Proses Pembentukan Tanah

Perkembangan tanah dari batuan induk yang padat menjadi lunak (subsoil dan top soil) memakan waktu lama sampai ratusan bahkan ribuan tahun. Perubahan itu terjadi karena proses pelapukan karena pengaruh iklim. Yang termasuk iklim disini adalah: sinar matahari, perbedaan temperatur antara siang dan malam, keadaan musim kemarau dan penghujan, dan air hujan. Pelapukan itu sendiri ada tiga macam yaitu: pelapukan fisik, pelapukan kimia dan pelapukan biologis

Pelapukan fisik
Sering disebut alterasi yaitu proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa mengalami perubahan susunan kimia dan tak ada pembentukan mineral baru. Hasil pelapukan ini merupakan pecahan batuan dan mineral dengan susunan kimia yang sama dengan batuan aslinya. Pelapukan fisik berlangsung pada daerah yang beriklim kering dan panas. Penyebabnya adalah pergantian temperatur yang sangat besar antara siang dan malam hari.

Pelapukan kimia
Adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam unsur penyusunnya yang biasanya disertai dengan pembentukan mineral-mineral baru. Pelapukan terjadi karena pengaruh reaksi kimia, sehingga terjadilah penguraian ke dalam unsur-unsur penyusunnya. Senyawa yang larut yang terlepas bersama dengan sisa penguraian akan membentuk mineral-mineral baru.

Mineral baru yang terjadi selama pembentukan tanah disebut mineral sekunder, sedang mineral asli disebut mineral primer. Penyebab utama pelapukan kimia adalah air (air yang penuh gas O2 dan CO2 menjadi katalisator reaksi kimia). Reaksi kimia yang melarutkan dan menguraikan mineral-mineral antara lain: oksidasi, reduksi, hidratasi, hidrolisis, pembentukan senyawa karbonat dan pelarutan. Contoh CaCO3 + H2O membentuk Ca(HCO3)2 (asam karbonat yang bisa melarut).

Pelapukan biologis
Pelapukan disebabkan oleh kegiatan tanaman dan hewan, baik tingkat tinggi maupun tingkat rendah. Akar tumbuhan tingkat tinggi masuk ke dalam celah-celah (retakan) batuan dan membantu memecahkan batuan. Mikro dan makro organisme mempertinggi kandungan CO2 karena pernafasan dan juga menambah keasaman tanah. Penguraian sisa organis oleh mikroba tanah menghasilkan CO2 , asam-asam organik dan anorganik yang membantu juga pelapukan secara kimia. Semua jasad hidup tanah, selanjutnya hidup dan mati pada tanah dan akhirnya membantu mempercepat pembentukan tanah.

Ketiga macam pelapukan tanah tidak berdiri sendiri tetapi susul-menyusul atau bersama-sama bekerja menghancurkan batuan. Sedikit-demi sedikit dan terus-menerus proses fisik, kimia dan biologi berlangsung, sehingga terbentuklah tanah pertanian. 


Tulisan terkait