Peranan Zink dalam proses penuaan berkaitan dengan enzim-enzim yang tergantung zink. Zink berperan dalam sintesis protein baru, menjaga batas nitrogen tubuh, regulasi ekspresi genetik.
Enzim-enzim yang dipengaruhi oleh kecukupan Zink, antara lain DNA, RNA polimerase yang tersangkut dalam sintesa asam nukleat dan protein, alkohol dehydrogenase dalam metabolisme alkohol dan pigmen penglihatan, carbonic anhydrase dalam keseimbangan asam-basa dan pernapasan, delta aminolevulinic acid dehydratase dalam sintesis porfirin, superoksida dismutase dalam menetralisasi superoksida yang dapat merusak jaringan, alkali fosfatase yang membebaskan gugus fosfat.
Peran Zink tidak hanya enzimatis, tetapi juga secara nonenzimatis, misal produksi lipid dalam fraksi mikrosom hepar dapat dihambat dengan memberikan dosis tinggi Zink. Peran lain Zink dalam produksi dan sekresi hormon-hormon trofik hipofise. Dr. Nicola dari Italian National Centre on Aging di Ancona, menyatakan bahwa Zinc menyebabkan kelenjar timus aktif lagi. Dengan demikian memperoleh kembali sistem kekebalan yang dimiliki pada waktu umur 40 tahun.
(Disadur Dari : Cermin Dunia Kedokteran No. 140, 2003)