Pada kehamilan terjadi perubahan-perubahan hematologik yang dalam batas-batas tertentu adalah wajar: Perubahan hematologik yang menonjol ialah : a). Perubahan plasma darah, b). Perubahan sel-sel darah, c). Akibat perubahan kedua hal tersebut akan timbul anemia fisiologik.
a). Perubahan plasma darah.
Pada kehamilan volume plasma darah akan mengalami kenaikan. Kenaikan volume plasma darah dimulai pada 3 bulan kehamilan, yang berangsur-angsur meningkat sampai mencapai kenaikan maksimal pada umur kehamilan 32-34 minggu. Setelah umur kehamilan 32-34 minggu volume plasma darah kemudian menurun, dan akan mencapai volume normal setelah 3 minggu persaIinan.
Bila kehamilan sudah mencapai genap bulan, maka volume plasma darah mengalami kenaikan sebesar 45% dari keadaan sebelum hamil: Kenaikan plasma ini adalah akibat rangsangan laktogen placenta yang menimbulkan kenaikan sekresi aldosteron.
Dalam kehamilan, volume plasma darah memang harus meningkat guna memenuhi kebutuhan cairan plasma pada rahim yang membesar, disertai juga dengan pembesaran pembuluhpembuluh darahnya. Selain itu kenaikan cairan plasma ini diperlukan guna menjaga keseimbangan hemodinamik, pada posisi tidur atau berdiri dan mengimbangi hilangnya cairan darah pada waktu persalinan.
b). Perubahan sel-sel darah.
Dimulai pada umur kehamilan 8 minggu, jumlah lekosit meningkat secara progresif sampai aterm. Pada pemeriksaan darah tepi akan ditemukan mielosit dan metamielosit, sebagai akibat lekositosis ini: Bila pada kehamilan didapatkan jumlah lekosit 10:000-15.000, hal ini wajar.
Trombosit akan mengalami kenaikan selama kehamilan. Beberapa penyelidik lain mengatakan bahwa jumlah trombosit tetap, bahkan sedikit lebih rendah dibanding dengan sebelum hamil. Namun yang jelas iaIah pada waktu pasca persalinan jumlah trombosit justru meningkat. Pada umur kehamilan 6 bulan, mulai terjadi kenaikan eritrosit dan mencapai puncak pada kehamilan aterm, yang akhirnya kembali normal setelah 6 minggu persaIinan.
d). Anemia fisiologik
Peningkatan volume plasma darah ternyata tidak seimbang dengan kenaikan jumlah eritrosit. Dalam perkembangan kejlaeubihhamilan, ternyata kenaikan volume plasma darah tinggi dari kenaikan eritrosit: Bila kenaikan volume plasma mencapai 35-55 %, maka kenaikan eritrosit hanya 15-30 %. Akibatnya terjadi pengenceran sel-sel eritrosit yang cukup besar, khususnya pada umur kehamilan 32-34 minggu sehingga secara relatip kadar Hb menjadi rendah.
Peristiwa pengenceran ini disebut "hydraemia", " pseudo anemia " atau lazim disebut "anemia fisiologik". Pada keadaan hemodilusi ini, kadar Hb dapat mencapai penurunan sampai 10%, yang masih dapat dianggap fisioIogik. Sebenarnya, mengenai masaIah hemodilusi atau pseudo anemia ini masih banyak pertentangan pendapat.
Banyak ahIi yang berpendapat bahwa apa yang dianggapnya sebagai hemodilusi sebenarnya adalah benar-benar suatu manifestasi defisiensi zat besi. Hal ini disebabkan karena memang banyak wanita hamil yang sejak permulaan sudah mengalami anemia defisiensi besi. Sebagai contoh, di negeri Inggris, 20% wanita hamil sudah mengalami defisiensi zat besi sejak mulai
Hamil.
Para penyelidik lain menentang pendapat ini dengan mengatakan bahwa pada anemia fisiologik tidak terjadi perubahan mikrositosis atau anisositosis, serta tidak terjadi penurunan zat besi serum. Lagi pula sering terjadi bahwa pemberian zat besi pada anemia fisiologik tidak menghasilkan peningkatan kadar Hb. tetapi begitu selesai persalinan justru terjadi kenaikan kadar Hb Pendapat terakhir para ahIi menyetujui bahwa pada anemia fisiologik sebaiknya tetap diberi tambahan zat besi karena pemberian zat besi ini tidak merugikan.
Disadur Dari : Cermin Dunia Kedokteran No. 19, 1980