Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya pupuk urea berkadar N 45-46% ( setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen). Jenis pupuk anorganik ini banyak sekali baik bentuk, warna maupun cara penggunaannya. Keanekaragaman pupuk anorganik ini sangat menguntungkan petani jika dipahami betul aturan pemakaiannya, sifat-sifatnya serta manfaatnya bagi tanaman.
Ada beberapa keuntungan penggunaan pupuk anorganik yaitu
1). Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena takaran haranya pas.
2). Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat.
3). Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4). Mudah diangkut karena jumlahnya sedikit, sehingga kalkulasi biaya angkut lebih murah.
Kekurangannya, sedikit mengandung atau sama sekali tidak mengandung unsur mikro, sehingga bila diberikan lewat akar harus diimbangi dengan pemberian pupuk daun yang banyak mengandung unsur mikro. Ada dua jenis pupuk anorganik yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Cara Memupuk Dengan Pupuk Anorganik
Cara memupuk sangat tergantung pada jenis tanaman yang dipupuk. Ada tiga cara pemberian pupuk (kecuali pupuk daun) yaitu sebagai berikut.
1). Ditabur atau disebar
Cara ini dapat diterapkan pada pupuk yang berupa butiran atau serbuk. Penaburannya dilakukan ke seluruh lahan yang akan dipupuk. Pemupukan dengan cara ditabur ini biasanya dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal. Kelemahan dari cara ini memungkinkan pertumbuhan rumput pengganggu lebih cepat, kurang mengeni sasaran, dan sering terkikis air.
2). Diletakkan di antara larikan atau barisan
Pada cara ini pupuk ditempatkan di antara dua larikan tanaman yang kemudian ditutup dengan tanah. dari. Cara ini sangat baik dan umumnya dilakukan pada tanaman yang ditanam secara teratur dengan jarak yang lebih leluasa. Keuntungan cara ini ialah perkembangan akar akan lebih cepat sehingga pertumbuhannya akan lebih baik.
3). Ditempatkan dalam lubang
Cara ini umumnya diterapkan pada tanaman tahunan seperti buah-buahan. Lubang untuk pupuk dibuat terlebih dahulu sedalam 30 cm. Letak lubang persis di bawah tajuk di sekitar batang tanaman. Ke dalam lubang tersebut dimasukkan pupuk, lalu ditutup dengan tanah. Pada tanaman muda, lubang cukup dibuat pada jarak 10 cm dari batang. Keuntungan cara ini sama dengan larikan.
Dosis Pemupukan Pupuk Anorganik
Setelah memahami cara-cara memupuk, akan muncul pertanyaan seberapa banyak pupuk diberikan dan berapa banyak unsur hara yang dibutuhkan agar diperoleh hasil yang maksimal? Bagaimana cara menebak dengan tepat hara yang kurang pada tanah yang akan ditanami? Memberikan jawaban atas dua pertanyaan itru kepada petani agak sulit, namun pertanyaan itu harus dijawab bila ingin sukses dalam budidaya. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1). Menganalisis tanah
Maksudnya adalah pemeriksaan tanah untuk mengetahui hara yang kurang pada tanah tersebut. Dapat dilakukan di laboratorium atau balai penelitian dinas pertanian. Untuk keperluan penelitian ini diperlukan tanah sampel lebih kurang 1 kg. Sarat tanah yang akan dijadikan sampel adalah: harus bersih dari rumput; tanah dekat pohon; diambil pada kedalaman 15-30 cm untuk tanaman semusim, dan 1 meter untuk tanaman tahunan.
Di laboratorium tanah diteliti secara saksama. Hal-hal yang diteliti meliputi kandungan hara tanah, reaksi tanah, hara yang kurang, dan hara yang berlebih. Dari data hasil penelitian tersebut akan terungkap kondisi tanah tersebut.
2). Memperhatikan gejala pada tanaman
Maksudnya adalah memperhatikan gejala-gejala yang muncul pada tanaman bila kekurangan unsur hara tertentu. Memperhatikan gejala kekurangan unsur hara pada tanaman merupakan ketrampilan dan kebiasaan. Contoh bila tanaman tampak hitam, daun bagian bawah menguning, mengering sampai berwarna coklat muda, batang pendek dan lemah, ini tandanya tanaman kekurangan unsur hara Nitrogen.
3). Menganalisis tanaman
Bagian tanaman yang sudah kering dikirim ke laboratorium dan setelah itu di analisis susunan kimianya. Data hasil analisis dibandingkan dengan analisis tanaman yang sehat sehingga dapat diketahui unsur yang kurang tersebut. Hasil penelitian tersebut akan memperlihatkan zat makanan yang diperlukan tanaman.
4). Melakukan percobaan pemupukan
Menentukan dosis pemupukan yang tepat pada jenis tanaman tertentu dapat ditempuh dengan membuat petak-petak percobaan misalnya dengan ukuran 2m x 2m. Cara ini banyak dilakukan peneliti untuk mengetahui dosis pemupukan yang tepat bagi suatu tanaman. Petak-petak diolah secara seksama, kemudian ditaburi dengan pupuk misalnya NPK. Dosis pupuk yang ditaburkan berbeda-beda. Dengan dosis yang berbeda akan diperoleh pertumbuhan tanaman yang berbeda. Dosis pada petak yang memberikan pertumbuhan tanaman yang paling baik merupakan dosis yang tepat.
Pupuk Daun dan Penggunaannya
Pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke tanaman melalui penyemprotan ke daun. Sebelum disemprotkan umumnya pupuk daun perlu diencerkan dengan konsentrasi tertentu sesuai dosis yang dianjurkan untuk tanaman. Penyerapan zat haranya jauh lebih cepat dibandingkan dengan pupuk akar sehingga tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak sehingga pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil dibanding lewat akar.
Banyak macam pupuk daun yang dapat dijumpai di pasaran. Namun secara garis besar ada dua bentuk yaitu bentuk cair dan padat. Bentuk padat berupa kristal halus sampai berupa tepung. Kalau kita ingin berhasil menggunakan pupuk daun harus kandungan haranya kita ketahui. Ada dua kelompok pupuk daun berdasar unsur hara yang dikandungnya yaitu unsur makro dan unsur mikro. Namun rata-rata pupuk daun adalah pupuk lengkap yang mengandung unsur hara makro dan unsur mikro.
Penggunaan pupuk daun melalui alat semprot. Sebelum disemprotkan ke daun ada beberapa hal yang perlu diketahui.
a). Konsentrasi pupuknya harus sesuai dengan petunjuk yang ada pada kemasan, jangan berlebihan.
b). Pupuk daun disemprotkan pada daun yang menghadap ke bawah.
c). Penyemprotan dilakukan pada saat matahari tidak terik. Paling ideal dilakukan pada pagi atau sore hari.
d). Penyemprotan jangan dilakukan pada musim hujan.