Download Laporam Praktikum Pengamatan Tahapan Perkembangan Lalat Buah

Berikut ini adalah laporan praktikum Pengamatan Tahapan Perkembangan Lalat Buah. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Pengamatan Tahapan Perkembangan Lalat Buah yang dimaksud.

I. Tujuan Praktikum    :  Untuk mengetahui tahapan perkembangan lalat buah  (Drosophila sp).

II. Landasan Teori
Serangga adalah salah satu organisme yang memiliki keanekaragaman tertinggi. Kondisi ini diikuti dengan perkembangan yang relatif cepat dan dalam jumlah yang banyak. Hal ini menyebabkan serangga dapat mempertahankan kelangsungan hidup masing-masing spesies. Selain itu waktu yang diperlukan untuk perkembangan dari fase awal sampai dewasa relatif singkat.

Sebagian besar kelompok serangga mengalami metamorphosis dalam perkembangannya. Metamorphosis adalah perubahan wujud makhluk hidup dari fase larva hingga menjadi dewasa. Setiap serangga memiliki fase khas  yang berbeda untuk setiap tahap perkembangan. Hal ini memudahkan pengamatan dan cara mempelajarinya……..dst)


Baca selengkapnya...

Download Laporam Praktikum Pengenalan Pengenalan Zooplankton Di Laut

Berikut ini adalah laporan praktikum Pengenalan Pengenalan Zooplankton Di Laut. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Pengenalan Pengenalan Zooplankton Di Laut yang dimaksud.

I. Judul Praktikum : Pengenalan Pengenalan Zooplankton Di Laut

II. TUJUAN Praktikum :
a). Untuk mengetahui kelompok-kelompok hewan yang bersifat plangtogenik di laut (Analisa Komposisi).
b). Untuk mengenal bentuk-bentuk morfologi dari zooplankton di laut (Analisa Struktur).
c). Untuk mengenal dan melatih keterampilan tentang teknik pengambilan sampel plankton.
d). Untuk mengenal dan melatih keterampilan tentang teknik pengamatan dan identifikasi plankton.

III. Landasan Teori :
Plankton adalah kelompok organisme yang hidup melayang-layang di dalam air / kelompok biota laut, selain bentos dan nekton, mempunyai daya renang yang sangat lemah, artinya mereka tidak dapat melawan arus (Romimohtarto & Juwana, 2001). Terbagi menjadi dua golongan utama yaitu fitoplankton yang merupakan plankton dari golongan tumbuhan mikroskopis dan zooplankton yang merupakan plankton dari golongan hewan yang hidup di laut dan sangat beraneka ragam, dimana terdiri dari bermacam bentuk larva dan bentuk dewasa yang dimiliki hampir seluruh filum hewan. (Nybakken, 1988)...........dst)


Baca selengkapnya...

Download Laporam Praktikum Pengenalan Fauna Benthos Zone Litoral Suatu Lautan

Berikut ini adalah laporan praktikum Pengenalan Fauna Benthos Zone Litoral Suatu Lautan. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Pengenalan Fauna Benthos Zone Litoral Suatu Lautan yang dimaksud.

I. Judul Praktikum : Pengenalan Fauna Benthos Zone Litoral Suatu Lautan

II. TUJUAN Praktikum :
a). Untuk mengetahui kelompok-kelompok hewan yang bersifat sebagai benthos di zone litoral suatu lautan.
b). Untuk mengenal bentuk-bentuk morfologi fauna benthos zone litoral suatu lautan.
c). Untuk mengenal dan melatih keterampilan tentang teknik pengamatan dan identifikasi benthos.

III. Landasan Teori :
Hewan benthos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro.  Kelompok ini lebih dikenal dengan benthos makroskopis (Rosenberg dan Resh, 1993). Benthos makroskopis mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrien di dasar perairan.  Montagna et all.  (1989) menyatakan bahwa dalam ekosistem perairan, benthos makroskopis berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi……..dst) 


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Analisis Standar Kualitas Air

Berikut ini adalah laporan Praktikum Analisis Standar Kualitas Air. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan Praktikum Analisis Standar Kualitas Air yang dimaksud.

I. Judul Praktikum : ANALISIS STANDAR KUALITAS AIR

II. Tujuan :
a). Untuk menentukan ada/tidaknya bakteri indicator golongan Coli
b). Untuk menentukan jumlah perkiraan terdekat (JPT)/NPN bakteri indicator golongan Coli.

III.  Landasan Teori
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan mutlak dibutuhkan oleh semua mahluk hidup. Air digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga, pertanian, industri, sumber energi. Kebutuhan air tiap orang ditentukan oleh tingkat kemajuan peradaban manusia. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan tidak bisa dihindari lagi adanya peningkatan kebutuhan air khususnya untuk keperluan rumah tangga sehungga mulai adanya berbagai cara mengolah dan memurnikan kembali air kotor yang berada di sungai dan danau yang umumnya telah tercemar untuk memenui kebutuahannya tersebut………dst)


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Simulasi Metode Tangkap Lepas (Metode Peterson)

Berikut ini adalah laporan Praktikum Simulasi Metode Tangkap Lepas (Metode Peterson). Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan Praktikum Simulasi Metode Tangkap Lepas (Metode Peterson) yang dimaksud.

I. Judul Praktikum : Simulasi Metode Tangkap Lepas (Metode Peterson)

II. Tujuan Praktikum :
a). Untuk mengetahui rata-rata tingkat penyimpangan hasil metode Peterson terhadap kenyataan di alam.
b). Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyimpangan hasil metode Peterson terhadap kenyataan di alam.

III. Landasan Teori
Dalam ekologi, populasi makluk hidup adalah salah satu topik yang menjadi bahan kajian yang utama. Populasi sering didefinisikan sebagai sekelompok organisme dari spesies yang sama yang secara kolektif menempati suatu ruang atau tempat tertentu dan waktu tertentu. Suatu populasi memiliki ciri atau sifat-sifat tertentu yang yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu yang menjadi anggotanya (Jelantik, 2003). Ciri atau sifat yang dimiliki oleh populasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu sifat statistik dan sifat genetis. Sifat statistic meliputi densitas, natalitas, mortalitas, agihan umur, sex rasio, potensi biotic, pencaran dan bentuk pertumbuhan. Sifat genetis meliputi keadaptifan, ketegaran reproduktif dan persistensi. Dalam praktikum kali ini topiknya terkait tentang sifat statistik suatu populasi yaitu menggunakan metode simulasi tangkap lepas (metode Peterson) untuk mengetahui densitas (kepadatan) suatu populasi…......dst)


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Pembuatan Nata De Coco

Berikut ini adalah laporan Praktikum Pembuatan Nata De Coco. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan Praktikum Pembuatan Nata De Coco yang dimaksud.

I. Judul Praktikum : MEMPRODUKSI NATA DE COCO

II. Tujuan Praktikum :  Untuk mengetahui karakteristik hasil produksi nata de coco

III. Landasan Teori
Pada saat ini usaha pengolahan nata telah merambah ke berbagai daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dalam skala tingkat industri besar sampai skala industri rumah tangga. Hal ini disebabkan karena teknologi pengolahannya yang sederhana, bahan dasar mudah didapat dan cukup melimpah, prospek pemasarannya yang bagus, serta keuntungannya yang cukup menjanjikan.

Pada umumnya bahan baku yang sering digunakan untuk membuat nata adalah air kelapa (Nata de coco). Penggunaan air kelapa sebagai bahan baku dalam pembuatan nata de coco disebabkan karena air kelapa lebih mudah didapat dalam jumlah yang banyak dan harganya relatif murah dibanding bahan yang lain. Air kelapa merupakan hasil samping proses produksi kopra, minyak kelapa serta hasil olahan yang lain. Dalam jumlah yang besar seringkali air kelapa menjadi limbah terutama di beberapa pasar tradisional tempat penjualan kelapa.....dst)


Baca selengkapnya...

Pembuatan Nata De Coco

Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein, lemak, gula, sejumlah vitamin, asam amino, dan hormon pertumbuhan. Kandungan gula maksimal, yaitu 3 gram per 100 ml air kelapa, tercapai pada bulan keenam umur buah, kemudian menurun dengan semakin tuanya kelapa. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan sorbitol. Gula-gula inilah yang menyebabkan air kelapa muda terasa lebih manis dibandingkan air kelapa tua. Kondisi zat kimia pada air kelapa ini ternyata sangat penting dalam pembuatan nata de coco.

Bibit nata adalah bakteri Acotobacter xylinum. Bakteri ini berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar , micron, dengan permukaan dinding yang berlendir dan biasa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negative. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.

Bakteri Acotobacter xylinum ini dapat membentuk asam dari glukosa maupun etil alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.

Nutrisi untuk bakteri Acotobacter xylinum meliputi unsur karbon dan nitrogen. Karbon penting bagi proses metabolisme bakteri, karbon merupakan unsur paling banyak digunakan untuk menyusun zat-zat organik vital termasuk karbohidarat, lemak, protein, vitamin maupun enzim. Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Nitrogen diperlukan dalam pembentukan protein yang penting pada pertumbuhan sel dan pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen menyebabkan sel kurang tumbuh dengan baik dan menghambat pembentukan enzim yang diperlukan sehingga proses fermentasi dapat mengalami kegagalan atau tidak sempurna. Nitrogen yang digunakan untuk pembuatan nata umumnya adalah pupuk ZA yang relatif murah dan cenderung asam dibandingkan urea.

 Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3 sehingga media pembuatan nata harus memiliki pH yang sedikit asam. Asam asetat atau asam cuka dapat digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,3 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

Faktor lain yang juga penting bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah suhu dan ketersediaan oksigen yang cukup. Suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum berkisar  28°– 31°C. Suhu seperti ini adalah suhu relatif ruangan sehingga dalam pembuatan nata bisa dilakukan dalam ruangan. Oksigen yang sangat diperlukan bakteri Acetobacter xylinum dapat diperoleh dari penutup media yang tidak kedap udara tetapi mencegah kontaminasi bakteri atau partikel yang ada di udara. Penutup media yang digunakan dapat berupa koran maupun kain.

Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian.

Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pada fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter xylinum dalam membentuk nata.

Proses terbentuknya nata adalah melalui beberapa tahapan yang kompleks. Fermentasi diawali sel-sel Acetobacter xylinum mengambil glu-kosa dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel, kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-glukosa. Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg2+. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk selulosa.
           
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolic yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fsae in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak dibandingkan jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbis, maka bakteri akan mengalami fase kematian dan nata pada saat ini sudah terbentuk. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Pembuatan Nata De Kakao/Cacao

Berikut ini adalah laporan Praktikum Pembuatan Nata De Kakao. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan Praktikum Pembuatan Nata De Kakao  yang dimaksud.

I. Judul Kegiatan : MEMPRODUKSI NATA DE KAKAO/CACAO

II. Tujuan Kegiatan : Untuk mengetahui karakteristik hasil produksi nata de kakao/cacao

III. Landasan Teori
Pengolahan buah kakao menjadi biji kakao kering menghasilkan limbah antara lain cangkang kakao dan pulpa, yaitu lapisan yang menyelubungi biji kakao basah. Pulpa terdiri atas senyawa gula (10-15%) dan air (85-90%). Senyawa gula dalam pulpa merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba selama proses fermentasi biji kakao berlangsung. Namun, kandungan pulpa yang berlebihan dapat berpengaruh negatif terhadap proses dan hasil fermentasi, yaitu menyebabkan biji kakao memiliki cita rasa asam. Kandungan pulpa yang tinggi merupakan salah satu kelemahan dari kakao lindak yang banyak diusahakan di Indonesia. Cara untuk mengurangi kandungan pulpa pada biji kakao adalah dengan pemeraman buah kakao hasil panen di kebun selama 7-12 hari atau pemerasan pulpa secara mekanis…………dst)


Baca selengkapnya...

Pembuatan Nata De Cacao/Kakao

Produksi nata de kakao dapat dilakukan dalam skala rumah tangga atau skala industri kecil. Bagian yang dapat digunakan untuk membuat nata de kakao adalah pulpa kakao. Bagian ini berupa lapisan yang menyelubungi biji kakao basah. Pulpa ini harus diencerkan dalam air bersih sebelum digunakan untuk membuat nata de kakao.  Kandungan gula di dalam pulpa yang cukup tinggi (10-15 persen, sisanya berupa air) dapat dimanfaatkan oleh bakteri Acetobacter xylinum untuk membentuk nata.

Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar , micron, dengan permukaan dinding yang berlendir dan biasa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negative. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.

Bakteri Acotobacter xylinum ini dapat membentuk asam dari glukosa maupun etil alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.

Nutrisi untuk bakteri Acotobacter xylinum meliputi unsur karbon dan nitrogen. Karbon penting bagi proses metabolisme bakteri, karbon merupakan unsur paling banyak digunakan untuk menyusun zat-zat organik vital termasuk karbohidarat, lemak, protein, vitamin maupun enzim. Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Nitrogen diperlukan dalam pembentukan protein yang penting pada pertumbuhan sel dan pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen menyebabkan sel kurang tumbuh dengan baik dan menghambat pembentukan enzim yang diperlukan sehingga proses fermentasi dapat mengalami kegagalan atau tidak sempurna. Nitrogen yang digunakan untuk pembuatan nata umumnya adalah pupuk ZA yang relatif murah dan cenderung asam dibandingkan urea.

Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3 sehingga media pembuatan nata harus memiliki pH yang sedikit asam. Asam asetat atau asam cuka dapat digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,3 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.
           
Faktor lain yang juga penting bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah suhu dan ketersediaan oksigen yang cukup. Suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum berkisar  28°– 31°C. Suhu seperti ini adalah suhu relatif ruangan sehingga dalam pembuatan nata bisa dilakukan dalam ruangan. Oksigen yang sangat diperlukan bakteri Acetobacter xylinum dapat diperoleh dari penutup media yang tidak kedap udara tetapi mencegah kontaminasi bakteri atau partikel yang ada di udara. Penutup media yang digunakan dapat berupa koran maupun kain.
           
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian.
           
Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pada fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter xylinum dalam membentuk nata.
           
Proses terbentuknya nata adalah melalui beberapa tahapan yang kompleks. Fermentasi diawali sel-sel Acetobacter xylinum mengambil glu-kosa dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel, kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-glukosa. Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg2+. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk selulosa.
           
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolic yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fsae in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak dibandingkan jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbis, maka bakteri akan mengalami fase kematian dan nata pada saat ini sudah terbentuk. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.

Setelah 8-12 hari, lapisan nata yang terbentuk diambil kemudian dicuci dan direndam dalam air bersih selama satu malam. Air rendaman lalu dibuang dan nata dipotong- potong seukuran dadu atau sesuai selera. Potongan nata lalu direbus dalam air hingga tiga kali atau sampai air rebusan tidak asam lagi. Nata yang telah netral kemudian direbus dalam air gula (20-30%) dan selanjutnya dapat langsung dikonsumsi. Jika nata akan dipasarkan, nata dapat dikemas dalam kantong plastik atau gelas plastik tertutup rapat agar tidak terkontaminasi dengan bahan lain dari luar. Untuk memberi variasi rasa dan aroma pada nata de cacao, air gula dapat ditambah pencita rasa seperti vanili atau daun pandan, atau dapat pula diganti dengan air sirup.


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Identifikasi Makanan Yang Dicerna Mamalia

Berikut ini adalah laporan praktikum Identifikasi Makanan Yang Dicerna Mamalia. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Identifikasi Makanan Yang Dicerna Mamalia yang dimaksud.

I. Judul : Identifikasi Zat Makanan Yang Dicerna Mamalia

II. Tujuan : Untuk Mengetahui Identifikasi Zat Makanan Yang Dicerna Mamalia

III. Landasan Teori :
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan hasil hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida adalah rantai pendek unit monosakarida yang terdiri dari 2 sampai 10 unit monosakarida yang digabung bersama-sama oleh ikatan kovalen dan biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida adalah polimer monosakarida yang terdiri dari ratusan atau ribuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-a-glikosida (a=alfa) Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfunsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan funsional dalam proses metabolisme……dst)


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Pengamatan Anatomi Pisces/Ikan

Berikut ini adalah laporan praktikum tentang Pengamatan Anatomi Pisces/Ikan. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Pengamatan Anatomi Pisces/Ikan yang dimaksud.

Judul : Pengamatan Anatomi Pisces

Tujuan
Para mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman dasar dalam mengelola kegiatan praktikum disekolah, terutama dalam hal :
1). Mengenal cirri-ciri Superclassis Pisces yang membedakannya dengan kelompok vertebrata yang lainnya
2). Menambah ketrampilan melakukan pembedahan terhadap specimen dilaboratorium
3). Memperdalam pemahaman tentang berbagai system organ yang dimiliki oleh ikan
4). Menuangkan hasil pengamatan dalam bentuk gambar dan keterangan-keterangan seperlunya
5). Lebih dari itu, merancang kegiatan serupa dengan lebih baik berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh

Landasan Teori
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes)………..dst)


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Pengenalan Anatomi Aves (Burung)

Berikut ini adalah laporan praktikum Pengenalan Anatomi Aves (Burung). Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Pengenalan Anatomi Aves (Burung)
yang dimaksud.

I. JUDUL: Kelas Aves

II. TUJUAN:
a). Mengenali lebih dekat lagi ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota dari classis aves,
b). Membedah, kemudian mengenali dan menggambar topografi organ yang nampak setelah otot dan tulang yang menjadi dinding tubuh bagian ventral dihilangkan.

III. LANDASAN TEORI
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Mereka mendiami ekosistem di seluruh dunia, dari Arktik ke Antartika. Catatan fosil menunjukkan bahwa burung berevolusi dari dinosaurus theropoda selama periode Jurassic, sekitar 150-200 Ma (juta tahun yang lalu). Kebanyakan ahli paleontologi menganggap burung sebagai satu-satunya clade dinosaurus dapat bertahan peristiwa kepunahan Cretaceous-Tersier sekitar 65,5 Ma.
Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves….…dst)


Baca selengkapnya...

Kajian Kelas Aves (Burung) Secara Umum

Aves atau burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Mereka mendiami ekosistem di seluruh dunia, dari Arktik ke Antartika. Catatan fosil menunjukkan bahwa Aves berevolusi dari dinosaurus theropoda selama periode Jurassic, sekitar 150-200 Ma (juta tahun yang lalu). Kebanyakan ahli paleontologi menganggap Aves sebagai satu-satunya clade dinosaurus dapat bertahan peristiwa kepunahan Cretaceous-Tersier sekitar 65,5 Ma.

Jenis-jenis Aves/burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.

Aves/burung modern ditandai oleh bulu, paruh tanpa gigi, peletakan telur dikupas keras, tingkat metabolisme tinggi, jantung empat bilik, dan kerangka ringan tapi kuat. Semua burung memiliki sayap, yang berkembang forelimbs, dan paling bisa terbang, dengan beberapa pengecualian termasuk ratites, penguin, dan sejumlah pulau beragam spesies endemik. Burung juga memiliki sistem pencernaan dan pernapasan unik yang sangat disesuaikan untuk penerbangan.

Aves/burung  telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.

Tulang belulang Aves/burung menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur.

Aves/burung memiliki sejumlah ciri-ciri khusus yang berhubungan dengan kemampuan terbangnya, yaitu :

a). Sebagian ruas tulang belakang Aves/burung menjadi satu membentuk titik tumpu yang kuat sewaktu sayap dikepakkan.

b). Kebanyakan tulang Aves/burung yang besar berongga untuk mengurangi bobot badan. Berat rangkanya hanya 10% dari seluruh berat badan.

c). Pada tulang dada Aves/burung yang berlunas dalam, melekat otot-otot terbang yang kokoh untuk menggerakkan sayap.

d). Sistem pernafasan Aves/burung diperluas dengan alat pembantu pernafasan, yaitu pundi-pundi udara yang berupa kantung selaput yang ringan.

e). Posisi tubuh Aves/burung efisien pada waktu terbang sehingga dapat bergerak tanpa halangan sewaktu melawan angin.

f). Bulu Aves/burung sangat efisien sebagai isolasi panas. Terpisah dari fungsinya sebagai penutup tubuh dan bagian dari peragaan, beberapa di antara bulunya juga menunjang fungsi sayap dan ekor sehingga lebih efisien (Van Hoeve, 1996)…….dst


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Pengamatan Kontraksi Otot Jantung Pada Katak

Berikut ini adalah laporan praktikum Pengamatan Kontraksi Otot Jantung Pada Katak. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Pengamatan Kontraksi Otot Jantung Pada Katak yang dimaksud.

I. Judul : Pengamatan Tentang Kontraksi Otot Jantung Pada Katak

II. Tujuan : Untuk mengetahui kontraksi otot dan denyut  jantung pada katak.

III. Landasan Teori
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. Amfibia mempunyai ciri-ciri : ….….. dst)


Baca selengkapnya...

Download Laporan Praktikum Uji Jumlah Leukosit Dalam Darah

Berikut ini adalah laporan praktikum tentang Uji Jumlah Leukosit Dalam Darah manusia. Bila anda memerlukannya sebagai bahan referensi, laporan praktikum tersebut bisa anda download disini. Berikut adalah gambaran tentang laporan praktikum Uji Jumlah Leukosit Dalam Darah yang dimaksud.

I. Judul : Menghitung Jumlah Leukosit Dalam Darah

II. Tujuan Praktikum :Mengetahui  Jumlah Leukosit Dalam Darah.

III. Alat dan Bahan
a). Mikroskop
b). Jarum Franke
c). Hemositometer
d). Pipet leukosit
e). Kamar hitung
f). Cover glass
g). Tolly counter
h). Alkohol 70%
i). Alkohol 95%
j). Kapas
k). Larutan Turk
l). Asam cuka glacial 3%
m). Cawan Petri
n). Aquades

IV. Cara Kerja
a). Mengisi pipet leukosit
b). Membasahi ujung jari tengah mahasiswa coba dengan menggunakan alcohol 70% dan membiarkannya sampai kering. Kemudian menusuk jari tersebut dengan mempergunakan Jarum Franke yang sudah disterilisasi sebelumnya.
c). Menghisap darah yang keluar dari ujung jari tersebut dengan menggunakan pipet leukosit sampai kira-kira pada skala 0,5. Pada saat menghisap darah tidak boleh ada gelembung-gelembung udara, dan jika terdapat gelembung udara maka pipet leukosit ditiup kemudian dibersihkan dengan asam cuka glacial 3%, membilasnya………dst)


Baca selengkapnya...