan sel secara mitosis tidak ada peristiwa pindah silang, sedangkan pembelahan meiosis ada peristiwa pindah silang.</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-19344590199964162192011-10-06T21:30:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.044-07:00Pembelahan Sel Secara Meiosis<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Tahap Pembelahan Sel Secara Meiosis </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada tahun 1883 atau empat tahun setelah mitosis dapat dijelaskan, Edouard van Beneden menemukan bahwa telur cacing Ascaris mengandung kromosom hanya separuh jumlah kromosom yang terdapat di dalam sel-sel somatisnya. Ia kemudian dengan tepat dapat menginterpretasikan hal itu sebagai akibat terjadinya suatu tipe pembelahan sel yang lain, yang disebut meiosis (meioun = pengurangan). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Meskipun demikian, Beneden salah menyimpulkan bahwa pada pembelahan meiosis seluruh kromosom paternal (kromosom dari tetua jantan) akan bergerak ke satu kutub sel dan seluruh kromosom maternal (kromosom dari tetua betina) bergerak ke kutub sel yang lain. Peristiwa yang benar adalah terjadi percampuran kromosom paternal dan maternal membentuk pasangan-pasangan kromosom homolog, yang kemudian disebarkan secara acak ke dalam sel-sel hasil meiosis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Bila dibandingkan dengan mitosis, meiosis membutuhkan waktu yang jauh lebih panjang dengan proses yang lebih rumit. Meiosis dapat dibagi menjadi dua pembelahan nukleus (kariokinesis), yaitu meiosis I dan meiosis II. Pada meiosis I terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi setengah dari semula sehingga pembelahan ini sering juga disebut pembelahan reduksi. Jika sel yang mengalami meiosis adalah sebuah sel diploid, maka pada akhir meiosis II akan didapatkan empat buah sel yang masing-masing haploid. Hal ini karena kromosom hanya mengalami satu kali penggandaan, tetapi kariokinesisnya terjadi dua kali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Tahap-Tahap Meiosis</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Oleh karena meiosis dapat dibagi menjadi meiosis I dan meiosis II, maka tahap- tahapnya terdiri atas profase I, metafase I, anafase I, telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Tahap-tahap meiosis II (profase II hingga telofase II) sebenarnya menyerupai tahap-tahap pada mitosis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Profase I</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di antara tahap-tahap meiosis, profase I membutuhkan waktu paling panjang sehingga dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahap, yaitu leptonema, zigonema, pakinema, diplonema, dan diakinesis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">a). Leptonema (leptoten)</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Seperti halnya pada profase awal mitosis, pada tahap meiosis yang paling awal ini tiap kromosom telah mengalami penggandaan menjadi kromatid kembar. Namun, kenampakan kromosom jika dilihat menggunakan mikroskop cahaya masih seperti benang tunggal yang tipis memanjang. Di sepanjang kromosom dijumpai sejumlah kromomir, berupa butiran-butiran padat dengan interval yang tidak beraturan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">b). Zigonema (zigoten)</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Tiap kromosom homolog (kromosom paternal dan maternal) berpasang-pasangan membentuk struktur bivalen. Proses berpasangannya sendiri dinamakan sinapsis. Oleh karena tiap kromosom telah mengalami penggandaan menjadi dua kromatid kembar, maka pada tiap bivalen terdapat empat kromatid kembar. Kompleks empat kromatid ini disebut tetrad.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">c). Pakinema (pakiten)</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada pakinema kromosom untuk pertama kalinya dapat dilihat sebagai struktur yang telah mengalami penggandaan (bivalen atau tetrad). Peristiwa penting lainnya pada tahap ini adalah terjadinya pindah silang (crossing over), yaitu pertukaran materi genetik antara kromatid paternal dan kromatid maternal pasangannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">d). Diplonema (diploten)</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Secara visual tempat terjadinya pindah silang dapat dilihat sebagai struktur yang dinamakan kiasma (jamak = kiasmata). Kecuali pada daerah-daerah kiasma ini, pasangan-pasangan kromatid nampak mulai saling memisah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">e). Diakinesis</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kiasma bergeser ke ujung kromosom sehingga tempat ini sekarang tidak harus merupakan tempat terjadinya pindah silang. Tiap kromatid anggota tetrad makin memendek, menebal, dan bergerak ke arah bidang tengah sel. Nukleolus dan dinding nukleus menghilang. Mikrotubul / benang spindel yang keluar dari sentriol nampak kian memanjang dan akhirnya melekat pada kinetokor. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Metafase I</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Struktur tetrad nampak makin jelas di bidang tengah sel. Di sinilah konfigurasi kromosom meiosis paling mudah dibedakan dengan kromosom metafase mitosis. Pada metafase mitosis tidak dijumnpai adanya struktur tetrad, tetapi hanya ada biad yang terdiri atas dua kromatid kembar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Anafase I</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Anggota tiap pasangan kromosom homolog (yang masing-masing terdiri atas dua kromatid kembar) bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan. Dalam hal ini sentromir belum membelah sehingga kedua kromatid kembar masih terikat satu sama lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Telofase I</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Anggota tiap pasangan kromosom homolog telah mencapai kutub sel yang berlawanan. Dinding nukleus mulai terbentuk kembali. Kadang-kadang telofase I diikuti oleh sitokinesis dan interfase singkat (tanpa penggandaan kromosom), tetapi seringkali langsung diteruskan ke meiosis II.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">MEIOSIS II</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di atas telah dikatakan bahwa tahap-tahap meiosis II, mulai dari profase II hingga telofase II, menyerupai tahap-tahap pada mitosis. Namun, pada meiosis II hanya ada satu dari masing-masing pasangan kromosom homolog di dalam setiap nukleus. Jadi, di dalam tiap nukleus hanya ada kromosom paternal saja atau kromosom maternal saja untuk tiap nomor kromosom. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sebagai contoh, di dalam satu nukleus mungkin terdapat kromosom paternal untuk kromosom nomor 1, kromosom maternal untuk kromosom nomor 2, kromosom maternal untuk kromosom nomor 3, dan seterusnya. Nukleus lainnya akan membawa kombinasi kromosom yang lain pula. Telofase II akan diikuti oleh sitokinesis yang menghasilkan empat sel haploid. Di dalam nukleus masing-masing sel ini terdapat satu anggota untuk setiap pasangan kromosom homolog. Jadi, kalau pada telofase I (dan sebelumnya, anafase I) terjadi pemisahan kromosom homolog, pada telofase II (dan anafase II) terjadi pemisahan kromatid.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik pembelahan meiosis dengan dua kromosom) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-19614198717731025132011-10-06T21:27:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.045-07:00Tahap Pembelahan Mitosis<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Mitosis pertama kali dijelaskan ole<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Tahap Pembelahan Mitosis </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">h W. Flemming pada sel hewan. mitosis membutuhkan waktu yang paling singkat di antara semua tahapan daur sel. Meskipun demikian, mitosis masih dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa tahap, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Biasanya, profase dan telofase berlangsung lama, sedangkan metafase dan anafase berlangsung singkat. Tiap tahap mitosis ini dicirikan oleh perilaku kromosom yang berbeda-beda. Indikasi awal dimulainya mitosis, khususnya pada sel-sel hewan, dapat dilihat di dalam sitoplasma ketika interfase hampir berakhir. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Suatu daerah di sitoplasma yang dinamakan sentrosom, yang terdiri atas sepasang sentriol, mengalami pembelahan menjadi dua; mikrotubul, yang terdapat di dalamnya, menonjol keluar membentuk struktur aster, tempat asal mula munculnya benang spindel. Pada sel tumbuhan tidak terdapat sentriol, tetapi ada pusat pengendali spindel yang disebut MTOCs (microtubule organizing centers). Namun, struktur MTOCs tidak sejelas sentriol pada sel hewan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Profase awal</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada tahap ini masing-masing anggota pasangan sentriol bergerak memisah. Kromatid kembar yang semula tipis dan tidak berpilin mulai nampak berpilin, memendek, dan dapat dilihat lebih jelas. Jumlah pilinan akan menurun sejalan dengan meningkatnya diameter masing-masing pilinan. Nukleolus dan dinding nukleus mulai menghilang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Profase akhir</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kedua kromatid kembar pada masing-masing kromosom saling melekat pada daerah sentromir. Kompleks kinetokor dan sentromir segera berfungsi sebagai tempat melekatnya mikrotubul / benang spindel yang keluar dari sentriol. Oleh karena masing- masing sentriol telah bergerak ke kutub sel yang berlawanan, maka benang spindle menjadi penghubung kedua kutub sel tersebut melalui sentromir. Pada profase akhir ini nukleolus dan dinding nukleus telah benar-benar hilang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Metafase</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kromosom nampak sangat kompak sebagai dua kromatid kembar. Tahap metafase merupakan tahap mitosis dengan kenampakan kromosom paling jelas karena kromosom terlihat menebal, memendek, dan menempati bidang tengah sel. Pengamatan dan analisis kromosom paling mudah dilakukan pada tahap ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Anafase</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pemendekan benang spindel menyebabkan kromatid kembar pada masing-masing kromosom bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid sekarang mempunyai sentromir sendiri dan menjadi sebuah kromosom baru, yang mulai memanjang kembali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Telofase</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Benang spindel mulai menghilang; sebaliknya, nukleolus dan dinding nukleus mulai muncul kembali. Terjadi penyempitan pada sitoplasma dan pembelahan organel-organel sitoplasmik, yang mengarah kepada pembentukan dua sel hasil mitosis dengan kandungan materi genetik yang identik. Pada sel tumbuhan terjadi partisi di antara kedua calon sel hasil mitosis. Setelah lamela tengah terbentuk, dinding selulosa segera disintesis pada masing-masing sisi </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b>Download</b></a> artikel plus gambar diagram skematik pembelahan mitosis pada sel hewan dengan tiga kromosom) </span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-72179965984602062412011-10-06T21:24:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.045-07:00Daur Sel dan Pembelahan Mitosis<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Daur Sel dan Pembelahan Mitosis </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Faktor yang menentukan pertumbuhan suatu individu organisme, khususnya organisme multiseluler, adalah pertambahan jumlah dan volume sel. Pertambahan jumlah sel terjadi sebagai akibat pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel anakan dengan kandungan kromosom dan materi genetik (DNA) yang sama. Peristiwa pembelahan sel semacam ini dinamakan mitosis (mitos = benang).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sel yang mengalami mitosis selanjutnya akan memasuki tahap-tahap proses lainnya yang secara keseluruhan membentuk suatu daur sel. Pada awalnya, sebuah sel diploid hasil mitosis, yakni sel dengan kandungan kromosom 2n, mengalami peningkatan volume dan aktivitas metabolisme yang berhubungan dengan persiapan penggandaan (replikasi/sintesis) DNA. Tahap ini dinamakan G1. Kemudian, dari tahap G1 sel segera memasuki tahap S, yang ditandai oleh adanya sintesis DNA serta pembentukan kromatid kembar. Selanjutnya, sel memasuki tahap G2, yang merupakan tahap persiapan mitosis. Secara keseluruhan tahap G1, S, dan G2 dinamakan tahap istirahat (interfase) karena sel tidak memperlihatkan aktivitas pembelahan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Waktu yang diperlukan untuk interfase berbeda-beda, bergantung kepada jenis sel dan spesies organismenya. Setelah interfase berakhir sel kemudian mengalami mitosis (tahap M), yang akan membagi DNA hasil sintesis pada tahap S dan kromatid kembarnya ke dalam kedua sel yang dihasilkan sehingga masing-masing sel ini akan bersifat diploid seperti sel asalnya. Demikian seterusnya, sel hasil mitosis kembali memulai tahap G1.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Tiap jenis sel menyelesaikan daur selnya dalam waktu yang tidak sama. Sebagai contoh, sel-sel epitel pada saluran pernafasan dan pencernaan memiliki masa hidup yang pendek dan harus diganti dalam beberapa hari. Bahkan, sel-sel kelenjar memiliki masa hidup selama beberapa jam saja. Sel-sel epitel kulit setiap kali rusak akan segera diganti sehingga jumlahnya selalu tetap. Sebaliknya, sel-sel pada sistem syaraf pusat manusia hanya dibentuk sekali seumur hidup, dan tidak pernah diganti jika mengalami kerusakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">(<a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html">DOWNLOAD</a> artikel plus gambar skema daur sel)</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-49567637639271447882011-10-06T21:21:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.046-07:00Pembelahan Sel Sebagai Pelaksanaan Pewarisan Sifat<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Pembelahan Sel Sebagai Pelaksanaan Pewarisan Sifat </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Setelah berbicara tentang gen sebagai faktor herediter serta cara pewarisannya, pada bagiam ini kita akan melihat perilaku organel intrasel yang terlibat dalam pelaksanaan pewarisan sifat. Belasan tahun setelah Mendel mempublikasikan karya penelitiannya, W. Roux mengajukan postulat bahwa faktor herediter dibawa oleh suatu struktur di dalam nukleus yang dinamakan kromosom (chromo=warna ; soma=badan). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Percobaan T. Boveri dan W.S. Sutton beberapa tahun kemudian membuktikan bahwa gen terdapat di dalam kromosom. Selanjutnya, T.H. Morgan dan koleganya melalui studi pada lalat buah Drosophila melanogaster mengajukan teori bahwa gen merupakan satuan-satuan yang diskrit (terpisah satu sama lain) di dalam kromosom. Perilaku kromosom ternyata sangat berkaitan dengan tahap-tahap pembelahan sel, yang merupakan mekanisme dasar bagi pertumbuhan dan reproduksi seksual organisme. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pembelahan sel (sitokinesis) selalu didahului oleh pembelahan nukleus (kariokinesis), dan justru kariokinesislah yang sesungguhnya lebih berperan dalam mekanisme pelaksanaan pewarisan sifat. Bahkan, pembicaraan tentang pembelahan sel pada umumnya dititikberatkan pada kariokinesis, yang dengan sendirinya akan melibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kromosom.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Bahan penyusun kromosom adalah DNA dan protein. Kromosom yang sedang mengalami pengandaan terdiri atas dua buah kromatid kembar (sister chromatids) yang satu sama lain dihubungkan pada daerah sentromir. Letak sentromir berbeda-beda, dan perbedaan letak ini dapat digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi struktur kromosom.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada sentromir terdapat kinetokor, yaitu suatu protein struktural yang berperan dalam pergerakan kromosom selama berlangsungnya pembelahan sel. Tiap kromatid membawa sebuah molekul DNA yang strukturnya berupa untai ganda sehingga di dalam kedua kromatid terdapat dua molekul DNA.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">(<a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD</b></a> artikel plus gambar struktur kromosom yang sedang mengalami penggandaan)</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-89201153950200561362011-10-06T21:18:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.047-07:00Replikasi DNA Eukariotik<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan Mekanisme Replikasi DNA Eukariotik adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada eukariot replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam interfase. Untuk memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein kompleks yang disebut siklin dan kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent protein kinases (CDKs), yang berturut-turut akan diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang mencapai permukaan sel. Beberapa CDKs akan melakukan fosforilasi dan mengaktifkan protein-protein yang diperlukan untuk inisiasi pada masing-masing ori.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Berhubung dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi pada eukariot bergerak hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum melakukan penyalinan, DNA harus dilepaskan dari nukleosom pada garpu replikasi sehingga gerakan garpu replikasi akan diperlambat menjadi sekitar 50 pb tiap detik. Dengan kecepatan seperti ini diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk menyalin molekul DNA kromosom pada kebanyakan mamalia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50 replikon mengalami inisiasi secara serempak pada waktu tertentu selama fase S. Deretan yang mengalami inisasi paling awal adalah eukomatin, sedangkan deretan yang agak lambat adalah heterokromatin. DNA sentromir dan telomir bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini mencerminkan aksesibilitas struktur kromatin yang berbeda-beda terhadap faktor inisiasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Seperti halnya pada prokariot, satu atau beberapa DNA helikase dan protein pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (Ssb) yang disebut dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-A) diperlukan untuk memisahkan kedua untai DNA. Selanjutnya, tiga DNA polimerase yang berbeda terlibat dalam elongasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Untai pengarah dan masing-masing fragmen untai tertinggal diinisiasi oleh RNA primer dengan bantuan aktivitas primase yang merupakan bagian integral enzim DNA polimerase α. Enzim ini akan meneruskan elongasi replikasi tetapi kemudian segera digantikan oleh DNA polimerase <b><span style="color: black;"></span></b> pada untai pengarah dan DNA polimerase <b><span style="color: black;"></span></b> pada untai tertinggal. Baik DNA polymerase <b><span style="color: black;"></span></b> maupun <b><span style="color: black;"></span></b> mempunyai fungsi penyuntingan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Kemampuan DNA polimerase <b><span style="color: black;"></span></b> untuk menyintesis DNA yang panjang disebabkan oleh adanya antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell nuclear antigen (PCNA), yang fungsinya setara dengan subunit <span style="color: black;"></span> holoenzim DNA polimerase III pada E. coli. Selain terjadi penggandaan DNA, kandungan histon di dalam sel juga mengalami penggandaan selama fase S.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang berkaitan dengan garpu replikasi akan diimobilisasi di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat divisualisasikan menggunakan mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi. Pelabelan dilakukan menggunakan analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan visualisasi DNA yang dilabeli tersebut dilakukan dengan imunofloresensi menggunakan antibodi yang mengenali BUdR.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena tidak ada DNAyang dapat menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5’ untai tertinggal. Dengan demikian, informasi genetik dapat hilang dari DNA. Untuk mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariot (telomir) mengandung beratus-ratus sekuens repetitive sederhana yang tidak berisi informasi genetik dengan ujung 3’ melampaui ujung 5’. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Enzim telomerase mengandung molekul RNA pendek, yang sebagian sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini akan bertindak sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung 3’. Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan di dalam sel-sel somatis pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan menyebabkan pemendekan kromosom pada tiap generasi sel. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Ketika pemendekan mencapai DNA yang membawa informasi genetik, sel-sel akan menjadi layu dan mati. Fenomena ini diduga sangat penting di dalam proses penuaan sel. Selain itu, kemampuan penggandaan yang tidak terkendali pada kebanyakan sel kanker juga berkaitan dengan reaktivasi enzim telomerase.</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-87238685161859974822011-10-06T21:15:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.047-07:00Replikasi Pada Kedua Untai DNA<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan Replikasi Pada Kedua Untai DNA adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Proses replikasi DNA yang kita bicarakan di atas sebenarnya barulah proses yang terjadi pada salah satu untai DNA. Untai DNA tersebut sering dinamakan untai pengarah (leading strand). Sintesis DNA baru pada untai pengarah ini berlangsung secara kontinyu dari ujung 5’ ke ujung 3’ atau bergerak di sepanjang untai pengarah dari ujung 3’ ke ujung 5’.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada untai DNA pasangannya ternyata juga terjadi sintesis DNA baru dari ujung 5’ ke ujung 3’ atau bergerak di sepanjang untai DNA cetakannya ini dari ujung 3’ ke ujung 5’. Namun, sintesis DNA pada untai yang satu ini tidak berjalan kontinyu sehingga menghasilkan fragmen terputus-putus, yang masing-masing mempunyai arah 5’ke 3’.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Terjadinya sintesis DNA yang tidak kontinyu sebenarnya disebabkan oleh sifat enzim DNA polimerase yang hanya dapat menyintesis DNA dari arah 5’ ke 3’ serta ketidakmampuannya untuk melakukan inisiasi sintesis DNA.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Untai DNA yang menjadi cetakan bagi sintesis DNA tidak kontinyu itu disebut untai tertinggal (lagging strand). Sementara itu, fragmen-fragmen DNA yang dihasilkan dari sintesis yang tidak kontinyu dinamakan fragmen Okazaki, sesuai dengan nama penemunya. Fragmen-fragmen Okazaki akan disatukan menjadi sebuah untai DNA yang utuh dengan bantuan enzim DNA ligase.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="line-height: 200%;">(<a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD</b></a> artikel plus gambar Diagram replikasi pada kedua untai <span style="color: black;">DNA)</span></span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-10880866766314836592011-10-06T21:13:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.048-07:00Replikon, Ori, Garpu Replikasi, dan Termini<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span></i>Replikon, Ori, Garpu Replikasi, dan Termini <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Setiap molekul DNA yang melakukan replikasi sebagai suatu satuan tunggal dinamakan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">replikon</b>. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Dimulainya (inisiasi) replikasi DNA terjadi di suatu tempat tertentu di dalam molekul DNA yang dinamakan titik awal replikasi atau origin of replication (<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ori</b>). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Proses inisiasi ini ditandai oleh saling memisahnya kedua untai DNA, yang masing- masing akan berperan sebagai cetakan bagi pembentukan untai DNA baru sehingga akan diperoleh suatu gambaran yang disebut sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">garpu replikasi</b>. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Biasanya, inisiasi replikasi DNA, baik pada prokariot maupun eukariot, terjadi dua arah (bidireksional). Dalam hal ini dua garpu replikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">terminus</b>). Pada eukariot, selain terjadi replikasi dua arah, ori dapat ditemukan di beberapa tempat.</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-76968041526747742662011-10-06T21:11:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.049-07:00Mekanisme Replikasi DNA<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan Mekanisme Replikasi DNA adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Ada tiga cara teoretis replikasi DNA yang pernah diusulkan, yaitu konservatif, semikonservatif, dan dispersif. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada replikasi konservatif seluruh tangga berpilin DNA awal tetap dipertahankan dan akan mengarahkan pembentukan tangga berpilin baru. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Pada replikasi semikonservatif tangga berpilin mengalami pembukaan terlebih dahulu sehingga kedua untai polinukleotida akan saling terpisah. Namun, masing-masing untai ini tetap dipertahankan dan akan bertindak sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untai polinukleotida baru. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sementara itu, pada replikasi dispersif kedua untai polinukleotida mengalami fragmentasi di sejumlah tempat. Kemudian, fragmen-fragmen polinukleotida yang terbentuk akan menjadi cetakan bagi fragmen nukleotida baru sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai berselang-seling di dalam tangga berpilin yang baru.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Di antara ketiga cara replikasi DNA yang diusulkan tersebut, hanya cara semikonservatif yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui percobaan yang dikenal dengan nama sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan atau equilibrium density-gradient centrifugation. Percobaan ini dilaporkan hasilnya pada tahun 1958 oleh M.S. Meselson dan F.W. Stahl.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">(<a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html">DOWNLOAD</a> artikel plus gambar mekanisme replikasi DNA)</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-38036000726377515902011-10-06T21:08:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.049-07:00Fungsi DNA Sebagai Materi Genetik<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">(Tulisan Fungsi DNA sebagai Materi Genetik adalah bagian dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697601/replikasidanpembelahansel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">DNA sebagai materi genetik pada sebagian besar organisme harus dapat menjalankan tiga macam fungsi pokok berikut ini.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1. DNA harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat meneruskan informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari generasi ke generasi. Fungsi ini merupakan fungsi genotipik, yang dilaksanakan melalui replikasi. Inilah materi yang akan dibahas di dalam bab ini.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2. DNA harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu dewasa. Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik, yang dilaksanakan melalui ekspresi gen.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3. DNA sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga organisme yang bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah. Tanpa perubahan semacam ini, evolusi tidak akan pernah berlangsung. Fungsi ini merupakan fungsi evolusioner, yang dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.</span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-37821599637250368792011-10-06T21:05:00.000-07:002011-10-06T22:09:09.133-07:00Download Artikel Tinjauan Sel<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Berikut ini adalah artikel dengan judul </span></i><b><span style="line-height: 200%;">Tinjauan Sel</span></b><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697566/KonsepSel.pdf.html">DOWNLOAD DISINI</a>. Berikut adalah gambaran tentang </span></i><span style="line-height: 200%;">artikel <b>Tinjauan Sel </b><i style="mso-bidi-font-style: normal;">yang dimaksud)</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 200%;">TINJAUAN SEL</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota. Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA….dst (<a href="http://www.ziddu.com/download/16697566/KonsepSel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD</b></a>)</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-91966284346302939472011-10-06T21:02:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.050-07:00Perbedaan Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Perbedaan Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Struktur Dan Fungsi Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697566/KonsepSel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">1). Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">2). Sel Tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap, sedangkan sel hewan tidak mempunyai bentuk yang tetap.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">3). Sel Tumbuhan mempunyai dinding sel (<i>cell wall</i>) dari selulosa, sedangkan sel hewan tidak mempunyai dinding sel (<i>cell wall</i>).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">4). Sel Tumbuhan mempunyai plastida, sedangkan sel hewan tidak mempunyai plastid.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">5). Sel Tumbuhan mempunyai vakuola ( acuole) atau rongga sel yang besar, sedangkan sel hewan tidak tidak mempunyai vakuola ( acuole), walaupun kadang-kadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau ( esicle).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">6). Sel Tumbuhan menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati, sedangkan sel hewan menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">7). Sel Tumbuhan tidak mempunyai sentrosom (<i>centrosome</i>), sedangkan sel hewan mempunyai sentrosom (<i>centrosome</i>).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">8). Sel Tumbuhan tidak memiliki lisosom (<i>lysosome</i>)., sedangkan sel hewan mempunyai lisosom.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">9). Sel Tumbuhan mempunyai nukleus lebih kecil daripada vakuola, sedangkan sel hewan mempunyai nukleus lebih besar daripada vakuola.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan tumbuhan adalah sebagai berikut :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">1). Sel tumbuhan tidak terdapat sentriol sedangkan pada sel hewan terdapat sentriol.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">2). Sel Tumbuhan terdapat sitokenesis dan pembentukan dinding sel, sedangkan sel hewan tidak ada pembentukan dinding sel.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">3). Sel Tumbuhan Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang ada semacam epigeal dan hipogeal, sedangkan sel hewan ada kutub animal dan vegetal.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">4). Jaringan Sel Tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang berbeda, sedangkan jaringan sel hewan bergerak menjadi bentuk yang berbeda</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">5). Sel Tumbuhan Terdapat proses histodiferensiasi, sedangkan sel hewan Terdapat proses gastrulasi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">6). Sel Tumbuhan meristem sebagai jaringan embrionik seumur hidup, sedangkan sel hewan Tidak terdapat jaringan embrionik seumur hidup.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">7). Sel Tumbuhan Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali kemampuan akar dalam hal menopang berat tubuh bagian atas, sedangkan sel hewan terdapat batasan pertumbuhan (ukuran</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">tubuh).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">8). Sel Tumbuhan Tidak ada "Apoptosis", yang ada lebih ke arah proteksi diri, tidak melibatkan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span class="fullpost"><span style="color: black; line-height: 200%;">mitokondria, sedangkan sel hewan Apoptosis untuk perkembangan jaringan, melibatkan mitokondria dan caspase</span></span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3183063289648529983.post-17363941629310242482011-10-06T20:59:00.000-07:002011-10-06T22:14:15.051-07:00Organel Pada Sel<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">(Tulisan </span>Organel Pada Sel </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 200%;">adalah bagian dari artikel dengan judul Struktur Dan Fungsi Sel. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, artikel tersebut bisa anda <a href="http://www.ziddu.com/download/16697566/KonsepSel.pdf.html"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DOWNLOAD DISINI</b></a>)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Secara umum setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma inti sel atau nukleus. Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah mitokondria (kondriosom), badan Golgi (diktiosom), retikulum endoplasma, plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas), vakuola (khusus tumbuhan)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> A. DINDING SEL</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding- dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke,dalam sel. Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">B. PLASTIDA</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Plastida adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas, sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai bentuk:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">1). proplastida, bentuk belum "dewasa"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">2). leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan terutama di akar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">3). kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil, ditemukan pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">4). kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">5). amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi) serta biji.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">6). elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">7). etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu mendapat cukup pencahayaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Plastida adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel. Secara evolusi plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastida dianggap terjadi lebih kemudian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">C. VAKUOLA</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">D. SENTROSOM</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Sentorom adalah Organel sel yang berfungsi aktif pada pdmbelahan sel dan hanya terdapat pada sel hewan. Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentriol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika [[sentriol anak] yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">E. LISOSOM</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi. Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan tanaman.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">FUNGSI LISOSOM</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">1) Endositosis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">2) Autofagi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari reticulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">3) Fagositosis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">F. RIBOSOM</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="fullpost">Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada reticulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.</span></div><span class="fullpost"><br />
</span>zona bawahhttp://www.blogger.com/profile/11465315829041358984noreply@blogger.com