Adaptasi Organisme Intertidal (Zona Pasang Surut)

Dalam bidang ekologi, adaptasi berarti suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu hidup lebih baik dibawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang membuat organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup.

Bentuk adaptasi adalah mencakup adaptasi struktural, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi struktural merupakan cara hidup untuk menyesuaikan dirinya dengan mengembangkan struktur tubuh atau alat-alat tubuh kearah yang lebih sesuai dengan keadaan lingkungan dan keperluan hidup.

Adaptasi fisiologi adalah cara makhluk untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan penyesuaian proses-proses fisiologis dalam tubuhnya. Adaptasi tingkah laku adalah respon-respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan tingkah laku.

Kehidupan di daerah pasang surut sangat dipengaruhi oleh faktor fisik baik berupa substrat dan yang lainnya. Adapun adaptasi yang dilakukan moluska jenis Makrobentos pada substrat daerah pasang surut berupa adaptasi struktural, adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku. Ketiga adaptasi tersebut diuraikan sebagai berikut.

Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi yaitu dengan menggali substrat sampai kedalaman yang tidak dapat lagi dipengaruhi oleh gelombang yang lewat. Strategi ini banyak dilakukan oleh kerang besar sperti Tivela stultorum, kerang pismo. Beberapa hewan juga biasanya melengkapi dirinya dengan mengembangkang cangkang yang sangat berat, yang dapat menahan hewan tetap berada dalam substrat.

Kesulitan dari tipe adaptasi ini adalah adanya badai kuat yang dapat menimbulkan gelombang besar yang dapat menghentak hewan ini keluar dan terlempar ke pantai. Hal ini yang menyebabkan kerusakan katastrofik yang kadang-kadang terjadi pada bentuk ini.


Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi misalnya adaptasi mengenai masalah pencegahan penyumbatan permukaan alat pernafasan oleh pasir yang tersuspensi. Untuk mencegahnya, saluran masuk pernafasan pada kerang pantai pasir sering dilengkapi dengan berbagai penyaring yang mencegah pasir masuk kedalamnya.


Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku dikakukan dengan kemampuan menggali dengan cepat, segera setelah gelombang yang lewat memindahkan hewan dari substrat. Mekanisme ini pada umumnya dilakukan oleh Annelida, karang kecil dan Crustacea.

Misalnya pada kepiting pasir dari famili Hippidae, dimana hewan-hewan ini mempunyai tubuh yang pendek dengan anggota tubuh yang telah dimodifikasi untuk menggali pasir dengan cepat. Segera setelah mereka tertarik dari substrat oleh gelombang yang lewat, meraka menggali kembali sebelum gerakan air membawa mereka keluar.


Tulisan terkait