Teori baru yang banyak mendapatkan dukungan untuk menjelaskan perubahan proses penuaan ialah teori radikal bebas yaitu : Proses penuaan berlangsung ketika sel-sel secara parmanen dirusak oleh serangan terus-menerus dari sejumlah partikel kimia yang disebut “radikal-radikal bebas”.
Secara sederhana, kerusakan sel itu menumpuk selama bertahun-tahun, sampai jumlahnya mencapai titik yang tak mungkin dibalikkan timbul penyakit-penyakit yang terjadi bersamaan pada akhir kehidupan sampai akhir hayatnya. Hal ini disebabkan, usaha yang gagal dari setiap sel untuk tetap hidup dan berfungsi secara wajar, berhadapan dengan zat kimiawi yang menghancurkan tersebut.
Teori radikal bebas tentang penuaan, disusul berbagai penelitian, bukan saja mengenai proses penuaan itu sendiri, melainkan tentang penyakit-penyakit akibat proses penuaan seperti kanker, jantung, artritis semuanya tampaknya berasal dari satu sumber yang sama, yaitu radikal-radikal bebas. Kita berada pada tahap, dimana “resiko kematian terpenting bagi setiap orang pada umur 28 tahun atau lebih adalah radikal bebas”.
Radikal bebas banyak terdapat di udara dan makanan
Radikal bebas adalah sekelompok elemen yang bersifat tidak stabil, reaktif, dan merusak sel-sel hidup (sitotoksik), menurunkan kinerja zat-zat dalam tumbuh seperti enzim dan hormon serta merusak pembuluh darah dan kulit. Kerusakan tersebut menyebabkan kulit menebal, kaku, tidak elastis, keriput, pucat dan kering.
Selain pajanan sinar matahari, terdapat faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya radikal bebas, antara lain: sinar matahari, zat kimia, zat pengawet, pewarna, dan pelezat makanan, polusi udara, makanan tinggi kalori dan karbohidrat, pengobatan dengan sinar ultra violet jangka panjang.
Radikal bebas adalah sebuah molekul yang telah kehilangan satu elektron, yang mengorbit berpasangan. Untuk mengembalikan keseimbangan, radikal bebas tersebut mencari sebuah elektron dari molekul didekatnya atau melepaskan satu elektron yang tak punya pasangan. Dengan demikian ia menciptakan kehancuran molekul didekatnya tadi.
Bila menimpa DNA, terutama pada mitokondria di dalam sel-sel, radikal itu menyebabkan mutasi-mutasi yang dapat memacu sel-sel berlaku secara menyimpang. Lama kelamaan kerusakan karena radikal ini bebas membuat tubuh menua dan penyakitan.
Proses ini dapat dicegah oleh antioksidan secara sederhana, antioksidan adalah bahan kimia yang dapat memberikan sebuah elektron yang diperlukan radikal bebas, tanpa menjadikan dirinya berbahaya. Dengan demikian antioksidan, menghentikan serangan radikal bebas sehingga degenerasi dihambat atau proses penuaan diperlambat.
(Disadur Dari : Cermin Dunia Kedokteran No. 140, 2003)