Chlorophyta (Alga Hijau)

Divisi Chlorophyta yang lebih dikenal atau populer dengan sebutan alga hijau, yaitu kelompok terbesar dari alga yang terdiri dari lebih kurang 429 marga dan 6600 jenis. Anggotanya 90% hidup di air tawar, sisanya hidup di air laut dan, beberapa ada yang hidup di air payau. Alga air tawar dapat dijumpai di mana saja asalkan lembab dan cukup cahaya. Alga air laut umumnya tumbuh pada perairan yang dangkal sepanjang pantai dan sering melekat pada substrat yang keras seperti batu dan batu karang.

Chlorophyta dikenal dengan ciri-ciri yang sangat khas yaitu:
1). Mempunyai pigmen yang terdapat dalam kloroplas yang didominasi oleh  klorofil a dan b sehingga menyebabkan alga ini berwarna hijau.

2). Produk asimilasi berupa pati yang dalam pembentukkannya berhubungan dengan pirenoid.

3). Gamet mempunyai 2 atau 4 flagel tipe whiplash yang sama panjangnya terletak pada bagian anterior.

4). Reproduksi seksual isogami, anisogami, dan oogami.

5). Setiap sel mempunyai inti sejati (ada membran inti).

 6). Dinding sel terdiri atas selulosa

Reproduksi Chlorophyta dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara vegetatif, aseksual, dan seksual. Reproduksi vegetatif dapat terjadi dengan patahnya thallus atau pigmen menjadi dua atau lebih, dan setiap patahan akan tumbuh menjadi individu baru.

Reproduksi aseksual dengan zoospore yang dihasilkan oleh sel vegetatif yang berfungsi sebagai sporangia. Reproduksi secara seksual melalui proses plasmogami, kariogami, dan meiosis yang terjadi secara berurutan. Gamet dibentuk dalam gametangium. Sel telur dihasilkan oleh oogonium dan anterozoid yang dihasilkaan anteridium.

Ditinjau dari morfologinya, tumbuhan alga hijau dapat dikelompokkan ke dalam 5 golongan, yaitu:

a). Organisme yang uniseluler yang motil dan non motil

b). Organisme koloni yang motil dan kokoid

c). Organisme filamentik yang bercabang dan tidak bercabang

d). Organisme seperti membran/ daun (parenkim)

e). Organisme sinositik (pipa)

Sebaran alga hijau terdapat terutama di daerah litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah atas daerah pasang surut, dan tepatnya pada kedalaman 10 meter atau lebih, yang habitatnya mendapat penyinaran matahari yang baik. Alga ini terdapat melimpah di perairan hangat (tropik).

Di Indonesia tercatat sedikitnya 12 marga alga hijau yang banyak dijumpai di perairan pantai, beberapa marga-marga alga itu adalah sebagai berikut:

1). Caulerpa yang dikenal beberapa penduduk pulau sebagai anggur laut, terdiri dari 15 jenis dan 5 varietas.

2). Ulva mempunyai thallus berbentuk lembaran tipis seperti sla, oleh karenanya dinamakan sla laut. Ada tiga jenis yang tercatat, satu di antaranya Ulva reticulata. Alga ini biasanya melekatnya dengan menggunakan alat pelekat berbentuk cakram yang melekat pada batu atau substrat lain atau pada tabung dari cacing beruas. Tangkai yang pendek dapat menghubungkan alat ini dengan daun yang tipis dan lebar, 0,1 mm tebalnya, dan ukurannya tidak teratur.

 Daun yang lebar mencapai 400 cm2. Daunnya mempunyai sejumlah perforasi tak teratur dan tebalnya hanya dua sel. Tumbuhan ini dapat terlepas dari pegangannya yang tersebar di sekitar daerah pasang surut. Alga ini tumbuh bagus di selat-selat dan perairan teluk yang tenang. Pada gambar 2.8 berikut ini disajikan gambar Ulva lactuca.

3). Valonia (V. ventrikosa) mempunyai thallus yang membentuk gelembung berisi cairan berwarna ungu atau hijau mengkilat, menempel pada karang mati atau batu karang.

4). Dictyosphaera (D. cavernosa) dan jenis-jenis marga ini di Nusa Tenggara dinamakan bulung yang dimanfaatkan untuk sayuran.

5). Halimeda terdiri dari 18 jenis, marga alga ini berkapur menjadi salah satu penyumbang kapur air laut. Halimeda tuna terdiri atas rantai cabang dari potongan tipis berbentuk kipas. Potongan-potongan ini berkapur, masing-masing 2 cm tengahnya. Yang terbesar dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh sendi-sendi yang tak berkapur. Mereka berada di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan-setengah, pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai.

Halimeda opuntia berbeda dengan H. tuna karena jenis ini mempunyai potongan bentuk kipas lebih kecil, berwarna hijau muda, mempunyai panjang 1 cm dan mempunyai bentuk pinggiran yang kurang teratur. Jenis ini terdapat di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan-setengah pada pantai berbatu dan paparan terumbu. Pada gambar 2.9, disajikan gambar beberapa jenis alga Halimeda.

6). Chaetomorpha mempunyai thallus atau daunnya berbentuk benang yang menggumpal. Jenis yang diketahui adalah C. crassa yang sering menjadi gulma bagi budi daya rumput laut.

7). Codium hidup menempel pada batu atau batu karang.

8). Udotea terdapat atau tumbuh di dasar pasir dan terumbu karang.

9). Tydemania (T. expeditionis) tumbuh di paparan terumbu karang yang dangkal dan pada kedalaman 5-30 m di perairan jernih.

10). Bernetella (B. nitida) menempel pada karang yang mati dan pecahan karang di paparan  terumbu.

11). Burgenesia (B. forbesii) mempunyai thallus yang berbentuk kantung silindrik berisi cairan berwarna hijau tua atau hijau kekuningan, menempel pada batu karang atau tumbuhan  air.

12). Neomeris (N. annulat) tumbuh menempel pada substrat dari karang mati di dasar laut.

Sumber :
Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Djambatan


Tulisan terkait