Proses Pembentukan Hemoglobin (Hb)

Proses pembentukan (sintesis) hemoglobin telah dimulai dalam tahap eritroblas dan terus berlangsung sampai tingkat normoblas/retikulosit. Meskipun eritrosit yang muda telah meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam peredaran darah, namun pembentukan hemoglobin tetap berlangsung dalam beberapa hari berikutnya.

Pembentukan hemoglobin berlangsung beberapa tahap dan dapat diiikhtisarkan sebagai berikut :

l). 2 Suksinil-KoA + 2 Glisin membentuk senyawa Pirol

2). 4 Pirol akan membentuk senyawa Protoporfirin IX

3). Protoporfirin IX + Fe2+ membentuk senyawa Hem

4). 4 Hem + Polipeptida membentuk Rantai Hemoglobin (α atau β)

5). Rantai 2α + Rantai 2β membentuk hemoglobin A

Tiap rantai hemoglobin mempunyai berat molekul kira-kira 16000. Rantai hemoglobin ini ada variasi yang sebenarnya ditentukan oleh susunan asam amino dalam peptidanya. Berbagai jenis rantai tersebut dapat digambarkan sebagai rantai alfa (α), rantai beta (β), rantai gamma dan sebagainya. Pada umumnya rantai hemoglobin pada orang dewasa adalah hemoglobin A, dimana merupakan gabungan antara dua rantai alfa dengan dua rantai beta.

Sifat yang penting dari molekul hemoglobin adalah kemampian mengikat oksigen dengan lemah dan secara reversibel. Setiap molekul hemoglobin mengandung empat Hem, oleh karena itu satu molekul hemoglobin mengandung empat atom besi dan dapat mengangkut empat molekul oksigen.

Pengaruh Anemia Terhadap Sistem Peredaran Darah
Kekentalan darah tergantung pada kosentrasi eritrosit dalam darah. Dalam keadaan anemia berat, kekentalan darah dapat menurun sampai 1,5 kali kekentalan air (kekentalan normal darah adalah tiga kali kekentalan air). Menurunnya kekentalan darah akan mengurangi tahanan terhadap aliran darah dalam pembuluh darah perifer, sehingga memperbesar jumlah darah yang masuk kembali ke jantung.

Keadaan ini diperparah dengan terjadinya hipoksia dijaringan tubuh yang menyebabkan pembuluh-pembuluh darah pada jaringan berdilatasi, sehingga lebih meningkatkan jumlah darah yang kembali ke jantung. Peningkatan jumlah darah yang kembali ke jantung akan meningkatkan curah jantung. Jadi salah satu pengaruh utama dari anemia adalah kenaikan beban jantung.


Baca selengkapnya...

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Eritrosit (Sel Darah Merah)

Pembentukan eritrosit dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : vitamin B12, asam folat, mineral besi (Fe), tembaga (Cu), cobalt (Co), protein, hormon eritropeitin dan kadar oksigen di udara.

Pengaruh Vitamin B12 (Sianokobalamin) Dalam Pembentukan Eritrosit
Vitamin B12 merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel tubuh dan pertumbuhan sel jaringan pada umunya. Hal ini karena vitamin B12 berperan dalam sintesis DNA. Karena jaringan yang menghasilkan eritrosit paling cepat pertumbuhan dan proliferasinya, kekurangan vitamin B12 menghambat kecepatan pembentukan eritrosit.

Sel-sel eritroblastik sumsum tulang tidak dapat berproliferasi dengan cepat, sehingga ukurannya lebih besar dari yang bormal dan berkembang menjadi megaloblas yang selanjutnya menjadi makrosit. Kemapuan makrosit hampir sama dengan eritrosit, tetapi sangat fragil, hidupnya sangat singkat. Dapat dikatakan bahwa bila terjadi kekurangan vitamin B12 maka akan menyebabkan terjadinya kegagalan dalam proses eritropoiesis.

Sebenarnya penyebab terbanyak dari kegagalan pematangan eritrosit bukanlah karena kekurangan vitamin B12 pada makanan, tetapi oleh adanya kegagalan penyerapan vitamin B12 dalam saluran pencernaan. Hal ini sering terjadi pada mereka yang menderita penyakit anemia pernisiosa, yang penyebab pokoknya adalah atrofi mukosa lambung, sehingga getah lambung tidak dapat disekresikan secara normal.

Dalam keadaan normal, sel-sel parietal lambung mensekresikan suatu glikoprotein yang disebut faktor intrinsik. Faktor intrinsik akan berikatan dengan vitamin B12 yang ada dalam makanan, sehingga vitamin B12 dapat diabsorpsi dalam usus. Faktor intrinsik sangat diperlukan, karena dengan terikatnya vitamin B12 dengan faktor intrinsik maka vitamin B12 akan terlindungi dari pencernaan oleh enzim-enzim saluran pencernaan. Faktor intrinsik ini akan berikatan dengan reseptor khusus pada membran sel mukosa usus.

Pengaruh Hormon Eritropoeitin Dalam Pembentukan Eritrosit
Eritropoeitin merupakan faktor utama yang dapat merangsang pembentukan eritrosit. Eritropoeitin adalah hormon yang merupakan glikoprotein (berat molekul kira-kira 40.000). Eritropoeitin disebut juga erythropoeitik stimulatimg factor atau homopoeitin, yang terdapat dalam darah sebagai respon terhadap hipoksia (jaringan kekurangan oksigen). Eritropoeitin selanjutnya akan mempertinggi produksi eritrosit samapi keadaan hipoksia tertanggulangi.

Faktor-faktor yang menurunkan oksigenasi pada jaringan sehingga terjadi hipoksia antara lain : volume darah rendah, anemia, hemoglobin rendah, aliran darah tidak baik, dan penyakit paru-paru.

Eritropoeitin sebagian besar (90-95%)  dibentuk didalam ginjal, namun belum diketahui dengan pasti bagian ginjal yang membentuk eritropoeitin tersebut. Dari percobaan-percobaan diduga bahwa eritropoeitin dibentuk oleh sel-sel juxtaglomerulus, yaitu sel-sel yang terletak didalam dinding pembuluh-pembuluh arteriol dekat dengan glomerulus.

Pengaruh Kadar Oksigen Yang Rendah Di Udara Dalam Pembentukan Eritrosit
Pada tempat-tempat yang tinggi, kadar oksigen dalam udara berkurang. Untuk memenuhi keperluan oksigen dalam jaringan, produksi eritrosit haris dipercepat. Tambahan eritrosit dalam peredaran darah baru tampak pada hari ketiga dan kecepatan pembentukan eritrosit yang maksimal dicapai setelah lima hari.

Pengaruh Mineral Besi (Fe), Tembaga (Cu) Dan kobalt (Co) Dalam Pembentukan Eritrosit
Zat besi diperlukan langsung untuk membentuk hemoglobin. Sedangkan tembaga dan kobalt diperlukan sebagai katalisator dalam tahapan-tahapan pembentukan hemoglobin. Misalnya manusia memerlukan  2 mg tembaga per hari dalam makanannya agar permbentukan hemoglobin dapat berlangsunng secara lancer.

Pengaruh Asan Folat (Asam Pteroilglutamat) Dalam Pembentukan Eritrosit
Asam folat diperlukan dalam proses pembentukan DNA.

Pengaruh Asam Amino
Asam amino diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.


Baca selengkapnya...

Plasma Darah

Plasma darah adalah bagian darah yang berbentuk cair. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium  (Na+) dan klor (Cl-). Ion-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi untuk membantu peredaran zat-zat lainnya.

Kira-kira 7% plasma darah terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum albumin 4%, serum globulin 2,7% dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah). Protein plasma juga berperan sebagai antibodi.

Antibodi merupakan protein yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan molekul (protein) asing yang memacu pembentukan antibodi Antibodi terbentuk jika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin di dalam sel-sel plasma.

Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan tubuh terhadap penyebab penyakit, yaitu

1).  Antibodi menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau

2).  Antibodi mengaktifkan system komplemen yang kemudian akan merusak penyebab penyakit penyakit tersebut.

Antibodi dapat melemahkan penyakit dengan salah satu cara berikut.

a). Aglutinasi, terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar berupa antigen pada permukaanya, bakteri-bakteri, atau sel-sel darah merah.

b). Presipitasi, terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut, misalnya racun tetanus dengan antibodi sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan mengendap.

c). Netralisasi, antibodi yang bersifat antigenic akan menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen penyebab penyakit.

d). Lisis, beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadang-kadang mampu langsung menyerang membrane sel agen penyebab penyakit sehingga menyebabkan sel tersebut rusak.


Baca selengkapnya...

Proses Pembentukan Dan Penguraian Eritrosit (Sel Darah Merah)

Pembentukan Eritrosit
Dalam minggu-minggu pertama dari kehidupan embrio, eritrosit primitif yang berinti dihasilkan dalam kantong kuning telur (yolk sac). Selama tiga bulan kedua (trimester pertengahan) dari kehamilan (gestasi), hati merupakan organ yang utama membentuk eritrosit dan pada saat yang sama eritrosit juga dibentuk di limpa (lien) dan kelenjar limfe (limfe-nodus). Selanjutnya dalam tiga bulan terakhir kehamilan dan setelah lahir, eritrosit semata-mata dibentuk oleh sumsum tulang.

Pada dasarnya semua sumsum tulang membentuk eritrosit sampai usia 5 tahun, tapi pada sumsum tulang panjang (kecuali pada proksimal humerus dan tibia) menjadi sangat berlemak, sehingga pada usia kira-kira 20 tahun sumsum tulang panjang tidak lagi menghasilkan eritrosit. Diatas usia 20 tahun, sebagian besar eritrosit dihasilkan oleh sumsum tulang membranosa, seperti vertebra, sternum, costae dan pelvis.

Ada kalanya sumsum tulang dapat dirangsang oleh berbagai jenis faktor sehingga dapat membentuk eritrosit dalam jumlah yang banyak, demikian pula sumsum tulang yang telah berhenti menghasilkan eritrosit dapat menjadi produktif kembali. Limpa dan hati juga dapat mengaktifkan kembali fungsi hemopoietiknya jika ada rangsangan yang ekstrem dan berkepanjangan yang menghendaki pembentukan eritrosit dalam jumlah yang banyak.

Di dalam sumsum tulang terdapt banyak sel pluripoten stem yang dapat membentuk berbagai jenis sel darah. Sel ini akan terus menerus diproduksi selama hidup manusia, walaupun jumlahnya akan semakin berkurang sesuai bertambahnya usia. Sesungguhnya ada stem sel yang lainyang bersifat unipoten yang hanya mampu membentuk satu jenis sel saja, missal eritrosit atau leukosit. Tetapi cirri-ciri sel-sel unipoten ini sulit dibedakan satu sama lain dan juga dengan sel pluripoten.

Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diatur oleh suatu hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel pertama yang diketahui sebagai rangkaian  pembentukan eritrosit disebut proeritorblas.  Proeritorblas kemudian akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat dicat dengan warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin.

Pada tahap berikutnya akan mulai terbentuk cukup hemoglobin yang disebut polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya, maka akan terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik erotroblas dimana warnanya menjadi merah. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin sehingga mencapai kosentrasi lebih kurang 34%, maka nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah dilepaskan dari sumsum tulang.

Pembentukan eritrosit dipengaruhioleh berbagai faktor, antara lain : vitamin B12, asam folat, mineral besi (Fe), tembaga (Cu), cobalt (Co), protein, hormon eritropeitin dan kadar oksigen di udara.

Penguraian (Destruksi) Eritrosit
Jika eritrosit telah berada dalam sistem sirkulasi, maka dalam keadaan normal umurnya rata-rata 120 hari. Eritrosit yang lebih tua menjadi lebih rapuh. Jika dinding selnya sangat rapuh, maka eritrosit dapat pecah dalam perjalananya melalui pembuluh darah yang sempit. Sebagian besar eritrosit pecah didalam limpa karena terjepit sewaktu melewati pulpa merah limpa.

Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit difagositosis dan dicernakan oleh sel-sel makrofag terutama yang terdapat dalam limpa, hati (sel-sel Kupffer) dan sumsum tulang. Besi (Fe) yang lepas diangkut kedalam sumsum tulang untuk membentuk eritrosit baru, atau disimpan dihati dan jaringan lain dalam bentuk ferritrin. Bagian hem-nya diubah sel-sel retikuloendotelium menjadi bilirubin (pigmen empedu).


Baca selengkapnya...

Ukuran Dan Fungsi Eritrosit (Sel Darah Merah) Manusia

Besar Dan Ukuran Eritrosit
Eritrosit (sel darah merah) berbentuk cakram bikonkaf berdiameter kira-kira delapan mikron, tebalnya (bagian yang paling tebal) dua mikron, sedangkan bagian yang ada ditengah-tengah tebalnya satu micron atau kurang. Volume rata-rata eritrosit adalah sebesar 83 mikron kubik. Bentuk eritrosit dapat berubah sewaktu sel ini melewati kapiler darah. Sebenarnya eritrosit dapat dianggap sebagai kantong yang dapat berubah bentuk menjadi berbagai jenis bentuk.

Fungsi Eritrosit
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen. Dalam eritrosit terdapat hemoglobin (Hb), dan hemoglobin berfungsi mengikat oksigen (HbO2). Disamping itu hemoglobin juga berikatan dengan karbondioksida (HbCO2). Fungsi lain dari eritrosit adalah sebagai penyangga asam basa (acid-base buffer) yang utama dalam tubuh. Eritrosit banyak sekali mengandung enzim karbonat anhidrase yang berfungsi mengkatalis reaksi CO2 + H2O, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi beberapa ribu kali lipat. Disamping itu hemoglobin sebagai suatu protein juga merupakan senyawa penyangga asam basa.

Kosentrasi Eritrosit Dalam Darah
Pada laki-laki normal jumlah eritrosit rata-rata 5.200.000 (± 300.000) per milliliter darah, sedangkan pada perempuan yang normal jumlah eritrositnya adalah 4.700.000 (± 300.000). Jumlah eritrosit ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Disamping itu variasi jumlah eritrosit juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat tinggal seseorang. Hal ini tentu saja berkaitan dengan tekanan parsial oksigen yang berbeda antara daerah yang rendah dengan yang tinggi.

Jumlah Hemoglobin (Hb) Dalam Eritrosit
Eritrosit memiliki kemampuan untuk mengkosentrasikan hemoglobin dalam cairan selnya (stroma) sampai sekitar 34 gram per 100 ml. Jika hematokrit normal yaitu antara 40-45% dan jumlah hemoglobin dalam tiap-tiap sel darah merah normal pula, maka darah seorang laki-laki rata-rata mengandung 16 gram hemoglobin per 100 ml, sedangkan pada perempuan 14 gram. Tiap-tiap gram hemoglobin mampu mengikat kira-kira 1,39 ml oksigen. Karena itu, dalam tiap-tiap 100 ml darah yang normal pada laki-laki dapt mengangkut 21 ml oksigen dan pada perempuan 19 ml oksigen.


Baca selengkapnya...

Fungsi Dan Komponen Penyusun Darah Manusia

Darah manusia memiliki fungsi sebagai medium transfor disamping cairan limfe. Volume darah pada orang dewasa kurang lebih sepertigabelas dari berat tubuhnya. Jaringan darah memiliki fungsi sebagai berikut.

1). Mengangkut material didalam tubuh dari satu organ ke organ lain atau dari satu bagian kebagian tubuh yang lain. Material yang diangkut antara lain zat makanan, gas pernafasan, hormon dan ampas metabolism. Zat makanan diangkut dari usus ke seluruh tubuh. Oksigen diangkut dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Ampas metabolism diangkut dari jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

2). Mengatur suhu tubuh.

3). Mempertahankan tubuh dari serangan benda asing atau mikroorganisme pengganggu.

4). Mengatur keseimbangan pH cairan dalam tubuh.

5). Menutup luka dengan proses pembekuan darah.

Komponen Penyusun Darah Manusia
Darah manusia tersusun atas komponen cair (yang disebut plasma darah) dan sel-sel darah. Hematokrit (persentase sel-sel dalam darah) normalnya 40-45% dan bagian plasma darah sekitar 60% dari seluruh jaringan darah.

Plasma Darah
Plasma darah terdiri atas air (90%) dan zat-zat yang larut didalamnya (10%). Zat-zat yang larut dalam plasma ada yang bersifat sementara dan zat-zat yang harus selalu ada dalam plasma darah. Zat yang bersifat sementara misalnya zat makanan, hormon, ampas metabolism, gas pernafasan (O2 dan CO2). Sedangkan zat-zat yang harus selalu ada dalam plasma darah terdiri atas :

1). Zat-zat organik, merupakan protein dalam bentuk albumin, globulin dan fibrinogen. Protein darah menyelenggarakan tekanan osmotik koloid sebesar seperduapuluh atmosfer.

2). Zat-zat anorganik, merupakan garam-garam misalnya : NaCl (0,6%), KCl (0,02%), CaCl (0,02%), NaHCO3 (0,2%) dan fosfat hanya sedikit. Garam-garam ini menyelenggarakan tekanan osmotik kristaloid sebesar sepertujuh atmosfer.

Sel-Sel Darah
Sel-sel darah manusia terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keeping-keping darah). Untuk menghitung jumlah sel-sel darah digunakan alat yang disebut hemositometer.


Baca selengkapnya...

Reaksi Terang Dan Reaksi Gelap Dalam Fotosintesis

Fotosintesis pada tumbuhan hijau terdiri atas serangkaian reaksi biokimia yang dapat dibagi atas dua tahap yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang disebut juga reaksi fotokimia, reaksi fotolisis atau reaksi Hill. Sedangkan reaksi gelap sering juga disebut fiksasi CO2, siklus Calvin atau reaksi Blackman.

Dalam reaksi terang, yang hanya dapat berlangsung jika tumbuhan hijau terkena sinar matahari, klorofil dan pigmen lain pada sel-sel fotosintetik menyerap energi sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia yang disimpan dalam dua persenyawaan yang kaya energi, yaitu ATP dan NADPH. Bersamaan dengan dihasilkannya ATP dan NADPH, dihasilkan juga O2 sebagai hasil samping.

Dalam reaksi gelap, ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi karbohidrat (dalam bentuk glukosa) dan persenyawaan organik yang lainnya. Walaupun reaksi-reaksi yang berkaitan dengan reduksi CO2 menjadi  glukosa dapat berlangsung tanpa sinar, namun tetap diatur oleh sinar.


Baca selengkapnya...

Perbedaan Respirasi Aerob Dengan Respirasi Anaerob

Berikut akan diuraikan secara singkat perbedaan pokok antara respirasi aerob dengan respirasi anaerob :

1). Respirasi aerob menggunakan molekul oksigen sedangkan pada respirasi anaerob tidak menggunakan oksigen.

2). Pada respirasi aerob prosesnya membongkar glukosa menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Sedangkan pada respirasi anaerob prosesnya membongkar glukosa menjadi triosa dan molekul persenyawaan organik lainnya.

3). Pada respirasi aerob dapat menjerat sekitar 50% dari energy kimia yang terdapat dalam molekul glukosa. Sedangkan pada respirasi anaerob dapat menjerat energy kimia hanya sedikit.

4). Respirasi aerob berlangsung pada hampir seluruh makhluk hidup. Sedangkan respirasi anaerob berlangsung dalam sel mikroorganisme, embrio dan sel-sel neoplasmik (jaringan baru yang ditambahkan pada kondisi patologik).

5). Enzim yang berperan dalam respirasi aerob terdapat dalam mitokondria. Sedangkan pada respirasi anaerob enzim yang berperan terdapat pada sitoplasma.


Baca selengkapnya...

Kesesuaian Bahan Mulsa Dengan Tanaman

Bila tujuan pemberian mulsa untuk mengendalikan tanaman pengganggu maka setiap jenis mulsa bisa diaplikasikan. Bila tujuan pemberian mulsa tidak semata-mata untuk mengendalikan gulma, maka kesesuaian antara jenis mulsa dengan jenis tanaman perlu diketahui.

Mulsa Jerami
Dapat dimanfaatkan untuk semua jenis tanah dan tanaman. Karena sifatnya mudah lapuk cocok digunakan untuk tanah yang dieksploitasi berat, sehingga kesuburan tanah dalam jangka waktu tertentu dapat dikembalikan.

Mulsa jerami sesuai digunakan untuk tanaman semusim atau non semusim yang tidak terlalu tinggi dan memiliki struktur tajuk berdaun lebat dengan perakaran dangkal. Tanam-tanaman berikut ini yang sukses diberi mulsa jerami adalah kentang, kedelai, bawang merah, bawang putih dataran rendah, semangka dan melon.

Mulsa plastik                       
Mulsa plastik sesuai digunakan untuk pembudidayaan tanaman yang struktur perakarannya dangkal dengan tajuk tanaman tidak terlalu lebat, dan tinggi tanaman di atas 0,5 meter. Berdasarkan efeknya terhadap suhu tanah maka mulsa plastik disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan suhu. Mulsa plastik putih dan perak cocok digunakan untuk tanaman dataran tinggi yang ingin dibudidayakan pada dataran medium sampai rendah. Mulsa plastik transparant dan hitam cocok digunakan untuk tanaman dataran rendah yang ingin dibudidayakan di dataran tinggi.

Tinggi tanaman dan kelebatan daun menjadi syarat bagi penggunaan mulsa plastik. Hal ini dimaksudkan agar efek mulsa plastik yaitu pemantulan cahaya matahari dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, khususnya mulsa plastik putih dan perak hitam. Kedua mulsa ini baik digunakan pada semangka, melon berbagai cabai hibrida dan terung-terungan. Suatu hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan mulsa plastik adalah nilai ekonomis tanaman, karena harga mulsa relatif mahal. Karakteristik dari berbagai jenis mulsa plastik adalah sebagai berikut.

a. Mulsa plastik putih (MPP)
Berdasarkan penelitian mulsa plastik putih memantulkan cahaya sekitar 45-55% cahaya matahari. Tanah yang tidak diberi mulsa hanya memantulkan cahaya sekitar 12% sedangkan 88% diteruskan atau diserap. Hal ini menyebabkan MPP memberi efek menurunkan suhu tanah. Oleh karena itu MPP cocok digunakan untuk tanaman dataran tinggi yang dibudidayakan di dataran rendah sampai medium. Selain dapat menurunkan suhu tanah, MPP dapat menambah jumlah cahaya matahari yang diterima tajuk tanaman karena cahaya yang dipantulkan cukup besar. Hal ini membantu tanaman berfotosintesis. Oleh karena itu cocok diterapkan pada budidaya semangka, melon, cabai dan terung.

b. Mulsa plastik transparant (MPT)
Dengan mulsa ini cahaya matahari yang dipantulkan sangat sedikit. Cahaya yang diteruskan banyak, sehingga efeknya menaikkan suhu tanah. Oleh karena itu MPT sangat cocok diterapkan pada tanaman dataran rendah yang dibudidayakan di dataran tinggi. Namun tanaman harus memiliki struktur tajuk yang tidak terlalu tinggi seperti pada bawang merah.

c. Mulsa plastik hitam (MPH).
Cahaya matahari yang dipantulkan sangat sedikit. Hampir semua cahaya matahari diserap oleh bahan mulsa, yaitu 90,5% dari jumlah cahaya matahari yang datang. Cahaya matahari yang diserap akan dipantulkan dalam bentuk panas ke segala arah. Suhu tanah yang diberi mulsa 3o C lebih tinggi dari yang tidak diberi mulsa. MPH cocok diterapkan pada tanaman dataran rendah yang struktur tajuknya tidak terlalu tinggi yang akan dibudidayakan di dataran tinggi yang suhu tanahnya cenderung lebih rendah. Contoh bawang merah, asparagus.

d. Mulsa plastik perak hitam (MPPH)
Permukaan perak dari MPPH akan menyebabkan cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar, bahkan lebih tinggi dari MPP, sehingga cahaya matahari yang tersedia cukup besar untuk fotosintesis. Permukaan hitam menyebabkan cahaya matahari yang diteruskan sedikit, sehingga suhu tanah rendah, penguapan air tanah berkurang sehingga menguntungkan tanaman. MPPH mulai diterapkan secara luas dan sangat cocok untuk pembudidayaan semangka hibrida, melon, cabai hibrida, terung-terungan, kentang, bawang putih, strawberry dataran rendah.

Baca selengkapnya...

Perbedaan Antara Sel Tumbuhan Dengan Sel Hewan

Berikut adalah perbedaan antara sel tumbuhan dengan sel hewan :

1). Pada sel tumbuhan terdapat struktur dinding sel yang umumnya tersusun dari selulosa, sedangkan pada sel hewan umumnya tidak terdapat struktur dinding sel. Jika pun ada struktur dinding sel, maka dinding tersebut tidak mengandung selulosa.

2). Terdapat kloroplas (salah satu bentuk plastida) pada sel tumbuhan yang mengadakan fotosintesis, sedangkan pada sel hewan tidak dijumpai adanya kloroplas.

3). Pada sel tumbuhan yang dewasa terdapat struktur vakuola yang besar dan jelas, dapat mencapai ukuran 80% dari volume sel, dindingnya merupakan membran tonoplas. Sedangkan pada sel hewan, jika pun ada vakuola, ukurannya kecil.

4). Pada sel tumbuhan yang tingkatannya tinggi, sentriol tidak ada. Sedangkan pada sel hewan selalu ada.

Baca selengkapnya...

Perbedaan Sel Eukariotik Dengan Sel Prokariotik

Sel eukariotik sering juga disebut sel sejati (eu=sejati, karion=nukleus). Sel eukaryotik adalah sel yang nukleusnya dibungkus oleh membran nukleus sehingga isi nukleus tidak bercampur dengan sitoplasma. Semua sel tumbuhan dan hewan serta beberapa organisme tingkat tinggi lainnya umumnya tubuhnya tersusun dari sel eukariotik.

Disamping itu, terdapat juga sel yang lebih sederhana yang disebut sel prokariotik. Sel-sel yang termasuk golongan prokaryotik memiliki nukleus yang tidak dilapisi membran nukleus, sehingga substansi nukleus bercampur atau mengadakan hubungan langsung dengan sitoplasma. Daerah nukleus yang mengandung material genetik disebut nukleoid. Contoh sel prokariotik antara lain mycoplasma, bakteri dan ganggang biru.

Beberapa perbedaan pokok antara sel prokariotik dengan sel eukariotik dapat dirangkum sebagai berikut :

1). Ukuran sel prokariotik antara 1-10 µ, sedangkan ukuran sel eukariotik antara 10-100 µ.

2). Materi genetik berupa DNA pada sel prokariotik tidak terikat dengan protein pada kromosom, sedangkan pada sel eukariotik DNA terikat dengan protein pada kromosom.

3). Pada el prokariotik nukleoid tidak terbungkus oleh membran, sedangkan pada sel prokariotik nukleus terbungkus oleh membran.

4). Ribosom terdapat bebas dalam sitoplasma pada sel prokariotik, sedangkan pada sel eukariotik ribosom ada yang terdapat bebas pada sitoplasma, ada pula yang terikat pada reticulum endoplasma.

5). Pada sel prokariotik tidak dijumpai adanya sentriol, sedangkan pada sel eukariotik sentriol terdapat pada sel hewan.

6). Bila ada alat gerak pada sel prokariotik hanya berupa flagelum sederhana, sedangkan pada sel eukariotik alat geraknya berupa silia atau flagelum yang komplek.

7). Pembelahan sel pada sel prokariotik umumnya secara amitosis, sedangkan pada sel eukariotik pembelahan selnya secara mitosis atau meiosis.

8). Penyerapan nutrisi pada sel prokariotik umumnya secara absorbsi, sedangkan pada sel eukariotik penyerapan nutrisi secara absorbsi, endositosis dan fotosintesis.

Baca selengkapnya...

Pupuk Organik Untuk Tanaman

Sampai tahun 1850 pupuk anorganik belum ditemukan, sehingga seluruh pemupukan menggunakan pupuk organik. Dapat dimaklumi tanah pada saat itu yang dipupuk dengan pupuk organik bertambah subur saja. Selain menambah unsur makro dan mikro pupuk organik terbukti baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian. Pupuk organik tidak lain dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia.

Kelebihan pupuk organik sebagai berikut.
1). Memperbaiki struktur tanah. Saat penguraian bahan organik dalam pupuk  organisme tanah dapat sebagai perekat dan dapat mengikat butiran tanah menjadi butiran yang lebih besar.

2). Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah, sehingga pupuk organik berpengaruh positif terhadap hasil tanaman terutama pada musim kering.

3). Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Dalam proses pembusukan jasad renik memperoleh makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk organik semakin banyak pula jasad renik dalam tanah.

4). Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pupuk organik mengandung  zat makanan yang lengkap tetapi kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik, dan daya kerjanya lambat. Untuk mencapai hasil maksimal pemakaian pupuk organik hendaknya diimbangi dengan pupuk anorganik. Dengan demikian akan tercipta tanah pertanian  yang kaya zat hara, strukturnya gembur atau remah, dan berwarna coklat kehitaman.

Jenis pupuk organik
Jenis pupuk organik sangat beragam dan ditentukan oleh asal bahan pembentuknya. Dari sini lahir pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, humus, pupuk guano.

1). Pupuk Kandang
Berasal dari kotoran ternak baik padat maupun cair. Yang berasal dari feses lebih disukai dibandingkan yang berasal dai urine walaupun kandungan zat haranya lebih tinggi dari feses. Kandungan zat hara dalam pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari jenis, usia dan makanan ternak.

Dalam pupuk kandang kita mengenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas penguraiannya sangat cepat sehingga terbentuk panas, bahan organiknya banyak yang hilang karena menguap dan berubah menjadi gas. Pupuk dingin penguraiannya berjalan sangat lambat sehingga tidak terbentuk panas.

Untuk memperoleh pupuk kandang yang berkualitas harus mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut.

a). Dekomposisi. Penguraian zat yang ada dalam kotoran ternak menjadi zat yang dapat diserap oleh tanaman

b). Pengeringan. Dilakukan di bawah sinar matahari atau alat pengering bila cuaca mendung. Yang baik bila kadar airnya sudah menurun dari 70% menjadi 30%.

c). Pengayakan.  Dilakukan untuk membuang materi-materi kasar sampai diperoleh partikel-partikel yang lebih halus.

d). Pemberantasan tanaman pengganggu. Menghilangkan benih-benih tanaman yang terbawa dalam pupuk kandang agar tidak mengganggu tanaman yang akan dipupuk misalnya dengan menggunakan obat khusus polaris.

Menggunakan pupuk kandang untuk tanaman buah-buahan dengan mengisi lubang tanam seminggu sebelum penanaman bibit. Untuk tanaman sayuran dilakukan dengan cara disebar diantara guludan, ditutup tipis dengan tanah. Ada juga menugal terlebih dahulu lalu dalam lubang tugalan diberi pupuk kandang. Untuk tanaman dalam pot pemberian pupuk kandang ¼ - ¾ bagian media tanam.

2). Kompos
Merupakan pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya. Dapat dibuat oleh manusia dengan cara-cara tertentu. Kandungan zat hara dalam kompos tergantung dari bahan yang dikomposkan, cara pengomposan, dan cara penyimpanannya. Menggunakan kompos sebagai pupuk tidak jauh berbeda dengan pupuk kandang yaitu ditebarkan atau ditaruh dalam lubang tanam.

3). Pupuk Hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan yaitu bagian-bagian daun, tangkai, dan batang tanaman yang masih muda. Umumnya yang digunakan sebagai bahan pupuk hijau adalah tanaman dari golongan Leguminosae yang kaya akan unsur nitrogen.

Penggunaan tanaman Leguminosae sebagai pupuk hijau bila dibenamkan ke tanah adalah :

a). memberi pengaruh baik terhadap kehidupan jasad renik tanah.

b). memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik tanah.

c). mengembalikan unsur hara yang tercuci.

d). menekan pertumbuhan rumput liar.

e). mencegah erosi, dan melindungi tanah dari guyuran air hujan yang berlebihan.

4). Humus
Adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang dan batang yang sudah membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme (di dalam tanah) dan cuaca (di atas tanah). Lapisan atas tanah di hutan banyak terbentuk humus. Ciri khas humus adalah berwarna hitam sampai coklat tua. Sifatnya tidak berbeda dari kompos yaitu mudah mengikat dan merembeskan air dan gembur. Oleh karena itu mudah memperbaiki tanah yang kurang beres. Cara menggunakan tidak jauh berbeda dengan kompos. Karena sulit diperoleh pemakaian hanya terbatas pada pengisi media tanaman pot. Jarang digunakan pada lahan yang luas.

5). Pupuk Guano
Bahannya berasal dari kotoran berbagai jenis burung liar dan kelelawar. Pupuk ini kaya akan berbagai unsur hara seperti N 8-13%, fosfor 5-12%, kalium 1,5-2,5%, kalsium 7,5-11%, magnesium 0,5-1%, dan sulfur 2-3,5%. Sangat baik untuk menyuburkan tanah tetapi sangat sulit diperoleh. Banyak terdapat di gua-gua kelelawar. Pemakaiannya sama saja dengan humus. Harganya bisa mencapai 7 kali lipat dari harga urea sehingga pupuk guano sering hanya digunakan pada tanaman kesayangan.

6). Pupuk organik buatan
Adalah pupuk organik yang sudah melalui proses pabrikasi dan teknologi tinggi. Pupuk yang dihasilkan bersifat organik dengan bentuk fisik dan cara kerjanya seperti pupuk anorganik atau pupuk kimia. Beberapa contoh pupuk organik buatan adalah Asri Kascing, Green Asri, Biopro SO5, MSA (Mukti Sari Asri), SNN (Super Natural Nutrition), Kompos BMF, Biofert-Plus, Mitra Flora, Agro King 2000, Albatros.


Baca selengkapnya...

Pupuk Anorganik Untuk Tanaman

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya pupuk urea berkadar  N 45-46% ( setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen). Jenis pupuk anorganik ini banyak sekali baik bentuk, warna maupun cara penggunaannya. Keanekaragaman pupuk anorganik ini sangat menguntungkan petani jika dipahami betul aturan pemakaiannya, sifat-sifatnya serta manfaatnya bagi tanaman.

Ada beberapa keuntungan penggunaan pupuk anorganik yaitu
1). Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena takaran haranya pas.

2). Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat.

3). Tersedia dalam jumlah yang cukup.

4). Mudah diangkut karena jumlahnya sedikit, sehingga kalkulasi biaya angkut lebih murah.

Kekurangannya, sedikit mengandung atau sama sekali tidak mengandung unsur mikro, sehingga bila diberikan lewat akar harus diimbangi dengan pemberian pupuk daun yang banyak mengandung unsur mikro. Ada dua jenis pupuk anorganik yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

Cara Memupuk Dengan Pupuk Anorganik
Cara memupuk sangat tergantung pada jenis tanaman yang dipupuk. Ada tiga cara pemberian pupuk (kecuali pupuk daun) yaitu sebagai berikut.

1). Ditabur atau disebar
Cara ini dapat diterapkan pada pupuk yang berupa butiran atau serbuk. Penaburannya dilakukan ke seluruh lahan yang akan dipupuk. Pemupukan dengan cara ditabur ini biasanya dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal. Kelemahan dari cara ini memungkinkan pertumbuhan rumput pengganggu lebih cepat, kurang mengeni sasaran, dan sering terkikis air.

2). Diletakkan di antara larikan atau barisan
Pada cara ini pupuk ditempatkan di antara dua larikan tanaman yang kemudian ditutup dengan tanah. dari. Cara ini sangat baik dan umumnya dilakukan pada tanaman yang ditanam secara teratur dengan jarak yang lebih leluasa. Keuntungan cara ini ialah perkembangan akar akan lebih cepat sehingga pertumbuhannya akan lebih baik.

3). Ditempatkan dalam lubang
Cara ini umumnya diterapkan pada tanaman tahunan seperti buah-buahan. Lubang untuk pupuk dibuat terlebih dahulu sedalam 30 cm. Letak lubang persis di bawah tajuk di sekitar batang tanaman. Ke dalam lubang tersebut dimasukkan pupuk, lalu ditutup dengan tanah. Pada tanaman muda, lubang cukup dibuat pada jarak 10 cm dari batang. Keuntungan cara ini sama dengan larikan.

Dosis Pemupukan Pupuk Anorganik
Setelah memahami cara-cara memupuk, akan muncul pertanyaan seberapa banyak pupuk diberikan dan berapa banyak unsur hara yang dibutuhkan agar diperoleh hasil yang maksimal? Bagaimana cara menebak dengan tepat hara yang kurang pada tanah yang akan ditanami? Memberikan jawaban atas dua pertanyaan itru kepada petani agak sulit, namun pertanyaan itu harus dijawab bila ingin sukses dalam budidaya. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1). Menganalisis tanah
Maksudnya adalah pemeriksaan tanah untuk mengetahui hara yang kurang pada tanah tersebut. Dapat dilakukan di laboratorium atau balai penelitian dinas pertanian. Untuk keperluan penelitian ini diperlukan tanah sampel lebih kurang 1 kg. Sarat tanah yang akan dijadikan sampel adalah: harus bersih dari rumput; tanah dekat pohon; diambil pada kedalaman 15-30 cm untuk tanaman semusim, dan 1 meter untuk tanaman tahunan.

Di laboratorium tanah diteliti secara saksama. Hal-hal yang diteliti meliputi kandungan hara tanah, reaksi tanah, hara yang kurang, dan hara yang berlebih. Dari data hasil penelitian tersebut akan terungkap kondisi tanah tersebut.

2). Memperhatikan gejala pada tanaman
Maksudnya adalah memperhatikan gejala-gejala yang muncul pada tanaman bila kekurangan unsur hara tertentu. Memperhatikan gejala kekurangan unsur hara pada tanaman merupakan ketrampilan dan kebiasaan. Contoh bila tanaman tampak hitam, daun bagian bawah menguning, mengering sampai berwarna coklat muda, batang pendek dan lemah, ini tandanya tanaman kekurangan unsur hara Nitrogen.

3). Menganalisis tanaman
Bagian tanaman yang sudah kering dikirim ke laboratorium dan setelah itu di analisis susunan kimianya. Data hasil analisis dibandingkan dengan analisis tanaman yang sehat sehingga dapat diketahui unsur yang kurang tersebut. Hasil penelitian tersebut akan memperlihatkan zat makanan yang diperlukan tanaman.

4). Melakukan percobaan pemupukan
Menentukan dosis pemupukan yang tepat pada jenis tanaman tertentu dapat ditempuh dengan membuat petak-petak percobaan misalnya dengan ukuran 2m x  2m. Cara ini banyak dilakukan peneliti untuk mengetahui dosis pemupukan yang tepat bagi suatu tanaman. Petak-petak diolah secara seksama, kemudian ditaburi dengan pupuk misalnya NPK. Dosis pupuk yang ditaburkan berbeda-beda. Dengan dosis yang berbeda akan diperoleh pertumbuhan tanaman yang berbeda. Dosis pada petak yang memberikan pertumbuhan tanaman yang paling baik merupakan dosis yang tepat.

Pupuk Daun dan Penggunaannya
Pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke tanaman melalui penyemprotan ke daun. Sebelum disemprotkan umumnya pupuk daun perlu diencerkan dengan konsentrasi tertentu sesuai dosis yang dianjurkan untuk tanaman. Penyerapan zat haranya jauh lebih cepat dibandingkan dengan pupuk akar sehingga tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak sehingga pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil dibanding lewat akar.

Banyak macam pupuk daun yang dapat dijumpai di pasaran. Namun secara garis besar ada dua bentuk yaitu bentuk cair dan padat. Bentuk padat berupa kristal halus sampai berupa tepung. Kalau kita ingin berhasil menggunakan pupuk daun harus kandungan haranya kita ketahui. Ada dua kelompok pupuk daun berdasar unsur hara yang dikandungnya yaitu unsur makro dan unsur mikro. Namun rata-rata pupuk daun adalah pupuk lengkap yang mengandung unsur hara makro dan unsur mikro.

Penggunaan pupuk daun melalui alat semprot. Sebelum disemprotkan ke daun ada beberapa hal yang perlu diketahui.

a). Konsentrasi pupuknya harus sesuai dengan petunjuk yang ada pada kemasan, jangan berlebihan.

b). Pupuk daun disemprotkan pada daun yang menghadap ke bawah.

c). Penyemprotan dilakukan pada saat matahari tidak terik. Paling ideal dilakukan pada pagi atau sore hari.

d). Penyemprotan jangan dilakukan pada musim hujan.


Baca selengkapnya...