Mineral dapat melakukan tiga fungsi bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu fungsi elektrokimia, struktur dan katalis. Peranan elektrokimia meliputi proses menyeimbangakan konsentrasi ion, stabilisasi makromelekul, stabilisasi koloida dan netralisasi muatan. Peranan struktur dilakukan oleh mineral dalam keterlibatannya pada struktur kimia molekul biologi atau fungsi dalam membentuk polimer struktur, misal kalsium dalam pektin.
Dalam fungsinya sebagai katalis, mineral terlibat pada bagian aktif (active site) suatu enzim. Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok unsur makro (makronutrien) memiliki ketiga peranan tersebut di atas, sedangkan kelompok unsur mikro (mikronutrien) hanya mendukung fungsi katalis. Berikut adalah fungsi masing-masing mineral dan gelaja defisiensinya. Penampilan gejala defisiensi terhadap satu mineral biasanya berbeda antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya.
(1) Fungsi Boron (B) Bagi Tumbuhan.
Pada umumnya boron didapatkan dalam jumlah sedikit dalam tanah, dan kemudahan untuk memperolehnya sangat rendah karena berada dalam bentuk kompleks yang kuat pada struktur tanah. Perannya dalam metabolisme tumbuhan masih belum jelas, meskipun dari hasil percobaan menunjukkan bahwa boron penting untuk pertumbuhan. Pada tumbuhan yang kekurangan boron, translokasi dan penyerapan gula banyak berkurang, sehingga diduga gula diangkut dalam bentuk komplek borat.
Defisiensi boron biasanya menyebabkan matinya meristem dan gagalnya perbungaan, dan hal ini mungkin diakibatkan berkurangnya translokasi gula ke daerah tersebut. Boron dapat berfungsi sebagai inhibitor yang mengatur aktivitas enzim-enzim yang mengarah pada pembentukan zat-zat fenolik yang toksik. Gejala lain dari defisiensi boron adalah daun cendrung menjadi tebal, berwarna lebih gelap dan kerdil.
(2) Fungsi Mangan (Mn) Bagi Tumbuhan.
Berbagai bentuk mangan dijumpai dalam tanah, tetapi yang paling banyak diserap dalam bentuk ion mangan. Seperti halnya besi, defisiensi mangan dapat terjadi pada tanah alkali, karena berubah ke dalam bentuk yang sukar diambil. Mangan terlibat luas dalam proses katalitik pada tumbuhan, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolism nitrogen dan fotosintesis. Mangan diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase, sehingga tumbuhan yang mengalami kekurangan Mn, memerlukan sumber N dalam Bentuk NH4+.
Peran mangan dalam fotosintesis adalah dalam urutan reaksi yang berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen. Gejala difisiensi mangan memperlihatkan bentuk nekrotik pada daun. Mobilitas mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan, sehingga awal gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.
(3) Fungsi Molibdenum (Mo).
Molibdenum dijumpai dalam jumlah kecil dalam tanah. Unsur ini lebih mudah diserap dari tanah yang pH-nya tinggi dan oleh karenanya cendrung berkurang pada tanah asam. Peran yang sangat penting dari Mo ini adalah dalam reduksi nitrat dan fiksasi nitrogen. Gejala defisiensi molibdenum pada tumbuhan, daun rumbuh menjadi burik dan layunya pinggiran daun. Klorosis diawali pada daun yang lebih dewasa, tetapi kotiledon tetap kelihatan sehat dan hijau.