Aktivitas fotosintesis di dunia sangat menakjubkan jika dilihat dari jumlah karbon yang di tambat tiap tahun yang diperkirakan berkisar antara 70-120 trilyun ton (setara dengan 170-290 gigaton bobot kering dengan rumus empiris menyerupai CH2O).
Produktivitas fotosintesis yang sangat tinggi ini terjadi sekalipun konsentrasi CO2 µmol mol atmosfer rendah yang hanya sekitar 0,0352% berdasarkan volume atau 352-1. Di dalam tajuk tumbuhan, seperti misalnya tanaman jagung di ladang kandungan CO2 menurun sampai 260 µmol mol-1 atau kurang pada siang hari, sedangkan pada malam hari dapat mencapai 400 µmol mol-1 karena adanya respirasi tumbuhan dan mikroba tanah. Sebagian besar CO2 yang digunakan oleh tumbuhan akhirnya diubah menjadi selulosa sebagai komponen utama kayu.
Daur Karbon
Kadar CO2 di udara sangat stabil pada tingkat sekitar 280 µmol mol-1 selama ribuan tahun belakangan ini dan cukup stabil pada 200 µmol mol-1 dan 300 µmol mol-1 selama 150.000 tahun sebelum itu. Sejak sekitar tahun 1850, CO2 meningkat secara eksponensia sampai mencapai 352 µmol mol-1 pada tahun 1990.
CO2 meningkat sekitar 1,4 µmol mol-1 selama 15 tahun terakhir, tapi pada tahun 1988 peningkatannya lebih dari 0,5 %. Alasan utama peningkatan sejak tahun 1850 ini adalah pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu pembukaan lahan khususnya pembakaran hutan tropika juga ikut berperan.
Ekosistem mantap seperti hutan hujan tropika menambah CO2 ke atmosfer melalui respirasi dan pembusukan sebanyak yang mereka ambil, tapi bila hutan ditebang dan dibakar, karbon yang tersimpan di biomasanya dan sebagian besar atau semua simpanan karbon di tanah berpindah dari biosfer ke atmosfer.