Pengertian Anemia:
Anemia berarti kekurangan eritrosit (sel darah merah). Anemia juga dapat berarti menurunnya jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam darah.
Macam Anemia :
Anemia ada empat macam yaitu :
1). Anemia hemorhagik : Anemi hemorhagik disebabkan oleh pendarahan, sehingga tubuh kehilangan eritrosit secara besar-basaran. Pendarahan dapat disebabkan oleh luka besar, luka lambung, infeksi cacing tambang, dan pendarahan besar-besaran pada saat menstruasi.
2). Anemia aplastik : Anemia aplastik disebabkan oleh perusakan sumsum tulang merah sehingga dapat mengakibatkan fungsi sumsum tulang merah berkurang. Misalnya terjadi pada seseorang yang terpapar radiasi energi tinggi dengan dosis tinggi dan waktu yang cukup lama, obat-obatan, zat kimia, atau toksin.
3). Anemia megaloblastik : Anemia megaloblastik disebabkan disebabkan karena kekurangan vitamin B12, asam folat dan faktor intrisik lainnya dari mukosa lambung.
4). Anemia hemolitik. : Anemia hemolitik berasal dari kata hemolisis yang berarti rusaknya membran eritrosit pada saat melalui kapiler terutama sewaktu melalui limpa. Keadaan eritrosit yang abnormal ini sebagian besar disebabkan oleh faktor keturunan. Anemia hemolitik dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a). Sferositosis herediter : Anemia yang disebabkan oleh ukuran eritrosit yang sangat kecil dengan bentuk yang lebih spheris daripada bentuk bikonkaf. Sel ini mudah pecah pada saat melewati kapiler limpa.
b). Anemia sel bulan sabit : Merupakan penyakit yang diturunkan dan diderita oleh 1% -2% populasi orang kulit hitam. Anemia jenis ini dijumpai 0,3% sampai 1,0% pada orang-orang berkulit hitam di Afrika Barat dan di Amerika. Eritrositnya ternyata mengandung tipe hemoglobin S (HbS) yang disebabkan oleh adanya susunan rantai beta yang abnormal pada Hb tersebut. HbS akan mengendap dan mengkristal pada kadar oksigen rendah sehingga merusak membran eritrosit. Gejala yang ditimbulkan berupa anemia berat dan infarksi (matinya jaringan) dari organ vital.
c). Talasemia atau Anemia Cooley : Merupakan anemia herediter, dimana sel-selnya tidak mampu membentuk rantai polipeptida α dan β dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk hemoglobin. Sistem hemopoiesis akan membentuk eritrosit yang besar dengan Hb yang sedikit atau mikrosit yang rapuh sehingga mudah pecah.
d). Eritroblastosis fetalis : Anemia jenis ini disebabkan oleh pembentukan antibodi yang berasal dari darah ibu yang mempunyai resus negatif jika fetus yang dikandungnya mempunyai resus positif, sehingga eritrosit fetus menjadi rapuh. Keadaan ini mengakibatkan bayi yang dilahirkan menderita anemia yang parah
Faktor-faktor Penyebab Anemi
1). Pendarahan : Anemi yang disebabkan oleh pendarahan sering disebut dengan anemi hemorhagik, dimana tubuh kehilangan eritrosit melalui pendarahan. Pendarahan dapat disebabkan oleh luka besar, luka lambung, dan pendarahan besar-besaran pada saat menstruasi.
2). Kerusakan pada sumsum tulang merah : Perusakan sumsum tulang merah dapat mengakibatkan fungsi sumsum tulang merah berkurang sehingga terjadi anemia aplastik. Misalnya terjadi pada seseorang yang terpapar radiasi energi tinggi dengan dosis tinggi dan waktu yang cukup lama, obat-obatan, zat kimia, atau toksin.
3). Kegagalan pematangan eritrosit : Kegagalan pematangan eritrosit disebabkan karena kekurangan vitamin B12, asam folat dan faktor intrisik lainnya dari mukosa lambung.
4). Faktor keturunan : Pada orang-orang di daerah tertentu memiliki gen yang menyebabkan eritrosit menjadi abnormal misalnya, eritrosit bulan sabit yang mudah pecah jika melewati pembuluh darah yang sempit. Eritrosit yang rapuh ini dapat diturun kepada generasi berikutnya.
Pencegahan Anemia :
a). Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran, daging terutama daging bebek dan lain-lain.
b). Mengkonsumsi makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi seperti apel, nenas, jeruk, sayuran dan lain sebagainya.
c). Mengurangi konsumsi teh atau kopipada saat makan karena jika diminum dengan dosis berlebihan maka zat tanin yang terdapat pada teh dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
d). Menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya untuk mencegah penyakit infeksi oleh cacing yang dapat menyebabkan anemia.
Pengobatan Anemia :
1). Tranfusi darah, tranfusi darah biasanya dilakukan untuk mencegah anemia hemolitik khususnya talasemia. Taranfusi darah dilakukan secara teratur yaitu empat kali dalam sebulan.
2). Transplan sumsum tulang : Transplan sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak akibat radiasi, obat-obatan dan lain-lain.
3). Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi