Organ Indra Amfibi/Amphibia

Perubahan yang terjadi pada lingkungan merupakan rangsangan bagi organon sensoris atau receptor tubuh Amfibi/Amphibia. Organon sensoris mempunyai hubungan dengan nervi sensori yang membawa rangsangan ke pusat (lobos pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang organon sensoris tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yang berupa gelombang sinar, sedangkan reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa sentuhan. Pada lingua Amfibi/Amphibia terdapat papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap zat-zat kimia yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang peka terhadap rangsangan yang berupa gas. Telinga yang berisi organon auditorius dan alat kesetimbangan tubuh.

Lensa mata Amfibi/Amphibia tetap dan tidak berubah kecembungannya untuk jarak pandangan yang relative jauh. Kelopak mata kurang bagus bagi yang di air tetapi berkembang bagus pada spesies yang di darat. Kelopak bagian bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada bagian atas karena kornea amphibi darat menjadi kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor, sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam termoregulasi dan orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander dan golongannya tidak mempunyai pendengaran tengah, sedangkan katak dan kodok mempunyai pendengaran tengah dan gendang telinga....................................dst)


Tulisan terkait