Obesitas Memperpendek Umur Manusia?


Hasil penelitian gabungan antara Monash University dan University of Copenhagen meneguhkan pendapat bahwa obesitas memang memperpendek usia hidup manusia.

Penelitian menunjukkan lamanya status obesitas akan menjadi prediksi yang kuat terjadinya peningkatan risiko kematian. Lebih lama seseorang hidup dengan obesitas, risiko kematiannya akan makin berlipat. Hidup dengan obesitas selama 5 sampai 14 tahun akan memiliki risiko kematian dua kali lipat lebih besar. Orang-orang yang mengalami obesitas dalam rentang waktu 15 tahun lebih bahkan berisiko hampir tiga kali lipat. Persentase risiko kematian bagi orang yang hidup dengan obesitas selama 2 tahun adalah 6-7 persen.

Sebelum penelitian, Dr Anna Peeters dari Monash University menjelaskan bahwa status obesitas pada masa ini hanya dianggap negatif untuk kesehatan. "Namun tidak menyelidiki lebih jauh," kata Peeters. Penelitian ini mendapati bahwa obesitas dalam jangka waktu lebih lama ternyata punya efek lebih buruk bagi kesehatan. "Sebelumnya kita tidak mengetahuinya," jelas Peeters.

Peeters mengatakan, penelitian ini juga menjelaskan bantuan bagi segala upaya dan cara memungkinkan pencegahan obesitas. Peeters pun menyatakan, diperlukan usaha keras menghindari obesitas. "Terutama harus dilakukan selagi di usia muda," tegasnya. (Sumber: National Geographic Indonesia)
Baca selengkapnya...

Eritrosit (Sel Darah Merah)

Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang memiliki peranan penting bagi pengangkutan oksigen ke dalam jaringan dan buffer yang utama dalam tubuh manusia. Pada laki-laki normal jumlah eritrosit rata-rata 5.200.000 (±300.000) per mililiter darah sedangkan pada perempuan yang normal jumlah eritrositnya adalah 4.700.000 (±300.000) per mililiter darah, dengan konsentrasi hemoglobin 34/100 ml dalam cairan selnya. Jumlah eritrosit akan bervariasi karena juga dipengaruhi oleh factor lingkungan usia dll.

Saat embryo, eritrosit dibentuk di dalam yolk sac dan kemudian baru sejak trisemester pertengahan masa kehamilan pembentukannya diambil alih oleh hati, limpa, dan kelenjar limpa. Selanjutnya hanya sum-sum tulang merah yang akan berfungsi membentuk eritrosit ketika kita telah dewasa. Limpa dan hati juga berperan mengaktifkan kembali fungsi hemopoeitik eritrosit jika ada rangsangan yang ekstrem dalam jangka waktu lama yang menghendaki pembentukkan eritrosit dalam jumlah yang banyak.

Eritrosit yang mencapai umur 120 hari dalam keadaan normal akan mengalami dekstruksi. Sebagian sebagian besar eritrosit pecah dalam perjalanannya melalui pembuluh darah yang sempit. Sebagian besar eritrosit pecah di dalam limpa karena terjepit melewati pulpa merah limpa. Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit difagosit oleh sel-sel makrophag terutama yang terdapat dalam limpa, hati (sel-sel kuffer), dan sumsum tulang.


Baca selengkapnya...

Cara Kerja Jantung Manusia

Jantung manusia merupakan sebuah organ yang berfungsi di dalam sirkulasi peredaran darah. Jantung bekerja sepanjang kita hidup, karena itu jantung itu sendiri membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah. Pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.

Kerja jantung dipengaruhi oleh kerja syaraf yaitu nervus simpatikus untuk menggiatkan kerja jantung dan nervus parasimpatikus ,khususnya cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung. Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom. 

Rangsangan ini diterima oleh jantung pada simpul saraf yang terdapat pada atrium dekstra dekat masuknya vena cava yang disebut dengan nodus sinoatrialis (A.V. Node) kemudian merambat ke otot-otot atrium sehingga otot atrium berkontraksi. Kemudian impuls mencapai A.V. Node dimana impuls dari atrium ditunda di A.V. Node selama 0,1 detik sebelum masuk ke ventrikel. Keadaan ini memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel. Dari A.V.node, impuls dirambatkan ke berkas Hiss dan selanjutnya ke serabut purkinje yang menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian ventrikel. Dengan demikian seluruh jantung berkontraksi, sehingga sistem inilah yang mengakibatkan denyut jantung berirama (ritmis).

Siklus jantung merupakan periode akhir kontraksi jantung samapai akhir kontraksi berikutnya. Gerakan jantung terdiri dari dua yaitu konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole) konstriksi dari ke dua atrium terjadi secara serentak yang disebut sistole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial. Lama konstriksi ventrikel 0,3 detik dan tahap pengendoran selama 0,5 detik. 

Konstriksi kedua atrium pendek sedangkan konstriksi ventrikel jauh lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga mempunyai tugas yang sama tetapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah. Lamanya siklus jantung kurang lebih 0,8 detik, berarti jantung berdenyut 75 – 80 kali dalam setiap menit.

Selama gerakan jantung, dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang menutup. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrioventrikel, dan bunyi kedua karena menutupnya aorta dan arteri pulmonary setelah konstriksi dari ventrikel. Bunyi yang pertama panjang (leb) dan yang kedua adalah pendek dan tajam (deb). 

Bunyi denyut jantung jelas terdengar dengan menggunakan stetoskop (auskultasi) pada tempat aorta, tempat pulmonal, tempat trikuspidalis, dan tempat mitral. Getaran suara yang ditimbulkan nadanya rendah dan relatif berlangsung lama, dan dikenal sebagai bunyi jantung pertama, lama bunyi jantung pertama kira-kira 0,14 detik. Bunyi jantung kedua timbul sebagai akibat dari getaran katup semilunaris yang tegang menutup dengan tiba-tiba dan juga dari getaran darah serta dinding arteri pulmonalis dan aorta. Lama bunyi jantung kedua kira-kira 0,11 detik.

Kontraksi jantung dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu.

1. Pressoreflex jantung : terletak pada lengkung aorta, carotis sinus, dan bagian proksimal vena cava. Jika daerah ini terangsang, dapat menghambat dan mempercepat kecepatan denyut jantung.


2. Faktor Miscellaneus : misalnya panas, dingin, dan sakit dapat mempengaruhi kecepatan denyut jantung.

3. Emosi : misalnya perasaan takut akan memperlambat denyut jantung.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi mengalirnya darah kembali ke jantung adalah.
1. Pengaruh diastole atrium, diikuti kontraksi atrium yang mengakibatkan pengurasan darah dari atrium sehingga tekanan dalam vena cepat lebih tinggi dari atrium, sehingga darah mengalir dari vena cava ke atrium dexter.

2. Pergerakan pernapasan membantu darah kembali ke jantung. Jika diafragma berkontraksi,maka tekanan dalam rongga perut bertambah.

3. Kontraksi otot lurik dan gerak valvula semilunaris dari vena. Kontraksi otot lurik akan menekan vena-vena yang halus dalam otot, sehingga tekanan darah naik. Sehingga darah akan cepat mengalir ke jantung. Bila otot relaksasi, maka mengalirnya darah kembali dicegah oleh menutupnya valvula semilunaris vena.

Tekanan darah didefinisikan sebagai kekuatan yang dihasilkan aliran dari darah terhadap setiap luas dari dinding pembuluh (dinyatakan dalam milimeter air raksa (mmHg)) dan diukur dengan menggunakan Spygmomanometer pada lengan atas kanan. Tekanan darah normal orang dewasa adalah 120mmHg (sistole) dan tekanan darah pada saat ventrikel relaksasi (diastole) rata-rata 80mmHg. Selisih antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi. Tekanan sistole dapat naik dalam keadaan arterioskleriosis atau klep aorta mengalami insufficiency.


Baca selengkapnya...

Talesemia

Seseorang yang menderita penyakit talasemia sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida α dan β dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk hemoglobin sehingga sistem hemopoesis menanggapi dengan membentuk makrosit dengan kadar Hb yang rendah atau membentuk mikrosit yang rapuh. Seseorang yang menderita talasemia memiliki wajah yang pucat akibat anemia yang parah dan terjadi perubahan bentuk tulang muka yaitu penonjolan tulang dahi, jarak antara kedua mata jauh, dan terjadi penonjolan tulang pipi.

Penyakit talasemia sampai saat ini belum bisa disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan selama ini hanya mampu memperpanjang umur seseorang yang memiliki penyakit talasemia.

Adapun cara yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati talasemia adalah :
1). Menghindari perkawinan pasangan yang membawa gen talasemia.

2). Transfusi darah secara teratur, biasanya dilakukan empat kali dalam sebulan.

3). Cangkok sumsum tulang. Cangkok sumsum tulang sebaiknya dilakukan sejak dini sebelun penderita mendapatkan banyak tranfusi darah, semakin sering transfusi darah dilakukan maka kemungkinan penolakan terhadap jaringan sumsum tulang donor.

4). Mengkonsumsi obat yang dapat menetralisir zat besi dalam darah. Penumpukan zat besi dalam darah dapat menyebabkan pembengkakan pada hati, kerusakan ginjal dan paru-paru.


Baca selengkapnya...

Leukimia

Leukimia adalah suatu penyakit yang ditandai oleh meningkatnya jumlah  leukosit abnormal yang ada dalam darah. Leukemia disebabkan oleh mutasi yang mengarah kanker dari sel mieogenosa dan  sel limfogenosa. Sel mieogenesa dan sel limfogenesa memproduksi sel-sel yang bersifat kanker kemudian menyebar ke seluruh tubuh. 

Seseorang yang menderita leukemia mengalami pergantian sumsum tulang yang normal oleh sel-sel leukimia sehingga penderita mengalami infeksi, anemia berat, dan pendarahan akibat kekurangan trombosit. Pertumbuhan sel leukemia yang sangat pesat memerlukan banyak bahan makanan terutama asam amino dan vitamin sehingga energi penderita sangat berkurang akibatnya jaringan lain bertambah lemah. 

Penderita leukemia akan meninggal setelah mengalami kelaparan metabolisme yang cukup lama. Leukima dapat disembuhkan. Semakin dini kanker ditemukan maka semakin besar kemungkinan leukemia dapat disembuhkan.  Leukemia dapat diobati dengan kemoterapi, penyinaran, dan dengan transplantasi bone marrow atau sumsum tulang.


Baca selengkapnya...

Anemia

Pengertian Anemia:
Anemia berarti kekurangan eritrosit (sel darah merah). Anemia juga dapat berarti menurunnya jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam darah.

Macam Anemia :
Anemia ada empat macam yaitu :
1). Anemia hemorhagik  : Anemi hemorhagik disebabkan oleh pendarahan, sehingga tubuh kehilangan eritrosit secara besar-basaran. Pendarahan dapat disebabkan oleh luka besar, luka lambung, infeksi cacing tambang, dan pendarahan besar-besaran pada saat menstruasi. 

2). Anemia aplastik : Anemia aplastik disebabkan oleh perusakan sumsum tulang merah sehingga dapat mengakibatkan fungsi sumsum tulang merah berkurang. Misalnya terjadi pada seseorang yang terpapar radiasi energi tinggi dengan dosis tinggi dan waktu yang cukup lama, obat-obatan, zat kimia, atau toksin.

3). Anemia megaloblastik : Anemia megaloblastik disebabkan disebabkan karena kekurangan vitamin B12, asam folat dan faktor intrisik lainnya dari mukosa lambung.

4). Anemia hemolitik. : Anemia hemolitik berasal dari kata hemolisis yang berarti rusaknya membran eritrosit pada saat melalui kapiler terutama sewaktu melalui limpa. Keadaan eritrosit yang abnormal ini sebagian besar disebabkan oleh faktor keturunan. Anemia hemolitik dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :

a). Sferositosis herediter : Anemia yang disebabkan oleh ukuran eritrosit yang sangat kecil dengan bentuk yang lebih spheris daripada bentuk bikonkaf. Sel ini mudah pecah pada saat melewati kapiler limpa.

b). Anemia sel bulan sabit : Merupakan penyakit yang diturunkan dan diderita oleh 1% -2% populasi orang kulit hitam. Anemia jenis ini dijumpai 0,3% sampai 1,0% pada orang-orang berkulit hitam di Afrika Barat dan di Amerika. Eritrositnya ternyata mengandung tipe hemoglobin S (HbS) yang disebabkan oleh adanya susunan rantai beta yang abnormal pada Hb tersebut. HbS akan mengendap dan mengkristal pada kadar oksigen rendah sehingga merusak membran eritrosit. Gejala yang ditimbulkan berupa anemia berat dan infarksi (matinya jaringan) dari organ vital.

c). Talasemia atau Anemia Cooley : Merupakan anemia herediter, dimana sel-selnya tidak mampu membentuk rantai polipeptida α dan β dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk hemoglobin. Sistem hemopoiesis akan membentuk eritrosit yang besar dengan Hb yang sedikit atau mikrosit yang rapuh sehingga mudah pecah.

d). Eritroblastosis fetalis : Anemia jenis ini disebabkan oleh pembentukan antibodi yang berasal dari darah ibu yang mempunyai resus negatif jika fetus yang dikandungnya mempunyai resus positif, sehingga eritrosit fetus menjadi rapuh. Keadaan ini mengakibatkan bayi yang dilahirkan menderita anemia yang parah

Faktor-faktor Penyebab Anemi
1). Pendarahan : Anemi yang disebabkan oleh pendarahan sering disebut dengan anemi hemorhagik, dimana tubuh kehilangan eritrosit melalui pendarahan. Pendarahan dapat disebabkan oleh luka besar, luka lambung, dan pendarahan besar-besaran pada saat menstruasi. 

2). Kerusakan pada sumsum tulang merah : Perusakan sumsum tulang merah dapat mengakibatkan fungsi sumsum tulang merah berkurang sehingga terjadi anemia aplastik. Misalnya terjadi pada seseorang yang terpapar radiasi energi tinggi dengan dosis tinggi dan waktu yang cukup lama, obat-obatan, zat kimia, atau toksin.

3). Kegagalan pematangan eritrosit : Kegagalan pematangan eritrosit disebabkan karena kekurangan vitamin B12, asam folat dan faktor intrisik lainnya dari mukosa lambung.

4). Faktor keturunan : Pada orang-orang di daerah tertentu memiliki gen yang menyebabkan eritrosit menjadi abnormal misalnya, eritrosit bulan sabit yang mudah pecah jika melewati pembuluh darah yang sempit. Eritrosit yang rapuh ini dapat diturun kepada generasi berikutnya.

Pencegahan Anemia :
a). Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran, daging terutama daging bebek dan lain-lain. 

b). Mengkonsumsi makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi seperti apel, nenas, jeruk, sayuran dan lain sebagainya.

c). Mengurangi konsumsi teh atau kopipada saat makan  karena jika diminum dengan dosis berlebihan maka zat tanin yang terdapat pada teh dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.

d). Menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya untuk mencegah penyakit infeksi oleh cacing yang dapat menyebabkan anemia.

Pengobatan Anemia :
1). Tranfusi darah, tranfusi darah biasanya dilakukan untuk mencegah anemia hemolitik khususnya talasemia. Taranfusi darah dilakukan  secara teratur yaitu empat kali dalam sebulan.

2). Transplan sumsum tulang : Transplan sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak akibat radiasi, obat-obatan dan lain-lain.

3). Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Fosil Hewan yang Sudah Mati

Bukti evolusi yang lain adalah fosil. Kita dapat mendefinisikan fosil sebagai setiap macam sisa organisme yang hidup dalam zaman geologi yang lampau. Usia fosil dapat diperkirakan berdasarkan usia berbagai usia berbagai lapisan tanah atau batuan yang menyusun bumi. Fosil satu jenis hewan mungkin dapat ditemukan di beberapa lapisan pemukaan bumi. Dari fosil-fosil yang berasal dari berbagai lapisan bumi, ilmuwan dapat menurut proses perubahan yang terjadi pada spesies tersebut.

Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga bentuk binatang dapat direkonstruksi secara umum atau untuk mengetahui bagaimana binatang bergerak. Selain fosil jejak, noda-noda pada tulang tempat menempel otot dan ukuran serta bentu otot, memungkingkan rekontruksi keseluruhan bentuk binatang. Paleontologi adalah ilmu yang khusus mempelajari mengenai fosil.

Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat diawetkan. Anak dinosaurus yang ditemukan secara utuh menjadi fosil pada batu ambar di selatan Italia dapat dipelajari dengan mudah seakan-akan baru mati. Bangkai (karkas) mammoth yang beku, suatu kerabat gajah yang telah punah, kadang-kadang ditemukan di Seberia. Meskipun telah membeku selama 40.000tahun, dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam studi biokimia

Akan tetapi, pengawetan total organisme secara utuh jarang terjadi. Biasanya setelah mati, bagian-bagian lunak tubuh dengan cepat dirusak oleh pemakan bangkai atau busuk karena bakteri. Bagian keras seperti tulang atau cangkang lebih tahan terhadap pengrusakan, karena itu kemungkinannya lebih besar untuk menjadi fosil.

Jasad organisme jika dikelilingi oleh sedimen tanah liat atau pasir, bagian tersebut dapat menjadi fosil yang dapat dikenali ratusan juta tahun kemudian, setelah sedimen yang membungkusnya berubah menjadi batuan seperti serpihan atau batu pasir. Fosil-fosil jenis ini malahan dapat mengandung sisa bahan organik untuk jangka waktu yang sangat lama. Dari beberapa fosil yang berumur lebih dari 300 juta tahun telah ditemukan asam amino dan peptida.

Kita tahu bahwa fosil bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering ditemukan fosil yang bentuknya tidak ada pada organisme yang hidup di bumi sekarang ini. Lalu bagaimana kita dapat menjelaskan adanya organisme tersebut? Sebagai penjelasan kadang-kadang dikatakan adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang memusnahkan organisme diseluruh dunia.

Tetapi teori evolusi memberikan jawaban yang lebih memuaskan. Ada gagasan yang menyatakan bahwa semua organisme yang hidup sekarang ini pada suatu periode dalam sejarahnya mempunyai moyang yang sama. Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa pada waktu yang lampau terdapat lebih sedikit jenis makluk hidup dan keadaanya lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan bukti-bukti fosil yang ditemukan.

Jika kita menuruni Grand Canyon di Amerika Serikat, kita akan melihat secara jelas lapisan demi lapisan batu batuan sedimen, lapisan terdalam adalah ialah lapisan yang tertua. Makin dalam kita menuruni lembah tersebut makin berkurang jumlah jenis fosil. Selanjutnya juga terdapat fakta, sifat organisme yang terdapat di lapisan yang lebih dalam itu kurang kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan atasnya. Fosil reptilia terdapat dilapisan tanah yang secara geologi lebih muda, sedangkan fosil cacing terdapat dalam lapisan yang lebih tua.

Perlu diperhatikan bahwa dalam satu lokasi kita tidak akan pernah menemukan sejarah fosil yang tidak terputus. Pergolakan geologi tanah selalu diikuti erosi. Oleh karena itu sebagian dari sejarah catatan fosil akan lenyap (missing link). Sebagian besar kecaman terhadap Darwin datang terkait kegagalan para paleontologi untuk menemukan missing link, merupakan kelemahan besar bagi gagasan bahwa organisme yang sekarang ini berkembang dari organisme yang ditemukan sebagai fosil.

Tetapi seiring dengan waktu, ahli paleontologi telah banyak menemukan missing link. Fosil Archeopteryx adalah salah satunya, berbentuk peralihan antara burung dan reptilia yang diduga menjadi moyangnya. Kesenjangan pada data fosil masih sangat mencolok pada hewan bertubuh lunak dan pada manusia. Hal ini tidak mengherankan bila kita ingat bahwa peluang kedua tipe organisme dan hewan darat lainnya (terutama primata yang cerdas) mati ditempat dimana dia akan tertutup dengan cepat oleh sedimen adalah kecil. 

Kemudian, juga harus diingat bahwa jangan berharap untuk menemukan informasi secara lengkap selain bagian-bagian catatan fosil. Sebagian besar fosil yang pernah terbentuk masih ada di pegunungan, dalam tanah dan lautan, mungkin juga telah rusak oleh gejolak geologi berikutnya Rintangan terbesar menemukan missing link ialah evolusi spesies baru dari tumbuhan atau hewan umumnya terjadi dalam populasi kecil pada organisme yang kurang mengalami spesialisasi.

Meskipun kita mungkin tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua makluk hidup melalui fosil moyangnya, tetapi adanya fosil dan penyebarannya yang telah ditemukan memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi. 


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Struktur Kromosom

Perbedaan-perbedaan yang memisahkan satu spesies dari spesies lainnya adalah dalam analisis terakhir yaitu genetika, yaitu terkait gen-gen dalam kromosom. Lalu jika kita percaya bahwa semua semua spesies pada suatu saat mempunyai suatu moyang yang sama, dapatkah kita menemukan homologi dalam struktur kromosom seperti yang kita temukan pada struktur kerangka dan protein?

Semakin dekat hubungan dua spesies, berdasarkan kriteria-kriteria seperti organ-organ homolog, semakin mirip kariotipenya. Kariotipe simpanse dan kariotipe orang utan praktis tak dapat dibedakan, kecuali jumlah kromosomnya yang 48 berbeda dengan kromosom manusia yang berjumlah 46, sangat mirip dengan kariotipe manusia.


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Domestikasi

Domestikasi adalah pembudidayaan tumbuhan dan hewan dengan sengaja oleh manusia selama ribuan tahun. Dua abad belakangan ini manusia telah mengembangkan varietas atau jenis tanaman dan hewan yang menghasilkan makanan yang lebih memenuhi kebutuhan. Melalui proses domestikasi manusia telah menciptakan bentuk-bentuk spesies yang berbeda dari moyangnya.

Sebagai contoh adalah keanekaragaman anjing yang luar biasa dari mulai Chihuahua sampai Saint Bernard menunjukan kemampuan kita mengubah spesies dengan cara perkawinan selektif. Tanaman jagung (Zea mays) juga telah mengalami perubahan begitu besar sehingga tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia. Jenis-jenis kuda, sapi, kambing, domba, ayam dan kelinci yang kita liat sekarang adalah bukti dari variabilitas dan menunjukan kemampuan kita menciptakan perubahan evolusi yang menguntungkan.

Standar yang dalam menilai suatu teori adalah kemampunya menjelaskan sebanyak mungkin fakta dengan cara paling sederhana sehingga memungkinkan meramal fakta-fakta baru, demikian juga teori evolusi ini. Perubahan evolusi yang lambat telah menghambat penjelasan terkait ramalan fakta-fakta baru. Namun teori evolusi mampu memberikan penjelasan sederhana yang luas tentang fakta kehidupa sehingga sangat penting dalam biologi. Setiap aspek dari dunia kehidupan yang dipelajari manusia dari biokimia, sitologi, antropologi dan sejarah telah dihidupkan dan diperluas oleh teori ini.

Penyebaran hewan berdasarkan geografis telah memberikan Darwin bukti yang paling kuat bahwa evolusi telah terjadi, maka penelitiannya tentang proses domestifikasi memberikan kunci bagaimana evolusi itu terjadi. Inilah teori tentang mekanisme perubahan evolusi yang benar-benar membuat The Origin of Spesies menjadi karya bersejarah. 


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Biokimia Perbandingan

Studi anatomi perbandingan memperlihatkan adanya homologi anatomi, demikian pula studi biokimia dari macam-macam organisme telah mengungkapkan homologi biokimi. Pada kenyataanya, persamaan biokimia organisme hidup adalah salah satu ciri yang mencolok dari kehidupan.

Enzim-enzim sitokrom terdapat pada hampir setiap organisme hidup. Salah satunya adalah sitokrom c yang terdiri darirantai polipeptida yang terdiri atas 104 sampai 112 asam amino (tergantung jenis organisme). Pada tahun-tahun belakangan ini telah ditentukan urutan asam amino yang pasti pada sitokrom c dari bergam organisme seperti manusia, kelinci, pinguin raja, ular gerincing, ikan tuna, ngengat dan neurospora. Meskipun terdapat banyak variasi dalam urutan terutama bagi organisme yang diduga berkerabat jauh, ternyata ada juga sejumlah besar persamaanya. 

Urutan asam amino pada manusia berbeda dengan urutan pada monyet rhesus hanya pada satu tempat dalam rantai. Sitokrom c dari tanaman gandum berbeda dari manusia dalam 35 asam amino. Akan tetapi, 35 asam amino lainnya dalam rantai terbukti sama pada setiap spesies yang diuji. Hal ini termasuk satu bagian yang terdiri atas 11 asam amaino yang beruntun (No. 70-80) yang terdapat pada semua organisme yang kita kenal.

Kita mengetahui bagaimana urutan nukleotida dalam molekul DNA yang mengkode urutan asam amino dalam protein. Terdapatnya gen untuk sitokrom c yang begitu banyak mengandung informasi genetik yang sama pada begitu banyak jenis organisme tidak dapat dijelaskan tanpa menggunakan teori evolusi. Jelaslah fenomena ini berti bahwa kita semua mewarisi gen itu dari nenek moyang yang sama, sekalipun dengan akumulasi mutasi.

Alasan yang sama dapat diterapkan pada persamaan biokimia lain diantara organisme-organisme. Studi mengenai urutan asam amino pada hemoglobin mamalia memperlihatkan persamaan yang dekat, terutama pada organisme yang diduga berkerabat dekat. DNA dan RNA terdapat setiap organisme hidup dan sepanjang pengetahuan kita mengandung mekanisme pengkodean hereditas yang sama.

Selanjutnya sebagaian besar vertebrata mempunyai hormon-hormon yang sama atau mirip. Prolaktin misalnya terdapat pada berbagai vertebrata seperti ikan, burung dan mamalia, meskipun fungsinya pada masing-masing berbeda. Hormon diwariskan dari moyang yang sama tetapi dengan fungsi yang berubah sesuai dengan cara kehidupan setiap hewan.

Keseragaman yang mencolok dari susunan biokomia yang mendasari keanekaragaman yang luar biasa dari makluk hidup sulit untuk dijelaskan dengan cara lain kecuali dengan teori evolusi. Diduga molekul-molekul ini terbentuk sangat awal dalam sejarah kehidupan dan hampir semua bentuk kehidupan sekarang mewarisi kemampuan membuat dan menggunakannya.

Jika seseorang menyuntikkan protein serum manusia pada kelinci (kelinci hanya merupakan hewan yang mudah digunakan, hewan apapun juga dapat digunakan), kelinci akan membuat berbagai molekul antibodi yang sangat bervariasi terhadap semua determinan antigen yang asaing baginya. Bila serum darah kelinci yang mengandung antibodi anti human ini dicampur dengan serum manusia dalam tabung reaksi, terbentuklah kompleks antigen-antibodi yang berbentuk endapan. Jumlah endapan yang terbentuk dapat diukur dengan mudah. 

Apa yang membuat reaksi ini menarik sehubungan dengan apa yang kita uraikan ini ialah antibodi antihimun ini juga akan bereaksi dengan serum darah mamalia tertentu, akan tetapi tidak begitu hebat yaitu jumlah endapan yang terbentuk sedikit. Antibpodi antihimun yang dicampur dengan serum manusia, kera, monyet Dunia Lama, monyet Dunia Baru dan babi (masing-masing dalam 5 tabung reaksi yang terpisah) menghasilkan endapan dalam setiap tabung. Akan tetapi, banyaknya endapan yang terbentuk berkurang dari manusia ke babi (hal ini ewrat hubungannya dengan pendapat yang sekarang kita terima mengenai hubungan kekerabatan derajat kita dengan mamalia lain.

Metode ini (disebut serologi perbandingan) tidak saja membenarkan beberapa hubungan evolusi yang telah disetujui, tetapi juga membantu memastikan hubungan, karena bukti –bukti anatomi gagal untuk memberikan jawaban dengan jelas. Misalnya kelinci memperlihatkan beberapa persamaan struktur dengan hewan pengerat, tetapi walaupun demikian mereka diletakkan dalam ordo tersendiri, ialah ordo Lagomorpha. 

Satu alasan penting untuk ini ialah bahwa uji serologi memperlihatkan sedikit afinitas antara kelinci dengan hewan mengerat, malahan kelinci tampaknya berkerabat lebih dekat dengan ungulata berkuku genap seperti babi. Demikian puls iksn paus, secara serologi memperlihatkan hubungan yang lebih dekat dengan ungulata berkuku genap daripada dengan ordo mamalia lainnya. Bahkan protein tumbuhan telah digunakan sebagai antigen dan beberapa teka-teki evolusi dengan teknik ini telah menjadi jelas.


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Distrubusi Makhluk Hidup di Muka Bumi

Pada tahun 1876, penyelidik alam dari Inggris Alfred Wallece (yang terpisah dari Darwin) mengemukakan bahwa daerah-daerah benua di Dunia dapat dibagi menjadi menjadi enam wilayah terpisah dari wilayah utama berdasarkan populasi hewannya (gambar). Keanekaragaman terbanyak dari makluk hidup terdapat di dua wilayah tropis , yaitu Ethiopia (Afrika tropis) dan Oriental (Asia tropis dan pulau-pulau dekat lepas pantai).

Bukti fosil menunjukan bahwa wilayah-wilayah itu kebanyakan tanaman dan vertebrata dominant telah berevolusi., begitu pula wilayah Palearktik Eropa dan Asia Utara sedangkan Amerika Utara ialah wilayah Nearktik. Penyebaran tumbuhan dan hewan ked an melalaui wilayah ini sering dibatasi secara keras oleh beruknya iklim.

Kedua wilayah benua lainnya ialah Neotropis (amerika Selatan) dan Australian (Australia, Delandia Baru dan Irian). kehidupan hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) yang tidak lazim di kedua wilayah ini dapat dijelaskan oleh isolasi intermin yang dialaminya dengan daratan didekatnya. Pada waktu itu wilayah Australia terisolasi, sedangkan wilayah Neotropos mempunyai jembatan dengan wilayah Nearktik selama dua juta tahun terakhir.

Penyebaran tumbuhan dan hewan di pulau-pulau samudra menunjang dengan kuat teori evolusi. Pulau-pulau samudra (misalnya pulau Hawai) adalah yang tidak pernah berhubungan dengan enam wilayah penyebaran dunia. Banyak pulau-pulau itu timbul dari lautan di waktu yang relatif baru (secara geologis). meskipun demikian, semua pulau-pulau tersebut mempunyai kekayaan dan keanekaragaman fauna dan flora. Jika spesies tidak bermutasi, kita akan berharap bahwa semua makluk yang menempati pulau-pulau demikian akan merupakan anggota spesies yang terdapat di benua.

Pada waktu berumur 26 tahun, Darwin mengunjungi sekelompok pulau demikian yaitu pulau Galapagos yang berhadapan dengan Ekuador. Dia menemukan bahwa burung-burung laut disana sama dengan burung-burung pulau-pulau di Pasifik. Namun Darwin juga menemukan tiga belas spesies burung daratan yang tidak dijumpai dimanapun di dunia ini.

Beberapa memiliki paruh yang besar untuk memakan biji, yang lainnya mempunyai paruh yang sesuai untuk memakan insekta. berbagai ukuran. Satu spesies memiliki paruh seperti burung pelatuk dan menggunakannya untuk membuat lubang di kayu. Akan tetapi, burung ini tidak memiliki lidah yang panjang sebagaimana pelatuk yang umum dijumpai yang menggunakan lidah untuk menangkap insekta dari kayu.

Sebagai gantinya burung ini menggunakan duri kaktus yang dipegang pada paruhnya untuk menggali insekta keluar. Dibawah keanekaragaman bentuk luar ini ketigabelas spesies burung ini adalah burung finch. Meskipun salah satu diantaranya lebih mirip warbler. Anatomi dalamnya memperlihatkan hubungan kekerabatan yang sebenarnya.

Dengan demikian kepulauan Galapagos memiliki sekelompok burung yang tidak terdapat dimanapun di dunia. Hal ini merupakan hal yang aneh bagi teori penciptaan. Jauh lebih masuk akal adalah pemikiran Darwin bahwa setiap jenis burung ini adalah hasil keturunan yang mengalami perubahan evolusi dari nenek moyang finch biasa yang secara kebetulan mencapai pulau-pulau tersebut dari daerah asalnya di amerika Selatan.

Kita telah melihat bahwa Darwin mengumpulkan beberapa macam bukti untuk memperkuat pendiriannya bahwa spesies dapat berubah dan merupakan hasil evolusi. Tetapi agaknya tidak ada bukti yang lebih penting bagi logika selain burung finch tersebut.


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Taksonomi pada Tumbuhan dan Hewan

Ilmu taksonomi dimulai jauh sebelum teori evolusi diterima dan sesungguhnya pendiri-pendiri taksonomi ilmiah, Ray dan Linnaeus merupakan penganut paham bahwa spesies itu tidak akan mengalami perubahan.

Ahli-ahli taksonomi sekarang menekankan penamaan dan uraian (deskripsi) spesies sebagai cara menemukan atau menjelaskan hubungan evolusi. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa derajat persamaan tersebut merupakan derajat kekerabatan. Ciri-ciri organisme hidup adalah sedemikian rupa, sehingga dapat dimasukkan dalam suatu skema penggolongan hirarkis yang masing-masing lebih terinci dibandingkan sebelumnya, spesies, genus, ordo, class dan filum.

 Ini dapat dijelaskan paling baik sebagai bukti dari hubungan evolusi. Jika jenis-jenis hewan dan tumbuhan bukan merupakan kerabat karena keturunan evolusioner, maka ciri-cirinya akan mempunyai pola yang kacau dan acak sehingga tidak dapat dibentuk hirarki dalam bentuk skema seperti yang dipelajari dalam taksonomi.

Dari taksonomi dapat diketahui bahwa hewan dan tumbuhan dapat dispesifikasikan dalam berbagi tingkatan, mulai spesies sampai filum. Pengelompokan didasarkan atas kesamaan karakteristik secara umum, tingkatan hirarki dan perbedaan-perbedaan pada organ-orgen tertentu. Hal ini dapat dilakukan sehubungan dengan adanya suatu perbedaan yang gradual. Perbedaan itu menunjukkan keteraturan.

Penggolongan ini juga dimungkinkan karena adanya suatu mata rantai yang hilang yang disebut missing link. Hilangnya tingkatan tertentu ini mungkin disebabkan adanya kepunahan dari spesies tersebut.


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Variabilitas Tumbuhan dan Hewan

Bukti adanya evolusi berdasarkan variabilitas tumbuhan dan hewan, terutama dipelajari pada tumbuhan dan hewan yang dibudidayakan oleh manusia sebagai hasil penelitian. Penelitian-penelitian ditujukan pada tumbuhan dan hewan karena evolusi berlangsung sangat lambat sehingga sulit dilihat oleh manusia. Contoh peristiwa ini dapat dilihat pada tumbuhan kol yang berubah menjadi beberapa varietas. 

Perubahan ini merupakan hasil seleksi buatan manusia dengan cara pemuliaan tanaman. Contoh lainnya adalah pada budidaya hewan, seperti kuda dan sapi. Ada berbagai macam varietas hewan sebagai hasil seleksi buatan manusia. Akibatnya, satu spesies dapat menghasilkan bermacam-macam varietas. Seleksi buatan ini menunjukan tingkat perkembangan suatu jenis menuju kepada pemisahan suatu spesies baru. Namun, seleksi buatan akan mempercepat proses alamiahnya.


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Embriologi Perbandingan

Setiap spesies hewan berasal dari satu zigot. Zigot adalah telur yang sudah dibuahi. Namum, setiap spesies selalu melalui suatu tahapan embrio dengan ciri-ciri yang sama. Bukti embrio menjadi penting evolusi karena perkembangan embrio merupakan pengulangan sejarah evolusi binatang.

Ontogeni adalah perkembangan individu suatu spesies mulai dari telu sampai dewasa. Filogeni adalah perkembangan spesies dalam proses evolusinya. Pada tahap-tahap tertentu, embrio spesies mengulangi evolusi nenek moyangnya. Dengan kata lain, ontogeni merupakan rekapitulasi runutan peristiwa evolusi dalam filogeni.

Sebagai contoh, adanya ekor pada tingkat awal embrio manusia menunjukkan adanya suatu pengulangan dari nenek moyangnya. Catatan fosil menunjukkan bahwa vertebrata air bernapas dengan insang. Bentuk kehidupan ini sudah ada sebelum adanya bentuk kehidupan darat yang bernapas dengan paru-paru.

Berdasarkan waktu urutan kemunculan hewan, mulai dari ikan, amfibia, reptilia, burung sampai mamalia. Amfibia mewakili fase tranisi. Hal ini ditandai adanya perubahan struktur respirasi air menjadi respirasi darat. Persamaan bentuk embrio terdapat juga pada manusia, babi, salamander dan ikan, yaitu pada stadium perkembangan celah insang. Pada fase ini, tangan dan kakinya masih berupa tonjolan dan hanya suatu organ spesifik.


Baca selengkapnya...

Bukti Evolusi Berdasarkan Anatomi Perbandingan

Teori dasar mengenai bukti-bukti evolusi berdasarkan anotomi perbandingan adalah bahwa semua hewan sama, tersusun oleh sel dengan banyak gambaran umum. Jika setiap spesies diciptakan terpisah, hewan bervariasi atau beragam dalam struktur tanpa pola yang konsiten dan tanpa korelasi antara organ-organ yang mempunyai fungsi-fungsi sama. Namun, hewan-hewan yang sekarang ada mempunyai sistem organ yang sama untuk sistem rangka, peredaran darah, percernaan, ekskresi, dan fungsi lainya yang penting.

Contoh kesamaan struktur anggota gerak bagian depan adalah kesamaan pada sayap burung dengan kelelawar, sirip ikan, dengan lumba-lumba, dan kaki depan kuda. Contoh-contoh diatas memperlihatkan bahwa anggota gerak yang serupa tersebut berasal dari bagian yang sama , walaupun digunakan dalam fungsi yang berbeda. Sayap burung digunakan untuk terbang dan sirip ikan untuk berenang. Organ-organ yang memiliki kesamaan struktur, seperti yang telah disinggung  diatas, disebut organ Homolog (homologi).

Jadi organ homolog (homologi) adalah Struktur dasarnya mengalami perkembangan sehingga menimbulkan variasi. Sebaliknya, organ yang struktur dasarnya berlainan tetapi mempunyai fungsi yang sama disebut organ analog (analogi). Contoh organ analog adalah sayap serangga dan sayap bururng. Kedua organ tersebut sama-sama digunakan untuk terbang tetapi struktur dasarnya berbeda.

Disamping itu di alam juga terdapat organ-organ homolog pada beberapa hewan yang tidak jelas fungsinya. Organ seperti ini sering disebut dengan istilah organ vestigial. Organ vestigial adalah organ yang menyusut atau hanya memiliki sebagian fungsi dari organ homolog dari spesies lain yang berkembang baik. Pembedahan pada beberapa Boa constrictor (sejenis ular) dan paus mengungkapkan adanya tulang-tulang yang diduga homolog dengan tulang-tulang pinggul vertebrata yang lainnya. Tampaknya struktur-struktur tersebut tidak berfungsi.

Jika semua spesies diciptakan secara khusus, maka hal ini merupakan perencanaan yang kurang baik untuk memasukkan bagian-bagian organ yang tidak berfungsi. Sebaliknya jika kita mengganggap bahwa ular dan paus berkembang dari moyang berkaki empat maka kita dapat mengerti mengapa sisa-sisa peninggalan evolusi mereka masih ada.

Juga manusia mempunyai organ vestigial demikian. Leburan tulang belakang yang menyusun bagian bawah tulang belakang manusia dianggap sebagai sisa vestigial dari ekor yang dimiliki moyang kita. Kenyataanya kadang-kadang ada bayi lahir dengan ekor pendek. Akan tetapi ekor tersebut dapat dibuang dengan mudah dan cepat.


Baca selengkapnya...

Asal Mula Manusia

Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serangkaian pasangan basa DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5%.

Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.

Beberapa hal yang dianggap sebagai gejala penting dalam evolusi manusia yaitu :

1). Perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.

2). Pengurangan gigi taring. Perbandingan struktur gigi  manusia modern dengan gorilla modern strukturnya hampir mirip, tetapi terdapat perbedaan ukuran gigi taring. Ini terjadi karena perbedaan jenis makanan. (kamnivora-omnivora). Struktur gigi gorila sama dengan manusia purba.

3). Penggerak bipedal (dua kaki) 

4). Perbaikan laring/pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).

Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa sekitar 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik sekitar 15.000 tahun lalu.  


Baca selengkapnya...

Evolusi Manusia

Evolusi Manusia merupakan suatu proses perubahan yang memakan waktu panjang dimana manusia berasal dari nenek moyang seperti kera tak berekor. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa ciri fisik dan tingkah laku manusia telah berubah meningkat, dimana hal tersebut telah berlangsung sejak 6 juta tahun yang lalu.

Salah satu ciri awal yang melukiskan evolusi manusia adalah perubahan pergerakan dimana manusia menjadi berjalan dengan dua kaki lebih dari 4 juta tahun yang lalu. Ciri penting yang lain, perubahan ukuran otak menjadi lebih kompleks dan besar, kemampuan untuk membuat dan menggunakan perkakas, dan kapasitas untuk berkomunikasi lebih baik. Tidak sedikit ditemukan kebudayaan manusia kuno.

Evolusi manusia atau Anthropogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi yang mengenai munculnya Homo sapiens. Ini merupakan subyek yang luas dari penyelidikan ilmiah yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Studi dari evolusi manusia meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik antropologi, linguistik dan genetika. Beberapa typological spesies Homo telah berkembang. Termasuk Homo erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis yang menghuni Eropa, Archaic. Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu.


Baca selengkapnya...

Masa Kenozoikum

Masa kenozoikum ini berlangsung sejak 65 juta tahun lalu - sekarang. Masa Kenozoikum merupkan masa perkembangan mamalia dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi dua yaitu Zaman Tersier dan Zaman Kuarter. Pada zaman Tersier dan Kuarter ini pemunculan dan kepunahan hewan serta tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global.

A. Zaman Tersier (65 juta-1,7 juta tahun lalu)
Zaman ini merupakan zaman perkembangan mamalia dibelahan  dunia yang lain, akan tetapi tidak demikian halnya di Indonesia karena pada zaman ini sebagian kepulauan Indonesia baru terbentuk. Oleh karena itu fosil-fosil yang dijumpai di Indonesia sebagian besar merupakan fosil hewan laut terutama moluska dn foraminifera. Zaman ini dibagi menjadi beberapa kala yaitu :

1. Kala Palosen (65 juta- 56,5 juta tahun lalu), kala ini merupakan awal kemunculan hewan mamalia pemakan rumput, primata, burung dan dicoaster. Kala ini ditandai oleh kegiatan magma yang sanagt intensif, susut laut yang besar dan hujan meteorit. 

2. Kala Eosen (56,5 juta-35,5 juta tahun lalu), pada Kala Eosen ini mamalia mulai berkembang dengan baik, seperti kuda, binatang pengerat (Rodent) dan nenek moyang hewan modern seperti unta, badak, termasuk hiu raksasa (Basilosaurus) dan burung raksasa (Diatryma). Pecahnya Benua Pangea ditandai oleh pergerakan lempeng yaitu benua afrika menabrak Benua Eropa membentuk Alpen, India menabrak Asia membentuk Himalaya. 

3. Kala Oligosen (35,5juta -23,5 juta tahun lalu), pada kala ini mamalia semakin bertambah besar ukurannya. Mamalia modern termasuk gajah pertama muncul. Nenek moyang kucing, Aanjing dan beruang mulai berkembang. Kehidupan laut ditandai dengan munculnya hewan jenis baru seperti kepiting, kerang dan siput. Iklim mendingin, hutan berkurang namun padang rumput meluas disertai dengan pesatnya perkembangan  hewan pemakan rumput. 

4. Kala Miosen (23,5 juta-5,2 juta tahun lalu), kala ini dicirikan oleh padang rumput semakin meluas, oleh karena ini mamalia pemakan rumput berkembang semakin pesat. Kala ini dicirikan oleh munculnya Homonoid (proconsul), lembu, domba dan monyet. 

5. Kala Pliosen (5,2 juta-1,7 juta tahun lalu), pada kala ini muncul hominid yang pertama. Fosil-fosil penciri Kala Pliosen yang ditemukan di Indonesia secara adalah dari kelompok moluska dan foraminifera.

B. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Pada Zaman Kuarter dibelahan dunia dikenal sebagai zaman perkembangan manusia, sedangkan di Indonesia disamping berkembangnya mnusia berkembang juga mamalia. Zaman ini dibagi menjadi dua kala yaitu :

1. Kala Plistosen (1,7 juta tahun –10 ribu tahun lalu), mamalia yang berkembang pada kala ini mempunyai ragam bentuk yang spektakuler, seperti Mammoth, Mastodon, Smilodon (harimau bergigi pedang), Megatherium (kukang tanah raksasa), Beruang Gua, dan lain sebagainya. Kala ini merupakan zaman es terbesar karena ada lima kali pristiwa glasiasi. 

2. Kala Holosen (10 ribu tahun lalu-sekarang), pada kala ini manusia modern milai berkembang.


Baca selengkapnya...