Lingkungan laut selalu berubah secara dinamik. Kadang-kadang perubahan ini berlangsung dalam waktu yang relatif cepat maupun lambat. Cepat atau lambatnya perubahan ini sama-sama mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan. Perubahan apaun yang terjadi akan baik bagi suatu kehidupan dan buruk bagi kehidupan yang lain. Karena terus berubahnya lingkungan, maka makhluk hidupun selalu berubah.
Gerakan Air
Gerakan air laut ini sangat penting bagi berbagai kehidupan di laut baik itu biologis maupun non biologis. Gerakan air laut ini meliputi pasang surut, arus dan gerak gelombang.
a). Pasang Surut
Pasang surut adalah naik dan turunnya permukaan laut secara periodik selama suatu interval waktu tertentu. Pengaruh pasang surut yang paling jelas terhadap organisme dan komunitas daerah litoral yang menyebabkan terkena udara terbuka secara periodik dengan kisaran parameter fisik cukup besar.
Lamanya terkena udara terbuka merupakan hal yang paling penting karena pada saat itulah organisme laut akan berada dalam kisaran suhu terbesar dan memungkinkan mengalami kekeringan (kehilangan air). Semakin lama terkena udara, semakin besar kehilangan air diluar batas kemampuan dan semakin kecil kesempatan untuk mencari makan dan mengakibatkan kekurangan energi.
b). Arus
Arus laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angin yang bertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakan oleh angin dan begitupun arus dibawahnya ikut terbawa. Arus dilapisi oleh permukaan laut berbelok ke kanan dari arah angin dan arus dilapisan bawahnya akan berbelok lebih ke kanan lagi dari arah arus permukaan.
Hal ini disebabkan adanya gaya cariolis (Cariolis Force), yaitu gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi. Jika terjadi divergensi atau pembuyaran arus permukaan maka akan terjadi upwelling, yakni naik massa air dari lapisan bawah laut kelapisan permukaan dan jika terjadi konvergensi atau pemusatan arus permukaan, maka akan menyebabkan downwelling, yakni turunnya massa air dari lapisan atas kelapisan bawah.
c). Gerak Gelombang
Gerakan gelombang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap organisme dan komunitas dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Gelombang yang terhempas ke pantai akan melepaskan energinya di pantai. Makin tingginya gelombang, maka makin besar tenaganya memukul pantai.
Ada tiga faktor yang menentukan besarnya gelombang yang disebabkan oleh angin yakni kuatan hembusan, lamanya hembusan dan jarak tempuh angin. Jarak tempuh angin ialah bentangan air terbuka yang dilalui angin. Sekali gelombang telah terbentuk oleh angin maka gelombang itu akan terus merambat sampai jauh.
Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Suhu air permukaan diperairan Indonesia umumnya berkisar antara 28-31oC. Dilokasi dimana penaikan air (upwelling) terjadi, misalnya di Laut Banda, suhu air permukaan dapat turun sampai sekitar 25oC ini disebabkan karena air yang dingin pada lapisan bawah terangkat ke atas.
Suhu air didekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi dari pada yang di lepas pantai. Pantai laguna yang dangkal atau cekungan air yang tertangkap ketika air surut, suhu air mencapai lebih dari 35oC. Air dengan densitas yang rendah akan berada dilapisan atas dan air dengan densitas tinggi akan berada pada lapisan bawah.
Salinitas
Perubahan salinitas yang dapat mempengaruhi organisme terjadi di daerah pasang surut melalui dua cara. Pertama, karena di daerah pasang surut terbuka pada saat pasang turun dan kemudian digenangi air atau aliran akibat hujan lebat, sebagai akibat salinitas akan turun.
Kedua, adanya hubungan dengan genangan pasang surut yaitu daerah yang menampung air laut ketika pasang turun. Daerah ini dapat di genangi oleh air tawar yang mengalir masuk ketika hujan deras sehingga menurunnya salinitas, atau dapat memperlihatkan kenaikan salinitas terjadi jika penguapan sangat tinggi terjadi pada siang hari.
Fluktuasi salinitas di perairan untuk makrobentos intertidal tidak menyebabkan peningkatan rata-rata metabolisme di atas tingkat normalnya, karena makrobentos termasuk jenis organisme laut yang dapat menyesuaikan diri dengan habitat atau lingkungan yang di tempatinya.
Intesitas Cahaya
Intesitas cahaya mempengaruhi pola sebaran organisme. Ada sebagian organisme yang menyukai cahaya dengan intesitas cahaya yang besar, namun ada juga organisme yang lebih menyukai cahaya yang redup. Pada bagian bawah laut, cahaya matahari mempunyai pengaruh besar secara tidak langsung, yakni sebagai sumber energi untuk fotosintesis tumbuh-tumbuhan air dan fitoplankton.
Faktor-faktor Lain
Faktor lainnya yang berpengaruh bermacam-macam meliputi pH, persaingan antar organisme dan pemangsaan. Persaingan terjadi karena masing-masing individu berusaha untuk mendapatkan nutrisi, sehingga mempengaruhi pola penyebaran individu, demikian pemangsaan oleh organisme lain berpengaruh terhadap penyebaran organisme di daerah pasang surut. Selain itu, substrat yang berbeda-beda yakni pasir, lumpur dan batu menyebabkan perbedaan fauna dan struktur komunitas di daerah intertidal.